Mohon tunggu...
Basril Tarigan
Basril Tarigan Mohon Tunggu... Tutor - Simple writer, big dreams.

Simple writer, big dreams.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketel dan Cawan

2 Mei 2019   12:34 Diperbarui: 2 Mei 2019   12:48 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dug.... dug... dug.... dug...
Suara langkah guruku menuju kelas
Penuh karisma ia datang membawa sebuah ketel
Berisi air pengetahuan yang jernih

Dengan penuh semangat ia membawa ketel itu
Dan kamipun siap menerima air pengetahuan
Cawan kami yang kosong sudah tersedia
Di atas meja, buku jadi nampannya

Satu persatu cawan kami diisi
air dari ketel ajaib itu
Tak ada beban di raut wajah guru
Membagi-bagikan semua air yang ia bawa

Kulihat semua teman sekelasku riang menyambutnya
Kami minum bersama dengan sukaria
Bak madu yang manis rasanya air yang dibawa guruku
aku ketagihan ingin meminumnya lagi dan lagi

Jika kami minta tambahkan isi cawan kami
Guruku malah senang dan bangga melayani
Padahal air itu ia dapatkan dari sebuah gunung
Di negeri yang jauh dan puluhan tahun lamanya perjalanan ke sana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun