Mohon tunggu...
Sofyan Basri
Sofyan Basri Mohon Tunggu... Jurnalis - Anak Manusia

Menilai dengan normatif

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mafia Minyak Goreng

22 April 2022   22:00 Diperbarui: 22 April 2022   22:01 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kejaksaan Agung kembali bertaji. Hemm, barangkali. Barusan umumkan informasi penting. Mengungkap mafia minyak goreng. Wah, yang benar ini? Eh institusi ini dulu yang pernah terbakar kantornya kan. Yang katanya karena puting rokok. Eh maksudnya puntung rokok.

Kalau tidak salah. Waktu itu, sedang gencar-gencarnya mengusut kasus Djoko Tjandra. Si pengecut itu. Selama 12 tahun mempermainkan negara-- jadi buronan. Mungkin juga hanya buronan-buronan.

Tapi, biarlah-- itu jadi catatan kecewa. Sekarang, kita patut bersyukur. Jika Kejagung kembali punya nyali. Setidaknya asa untuk percaya APH kembali hidup. Tidak seperti mereka itu disana-- di gedung merah putih. Sibuknya hanya urus moral internal-- tidak becus setelah dipangku kekuasaan. Taek.

Kasus yang diungkap Kejagung ini menarik-- mafia minyak goreng. Mendidih rasanya darah ini. Kalau menyebut minyak goreng. Mau marah meledak-ledak. Tapi bingung mau marah ke siapa. Ke Pak Mendag mah percuma. Ada telinga tapi tidak dipakai. Apalagi jika soal jeritan rakyat.

Marah ke Pak Presiden-- takut. Nanti dikira mau makar-- mau lengserkan Pak Presiden-- cop, tidak ada golok ya Pak. Lagian kalau di demo Pak Presiden kadang kabur-kaburan. Dulu pernah mengaku suka di demo. Eh itu kan dulu ya. Sekarang mah tidak lagi. Pak Presiden lebih suka dialog. Apalagi sama Cipayung Plus.

Kembali ke Kejagung. Katanya, bawahan Pak Mendag yang ditangkap. Bahkan menurut berita-- sudah ditahan. Pak Mendag malu tidak ya? Ini kan anak buahnya. Lagian, aneh juga. Jika anak buah bekerja tanpa melapor ke atasan. Iya kan? Atau jangan-jangan. Inilah yang kemarin Pak Mendag mau ungkap.

Kan kemarin Pak Mendag janji tuh. Mau ungkap mafia minyak goreng. Tapi kemudian tidak dilakukan kan. Apa mungkin Pak Mendag tahu lebih dulu. Jika bawahannya terlibat. Kan lebih aneh lagi. Jika mengungkap mafia tapi kemudian mafia itu adalah bawahan sendiri. Hehehe. Apa kata dunia.

Ada yang merasa lain tidak? Terkait pengungkapan kasus ini. Kan disebut tuh. Jika kasus ini soal mafia minyak goreng. Lalu yang ditangkap kan Pak Dirjen Perdagangan Luar Negeri; Indrasari Wisnu Wardhana. Itu berarti pejabat negara. Tidakkah lain jika kata "mafia" ditujukan ke pejabat pemerintah?

Serius ini. Saya ingin bertanya sekali lagi. Apa tidak aneh? Hemm-- saya jadi berpikir. Apakah gerakan mafia telah berubah? Lebih suka menjadi pejabat-- di tubuh pemerintah. Atau tetap berada di luar zona pemerinah-- seperti sebelum-sebelumnya. Tapi memiliki cengkaraman kuat ke pemerintah.

Jika membuka beberapa catatan. Atau tulisan tentang mafia. Mereka itu lebih dekat kepada kebrutalan-- di luar pemerintah. Dengan kata lain melawan negara. Bukan malah ikut ambil bagian-- itu lebih tepat jika dikata penjilat sih. Pada umumnya kan begitu.

Dalam sebuah buku. Yang ditulis oleh Laode Ida-- Negara Mafia. Keluaran tahun 2010. Pada halam 36. Dituliskan bahwa mafia itu suatu perkumpulan rahasia. Bergerak di bidang kejahatan. Bertentangan dengan hukum. Bahkan lebih sering merugikan masyarakat dan negara.

Jika penjelasan itu dimasukkan ke Pak Dirjen. Barangkali bisa masuk. Terutama soal merugikan masyarakat dan negara. Buktinya masyarakat memang susah. Ketika minyak goreng langka. Harus antri berjam-jam. Bahkan ada sampai meninggal. Negara juga rugi.

Tapi tunggu. Coba ditelisik lebih jauh lagi. Agar lebih spesifik. Kita coba telaah dengan contoh. Ke Italia. Lebih tepatnya ke Sisilia. Sebuah kota dimana mafia tumbuh-- akibat konflik berkepanjangan. Mulai dari bentrok dengan Yunani 734 sebelum masehi. Hingga pendudukan Prancis 1091.

Salah satu mafia yang terkenal dari kota ini yakni Salvatore Riina. Mendapatkan julukan "Binatang". Salah satu godfather yang ditakuti dalam sejarah. Riina menguasai penjualan narkoba. Tidak sedikit pejabat, politisi, dan hakim yang dibunuhnya-- brutal.

Berpindah ke Asia. Tepatnya di Jepang. Ada kelompok mafia bernama Yakuza. Sama dengan mafia Sisilia. Yakuza juga kelompok kriminal. Terorganisir sangat kuat. Jika bekerja mereka tidak segan membunuh. Tidak peduli warga atau pejabat kepolisian-- brutal.

Salah satu Yakuza yang terkenal yakni Satoru Nomura. Dalam sebuah catatan pengadilan di Jepang. Nomura terlibat penembakan pada 1998. Korbannya mantan bos koperasi perikanan. Pada tahun 2012, Nomura juga dituding dibalik penembakan pejabat polisi. Untungnya polisi itu selamat.

Bergeser ke Amerika Selatan. Tepatnya di Kolombia. Seorang Mafia terkenal bernama Pablo Escobar. Namanya sangat melegenda. Tidak hanya di negaranya-- Kolombia. Tapi juga diseluruh dunia. Pablo Escobar juga punya kemiripan dengan mafia lain. Brutal dan pembunuh.

Jika Kejagung menggunakan kata mafia. Pada kasus minyak goreng. Yang kemudian orang yang ditahan adalah pejabat pemerintah. Itu sungguh menggelikan. Sebab rasanya sangat jauh dari kata mafia-- secara asalnya; brutal. Kalau penjilat. Hemm, mungkin agak masuk akal.

Ada sebuah kalimat menarik. Dari Don Vito Corleone. Tokoh fiksi dalam film kriminal terkemuka-- The Godfather. "Aku akan memberinya tawaran yang tidak bisa dia tolak". Sungguh sebuah tawaran yang mengerikan. Barangkali nyawa adalah taruhannya.

Oleh karena itu. Harapan semua orang. Pengungkapan kasus ini tidak boleh berhenti. Hanya pada penjilatnya saja-- si Dirjen. Tapi juga kepada para mafia yang sebenarnya mafia. Tidak ada yang tidak mungkin. Termasuk memenjarakan para mafia itu.

Salvatore Riina meninggal di penjara tahun 2017. Satoru Nomura divonis hukuman mati tahun 2021. Pablo Escobar menyerahkan diri 1992-- tapi kabur dari penjara ditahun yang sama. lalu, tahun 1993, Pablo mati ditembak.

Terbukti bukan jika para mafia bisa ditangkap dan diadili. Untuk itu, dibutuhkan komitmen tinggi dari Kejagung. Agar kasus ini diungkap secara jujur dan adil. Publik tentu dengan senang hati menunggu. Apakah kasus ini awal sekaligus akhir. Atau akan ada episode selanjutnya-- negara tidak boleh kalah dengan para mafia.

#akumencintaimu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun