Mohon tunggu...
Bas OK
Bas OK Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis Sejati

penulis lepas dari berbagai keteraturan baku

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

M Nizar Rahmatu Sang Pionir Olahraga dari Timur

13 Mei 2023   13:19 Diperbarui: 13 Mei 2023   13:22 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

M Nizar Rahmatu adalah salah satu tokoh pemuda yang memiliki gaya kepemimpinan visioner dan berpikir out of the box. Lahir dari trah  keluarga yang menghasilkan banyak tokoh besar pada 28 Juni 1974. 

Ditengah kesibukannya sebagai Ketum KONI Provinsi Sulteng, Robby sapaan akrabnya, acapkali memanfaatkan waktu luangnya bersama teman-temannya. Berkumpul bukan sekedar minum kopi, makan dan bersenang-senang. Tetapi ia selalu mengingatkan waktu kita semakin singkat, maka dari itu bangunlah persaudaraan. Perbanyak silaturrahim. Jagalah persaudaraan, meskipun ada hal yang berbeda, karena perbedaan adalah keniscayaan dan rahmat Allah.

Persahabatan dan persaudaraan, menjadi prinsip hidupnya, dengan menerima kekurangan dan kelebihan dari orang lain, bahwa satu keburukan teman, bukan berarti hilang sembilan kebaikannya. Dengan melihat kebaikan teman, siapa tahu mereka akan menjadi penolong di akhirat kelak.

Alumni Magister Administrasi Publik Universitas Tadulako (Untad) ini, mengartikulasikan umur seperti es batu. Dipakai atau tidak, akan tetap mencair dan berakhir. Begitu juga dengan umur. Digunakan atau tidak digunakan, umur kita akan tetap berkurang, dan akhirnya kembali kehadirat Tuhan.

Untuk itu, ia menyarankan agar mulai menanam pohon sejuk di dalam diri. Sebab persoalan waktu, ibarat pohon, akan kering dan gersang. Maka, harus disirami dengan air kesejukan sehingga masa tua akan diikuti oleh ketenangan yang menyejukkan jiwa.

Benih yang dihasilkan akan sangat sehat untuk raga dan jiwa. Lahiriah dan rohaniah. Oleh karena itu Wasekjen PB Ansor Pusat ini menilai penting sekali mengelilingi diri dengan orang-orang yang bisa melihat setitik cahaya dalam diri kita. Sehingga kita tidak bersaing secara be3rlebihan. Tidak mengkritik, menggunakan bibir dan lidah dengan kata-kata pedas. Lebih bagus lagi kalau bisa saling menghormati di tengah perbedaan-perbedaan yang ada.

Setelah yakin benihnya ditanam dilahan yang subur, ingat juga menyiraminya setiap hari. Intinya sederhana, selalu sempatkan melakukan sesuatu yang membuat jiwa bahagia.

Sebagai Ketum KONI, Nizar Rahmatu, kerapkali mengumandangkan, empat variabel dalam membangun dan memajukan olahraga di daerah. Pertama penataan organisasi, ketersediaan sumber daya manusia, ketersediaan sarana prasana serta keempat menyangkut pendanaan.

Karena baginya mengelola olahraga tidak hanya mengejar prestasi, namum ada makna yang terkandung didalamnya yakni mulia di mata Allah. Olaharaga ini menyangkut harkat, marbat dan harga diri.

Pribadi yang low profil dan bersahaja ini

tak pernah lekang dalam membangun komunikasi baik dengan pengurus KONI Kabupaten/ kota maupun dengan pengurus provinsi cabang olahraga. Semua dilakukan demi kemajuan dan raihan prestasi bagi daerah ini.

Tanda-tanda kalau benihnya sudah tersirami secara cukup, bertumbuh secara sehat, ada sejumlah daun kejiwaan yang mulai muncul di dalam diri sebagai bekal semangat memacu prestasi.

Sebab dalam peradigma berpikir, Nizar Rahmatu merasa yakin siapa saja yang tekun merawat pohon di dalam diri seperti ini, suatu hari ia akan berbunga, dan kemudian bunga menghasilkan buah prestasi yang pantastis.

Meminjam salah satu warisan pendiri bela diri Aikido Morihei Ueshiba, ada banyak jalan menuju puncak gunung Fuji. Tapi hanya ada satu puncak, yakni cinta kasih. Yang ia maksud adalah cinta kasih pada setiap cabang olahraga apa saja yang berhimpun dalam wadah KONI Sulteng.

Mulanya Nizar Rahmatu diremehkan, direndahkan bahkan dicemooh akan bisa menakhodai KONI, ia dianggap wajah baru yang tidak berpengalaman dalam memanage keolahragaan di daerah ini. Apalagi selama ini, Ketum- ketum KONI Sulteng sebelumnya selalu dijabat oleh mantan pejabat birokrasi.  

Terpilihnya Nizar melalui Musprov yang demokratis tentunya membuat pening beberapa pihak. Sesaat sebelum pemungutan suara beredar dollar dan rupiah di arena Musprov., Eksekusinya terang- terangan dengan mata telanjang untuk menggait pemilik suara. Namun apapun itu, dewi fortuna tetap perpihak kepada Ketua Pengprov POBSI Sulteng. Bahkan sebelumnya, serangan terhadap Nizar begitu masif, termasuk isyu receh soal kriminalisasi hukum terhadap dirinya pun dihembuskan. Namun Nizar tetap tegar. Ketum Barigade Sulteng ini berprinsif, meski dirinya direndahkan tidak mungkin jadi sampah dan disanjung tidak mungkin jadi rembulan. Nizar adalah Robby salah satu sosok pemimpin muda yang tidak suka memukul, namun merangkul lawan. Nizar yang awalnya diragukan, ternyata mampu menciptakan gebrakan gebrakan baru untuk kemajuan olahraga.

Tidak heran jika kawan-kawannya pun salut akan sikap, prinsif dan ketegaran jiwanya. Nizar adalah sosok petarung yang tak kenal kata menyerah.

Sejak dipimpin Nizar Rahmatu, KONI Sulteng terus berbenah dan menjadi lebih dinamis. Memiliki program kerja yang jelas. Bahkan saat ini kondisi Kesektariatan jadi lebih layak, administrasi organisasi tertata rapih. Tak heran jika kemudian pengurus menjadi lebih aktif di organisasi. Dalam menata KONI, Nizar keluar dari pakem lama yang monoton, stagnan dan miskin ide. Berbagai terobosan dan langkah nyata dilakukan. Imbasnya geliat olahraga di bumi tadulako menjadi segmen prioritas yang terus digelorakan. 

Nizar juga memberikan garansi, jika melalui olahraga ada harapan, asa dan masa depan bagi patriot-patriotnya. 

Sejak di daulat sebagai Ketum KONI pada 27 Juni 2021, maka saat itulah tonggak sejarah kebangkitan olahraga dimulakan. Ambisinya cukup besar. Tekadnya kuat. Sulteng harus keluar dari zona juru kunci di ajang multy event Pekan Olahraga Nasional (PON). Harapan itu diwujudkan saat pelaksanaan PON XX Papua 2021, meski baru seumur jagung menjabat, ditengah masa pandemi Covid-19. Kontingen Sulteng sukses menorehkan sejarah baru dengan mempersembahkan 12 keping medali, 1 emas, 5 perak dan 6 perunggu. Capaian prestasi yang baru pertama kali disandang daerah ini selama mengikuti event olahraga terakbar di negeri ini. 

Membangun kejayaan dan prestasi olahraga di Provinsi Sulteng harus menjadi tujuan para pengurus KONI. Pengurus KONI harus bisa menghantarkan atletnya meraih prestasi tertinggi agar bisa membawa harum nama daerah.

Prestasi olahraga Sulteng harus bergema pada setiap perhelatan akbar kegiatan olahraga. Harus diakui untuk menggapai impian tersebut tidak mudah dan harus kerja keras.

Menurutnya, tidak cukup dengan program pembinaan atlet semata, tetapi dukungan peralatan, latihan, serta ketersediaan biaya merupakan hal yang sangat penting.

