KONI Sulteng berhimpun 54 induk organisasi cabor yang terdaftar. Diantaranya terdapat 24 cabor yang berhasil lolos PON Papua. Diantaranya 9 cabor yang mempersembahkan medali PON XX Papua.
Perlu duduk bersama pemangku kepentingan olahraga di Sulteng diantaranya Dispora yang membawahi PPLP. Kemudian Bapomi (Mahasiswa), Bapopsi (pelajar), , serta KONI yang membawahi induk olahraga prestasi, Gubernur bersama dengan DPRD Provinsi.
Dengan hadirnya DPRD selaku mandataris rakyat (termasuk atlet) agar tidak kaget jika ada usulan pembiayaan prestasi olahraga. Lebih khusus lagi dalam mendesain tentang Desain Besar Olahraga Daerah (DBOD) yang jelas amanah dari UU No 11 tahun 2022 tentang Keolahragaan.
Semua lembaga bertanggung jawab atas masing-masing event, dimulai dari Popnas sebagai evaluasi olahraga antar pelajar, Pomnas evaluasi olahraga untuk mahasiswa. Untuk level profesional dimulai dari Kejurkab/ Kejurkot dimulai dari tingkat paling bawah yaitu kabupaten dan kota, berlanjut ke Kejurprov dan Kejurnas. Ujung dari evaluasi pembinaan prestasi di Indonesia yaitu PON hingga olimpiade.
Perlu duduk Bersama semua stakeholder menjawab kebutuhan olahraga, fasilitas yang belum ada seperti wisma atlet, GOR, penataan organisasi, serta SDM wasit pelatih dan atlet dan anggaranya. 4 pilar olahraga yang sering didengungkan oleh Ketua Umum KONI Sulteng M Nizar Rahmatu dalam setiap kesempatan. Mustahil omong kosong mencapai puncak prestasi tanpa empat hal ini. Seperti itu.
Salam Olahraga, Pakaroso. Semoga olahraga di Bumi Seribu Megalit ini semakin baik. Sekian (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H