PALU- Pengurus Provinsi (Pengprov) PBSI Sulawesi Tengah (Sulteng) menyelenggarakan Pelatihan Pelatih Badminton World Federation (BWF) level 1 di Palu, Rabu (23/3), dibuka oleh Wakil Ketua Umum KONI Sulteng Alhizam Lamadau.
Pelatihan BWF ini merupakan kali pertama pelatihan berlisensi internasional yang digelar PBSI Sulteng. PBSI Sulteng mengundang pemateri dari Badminton Asia Confederation (BAC) yang dihadiri Muhammad Andy Ardiansyah dan juga pemateri dari Pengurus Pusat PBSI Prof Felix Sugiyanto serta Ricky Soebagdja.
Ketua Umum PBSI Sulteng Ir Gufran Ahmad mengatakan kegiatan pelatihan pelatih sebagai bentuk pemerataan pelatih berlisensi di seluruh wilayah Sulawesi Tengah. Karena terbatasnya kuota hanya 18 orang, serta standar PBSI betul betul ketat dan tak bisa main-main, Ia berharap seluruh peserta bisa lulus dalam pelatihan ini.
 "13 kabupaten pengurus PBSI hampir semua ada wakilnya, saya berharap semua pelatih yang punya lisensi BWf itu ada semua di kabupaten se Sulteng," kata Gufran.
Pelatihan pelatih ini program kerja pertama PBSI Sulteng meskipun belum dilantik setelah Musyawarah Provinsi PBSI. Pelatihan ini mendapat respon dari pelatih dari beberapa kabupaten bahkan karena terbatasnya kuota, banyak pelatih bulutangkis di kabupaten yang harus bersabar mengikuti pelatihan BWF di kemudian hari.
"Ini program kerja Pengprov tapi setahun sekali dilaksanakan sesuai regulasi PB. Kegiatan ini juga yang pertama PBSI pasca terbentuk meski belum dilantik. Kita berharap pelatihan pelatih ini secara kontinyu dilaksanakan tapi karena dari pusat hanya satu kali disupport. Nanti ini kita komunikasikan," kata Gufran.
M Ardiansyah selaku pemateri BAC Â mengatakan pelatihan BWF level 1 merupakan pelatihan yang diakui BWF selaku induk olahraga bulutangkis dunia. Pola pelatihan BWF di Indonesia pun sama dengan pola pelatihan di luar negeri.
"Kepelatihan BWF lv 1 adalah kepelatihan yang didukung kebijakan langsung BWF ke seluruh Negara di dunia termasuk Asia. Melalui pelatihan ini kita harapkan supaya pelatih-pelatih bisa mendapatkan ilmu dan juga mendapatkan satu struktur dalam cara menyampaikan latihan kepada atletnya," kata Ardiansyah.
Sementara itu Wakil Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulawesi Tengah, Alhizam mengapresiasi PBSI Sulteng.
"Mengurus olahraga lebih banyak ruginya daripada untungnya. Tapi mengurus olahraga adalah sesuatu hal yang bermartabat. Sehingga pelatihan pelatih Ini kita harapkan membuat masyarakat semakin semangat dan mencintai Bulutangkis. Kegiatan ini sangat mendasar dalam hal pembinaan atlet. Dengan tersedianya pelatih  berlisensi tentunya meningkatkan kualitas atlet daerah, Insya Allah semakin baik," ujar Alhizam.
Diketahui sebanyak 18 peserta mengikuti Pelatihan Pelatih Level 1 BWF. Dari 18 peserta ini, terdapat Nitya Krishinda Maheswari, pebulutangkis pelatnas putri era 2009-2016. Nitya pernah  memenangkan gelar BWF Superseries pertamanya pada Korea Terbuka 2015. Disusul gelar Singapura Terbuka pada tahun 2016. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H