Gelombang aksi datang menggulung, rakyat, pemuda dan mahasiswa menyatu
Mendengungkan suara satu, melengserkan sudah mesti pada Orde Baru
Ruang terbuka kepada seluruh rakyat untuk memilih Presiden baru
Dengan menjadikan demokrasi sebagai seruan menuju pembaharu
Seoharto turun tahta, digantikan si jenius Habibie dari timur
Bersumpah tanggal 21 Mei dan meninggalkan jabatan 20 Oktober
Dituding sebagai perpanjangan tangan sang diktator
Membuatnya mundur tanpa ada yang terbentur
20 tahun reformasi
Bersuara memang perih, sebab mesti tahan pilu hingga pedih
Lihatlah bagaimana api menyala-nyala pada kampus-kampus yang teduh
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!