Pengurus harus bisa membesarkan KONI bukan berpikir ikut besar di KONI, sehingga menjadi daya dorong yang kuat untuk membangkitkan olahraga.

Nizar memberi warna baru bagi dunia olahraga di Sulteng. Geraknya cepat, menyusun kerangka kerja menjadi bagian utuh organisasi yang kemudian di implementasikan kedalam kerja- kerja kelembagaan.

Langkah perubahan di susun. bersama orang- orang yang di yakini dan percaya mau berbuat untuk olahraga. Ia mampu menempatkan dan memposisikan orang sesuai dengan kapasitasnya. Nizar tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang perlu dilakukan.

Nizar selalu mengingatkan di banyak momen kesempatan, bahwa tidak hanya soal olahraga saja, tapi soal lainnya adalah bagaimana menata manejemen olahraga di daerah bisa menjadi maju dan dapat berkembang.

Dalam memimpin Nizar mau menerima masukan dari orang lain. Ia terbuka dengan siapa saja. Di Sekretariat sekarang komposisinya berasal dari berbagai kalangan, ada juga yang di periode lalu diajak kembali masuk. Menurut Nizar yang terpenting mau bekerja.

Salah satu tentang sosok Nizar Rahmatu, ia sangat disiplin dan komitmen dengan apa yang sudah dikatakan. Termasuk jika sudah menjadwalkan sesuatu pasti tepat waktu. Salah satu cermin kepribadian, Nizar berpendapat jika ingin mensejahterakan masyarakat, maka sejahtetakan dulu orang disekitar. Omong kosong kita ingin mensejahterakan masyarakat, tapi tidak peduli dengan orang-orang disekitat kita.

Menyusun gagasan lewat tindakan, ternyata itu tidak semulus apa yang dipikirikan. Tapi pada dasarnya ia terus bergerak. Ia mulai mengatur ritme dengan mengumpulkan sumber daya manusia yang mumpuni dibidangnya, lalu merangkul kembali mereka yang tidak dilibatkan dalam urusan olahraga kemudian mengelolah manejemen kelembagaan KONI Sulteng dengan sistem manejemen modern dan terbuka. Kini olahraga di Sulteng mulai bergerak laju, meninggalkan mereka yang hanya memanfaatkan olahraga sebagai penghidupan bukan sebagai tanggungjawab.

Dikalangan keluaga Nizar adalah sosok egaliter, memperlakukan satu sama lain dengan setara. Hatinya begitu lembut namun tegas. Tampak dari sikapnya yang perhatian dan penyayang. Tak heran banyak keluarga menyebut beliau sebagai sosok familiar, tak pernah menjaga jarak dengan siapapun, baik usia, kedudukan, maupun kemampuan. 

Ia selalu perpegang pada pesan mendiang ibunya untuk tidak menjadi seorang yang tinggi hati sekaligus rendah diri. Pesan ibunya " Menunduk tapi jangan terlalu menunduk, mendongkak tapi jangan terlalu mendongkak". 

Di usia 6 tahun, Nizar ditinggalkan ayah tercinta Zainudin K Rahmatu. Ia bersama tiga adik perempuannya Wiwi, Riri dan Ayu hanya dibesarkan oleh Ibunya Suarni T Abdullah. 

Dimata Nizar, ibunya yang bekerja disalah satu Perusahaan Asuransi adalah sosok wanita yang sabar, tangguh dan rendah diri, namun selalu dirindukan. 

Ia tak pernah mengeluh dalam membesar anak-anaknya. Ia merupakan sosok ibu yang gigih dalam segala hal apapun, seperti ibadah ia tidak pernah tinggalkan kewajibannya. Ibunya merupakan sosok orang yang gigih dalam mencari pencaharian untuk kehidupan dan men- sekolahkan anak-anaknya agar bisa mewujudkan cita-citanya.

Namun saat usianya menginjak remaja ibunya meninggal dunia. Kala itu Nizar baru tamat Sekolah Menengah Atas (SMA).

Sejak kecil Nizar dan adik-adiknya sudah diajarkan kehidupan yang harus bisa survive, kita didik manja dan tidak ditinggalkan harta orang tua. Makanya ia tak pernah menyangka bisa menyelesaikan S1 dan S2.

" Alhamdulillah, Mama saya sudah sarjana," aku Nizar dengan linangan air mata saat mengunjungi pusara Ibunya usai menyelesaikan study S2.

Ada banyak hal yang beliau berikan untuk kami. Saat kami masih kecil, beliau memberikan hampir seluruh waktu dan tenaganya untuk mengurus keluarga dan mengurus rumah. Setiap pagi, saat aku bangun, beliau pasti telah bangun dan mulai menyiapkan sarapan untuk kami. Beliau memasakkan air hangat untuk kami mandi, menyiapkan seragam sekolah untuk kami dan tak lupa menyediakan bekal untuk kami.

Saat aku pulang sekolah, pasti selalu ada makanan yang terhidang untuk kami. Beliau juga mengajariku membaca, berhitung dan menggambar di rumah dengan lembut dan sabar. Beliau mengajariku bagaimana berbicara dan bersikap sopan sesuai dengan tata krama. Beliau mengajariku untuk punya cita-cita yang tinggi. Ibuku, beliau mengajariku banyak hal.

Ibuku adalah pahlawan dalam hidupku. Sosok yang mewujudkan mimpiku untuk memperoleh pendidikan tinggi di tengah keterbatasan ekonomi. Segala pencapaianku saat ini, peran sertaku untuk daerah ini, tak akan pernah terwujud tanpa pengorbanan yang dilakukan dan diberikan oleh ibuku.

Sebelum menjabat Ketum KONI, Nizar adalah seorang pengusaha yang bergerak dibidang property dan jasa konstruksi. Beliau Dirut PT Pariwara Adhi Guna. Dirut PT Lintas Samudra Membangun, Dirut CV Siavu Putra dan Dirut CV EN Palu. Bahkan berkat perangainya yang supel, Nizar pernah pula berkecimpung di berbagai organisasi profesi dan kemasyarakatan. Seperti misalkan, Pimpinan Pusat Real Estate Republik Indonesia. Pengurus HIPMI Sulteng, hingga menjabat Wakil Ketua Umum KADIN Sulteng bidang ESDM dam Ristek. Tidak hanya itu di bidang politik , Nizar juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPD PDI-P Sulteng.

Sebagai salah satu tokoh peraih penghargaan Inisiator Olahraga Indonesia dari SIWO PWI Pusat, Nizar mengakui kesuksesan dan capaian ini tidak lepas dari belaian mesra serta campur tangan wanita hebat yang selalu disampingnya Emy Ilfat Deu.

Nizar memamg sering melempar pujian untuk istrinya yang hebat. Saya tidak akan bisa melakukan apapun yang seperti saya lakukan sekarang tanpa Emy Deu. Bagi Nizar, sang istri bukan cuma perempuan idaman yang hebat, tapi juga batu karang baginya. Karena ia mengandalkannya dalam banyak hal. 

Esensi dari semua ini ketika kita menikahi orang yang menjadi pilihan kita, kita akan berbagi banyak hal. Berbagi dukungan, berbagi semangat, dan hal-hal yang lain. Karena itu sebenarnya bukan cuma istri hebat di balik kesuksesan suami, tapi ada suami hebat juga di balik kesuksesan istri. Karena bagaimanapun kesuksesan itu bisa didapat dengan dukungan dari pasangan, baik secara langsung atau tidak langsung.

Dari pernikahan ini, Nizar dan Emy dikarnuai dua putri cantik, Elni Delfina Maura Rahmatu dan Adinda Ayudia Kirana Rahmatu.

Sayangi istri anda sebagai perhiasan dunia. Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam, bukan dari kepalanya untuk jadi atasannya. Bukan pula dari kakinya untuk dijadikan bawahan atau alasnya. Melainkan dari sisinya untuk menjadi teman, dekat dengan lengan untuk dilindungi dan dekat dengan hati untuk dicintai. *****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun