Mohon tunggu...
Sofyan Basri
Sofyan Basri Mohon Tunggu... Jurnalis - Anak Manusia

Menilai dengan normatif

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pemuda dan Era Digital

28 Oktober 2017   00:25 Diperbarui: 28 Oktober 2017   02:09 4948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan terbaru adalah Mobile Legend (ML). Game on line ini hampir sama dengan game on line generasi sebelumnya. Membuat candu dan menjadikan para gamers heboh dengan dunianya. Baiknya, akibat dari game ini belum pernah saya dapatkan hingga terjadi kecelakaan dan lain-lain. Entahlah jika saya kurang up to date dengan hal ini.

Terus terang, ketiga game on line tersebut tidak pernah saya mainkan hingga saat ini. Alasannya, cukup sederhana saja yakni tidak produktif. Bayangkan saja, jika memainkan game tersebut dengan waktu yang cukup lama, misalnya satu jam, dua jam, atau bahkan bisa sampai sepuluh jam dalam sehari-semalam.

Jika waktu sedemikian banyak itu digunakan untuk membaca, menulis, berinteraksi dengan tetangga, berdiskusi, olahraga, atau bahkan menanyakan kabar keluarga terutama orang tua bagi para pelancong kehidupan itu akan sangat menyenangkan, bahkan sangat membahagiakan.

Bagi saya, game online ini secara filosofis telah keluar dari esensinya sebagai hiburan. Karena, game ini selain karena menghabiskan waktu yang kurang penting, juga dapat merontokkan kantong untuk membeli kuota. haha. Entahlah, saya kira ini adalah logika pikiran sederhana, dan semua orang berhak mengekspresikan opininya.

Momentum Pemuda

Dengan berbagai fitur dan segala keelokannya, teknologi hadir menjadi jamur yang mewabah dan liar untuk dikendalikan. Apalagi, diera zaman yang disebut milenial attau generasi Z ini dituntut untuk up to date, instan, mode, tren, hingga aktif bermedia sosial.

Dengan demikian, pemuda saat ini mesti mengikuti zamannya. Sebab lingkungan yang berubah drastis itu mesti ditanggapi dengan bijak dengan berpikir dan merasakan atas perubahan yang ada. Atau bahkan, kadang kita mesti melakukan sesuatu hal yang tidak biasanya, yakni berpikir dengan hati dan merasakan dengan pikiran.

Olehnya itu, pemuda tak boleh lengah atas capaian teknologi yang dapat berubah begitu cepatnya. Pemuda harus hadir dari sisi yang lain untuk bermanuver atau bahkan melakukan terobosan-terobosan baru dalam melakukan adaptasi dengan perubahan teknologi.

Jika tidak demikian, maka negara dan bangsa ini yang berharap kepada kaum muda untuk mencapai Indonesia Emas tahun 2045 hanya isapan jempol belaka. Butuh kerja keras, kerja nyata dalam menggembleng harkat dan martabat diri kedalam jiwa untuk melakukan tindakan-tindakan kecil yang bisa dipetik dimasa depan.

Sebab pemuda adalah cahaya impian dimasa depan, maka hendaklah mengampil peran dalam berbagai hal. Tidak boleh diam dengan merasa puas atas capaian hari ini, tapi mesti merasakan indahnya masa depan. Bahkan, tidak boleh terninabobokkan oleh kenikmatan hari ini, sebab kadang kesuksesan datang ketika berani keluar dari zona nyaman.

Salah satunya adalah mengambil peran dalam politik. Sebab kita tahu bersama, tahun ini adalah tahun politik di Indonesia hingga tahun 2019 mendatang. Tentu politik dengan cara-cara yang dibenarkan. Sebab dalam politik sangat erat dan dekat dengan kepentingan sehingga bekalilah diri dengan aturan yang sesuai dengan konstitusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun