Aku selalu bertanya-tanya
Dari manakah datangnya salju
Benda putih melayang-layang seperti kapas itu
Seolah-olah muncul begitu saja, entah dari mana
Tanya itu selalu muncul kala aku menyaksikan air yang karena suhu sedemikian rupa berubah menjadi butiran-butiran kristal. Saat ini ketika aku duduk di sebuah ruangan, dari balik jendela aku saksikan kembali di luar sana, si putih - bersih - menari-nari mengikuti irama yang ditiupkan angin, hingga akhirnya lunglai dan jatuh di halaman.
Ia menutupi segala yang ia temui, hingga yang tampak hanya warna putih seperti tumpukan bulu angsa.
Pohon cemara yang berjejer pun tak luput dari dekapannya.
Cemara-cemara itu tak merasa terganggu, bahkan seolah-olah membuka dahan-dahannya laksana tangan yang menyambut dekapan hangat. Cemara dan salju, aku jadi teringat lukisan-lukisan pada almanac menjelang tahun baru.
Hari ini salju turun begitu lebat. Tapi bagaimana kah cara menentukan lebatnya salju? Ia tak seperti hujan yang menimbulkan suara bergemuruh. Salju tidak langsung menghunjam ke bumi, tapi menari-nari sebelum akhirnya mendekap persada, tanpa suara...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H