Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pak Edhy, Kenapa Duit Receh Diurusin?

26 November 2020   21:08 Diperbarui: 26 November 2020   21:31 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dear Pak Edhy,

Saya seriusan ga ngerti dengan bagaimana pola pikir Anda, Istri dan rombongan.

Ya mungkin kalau di rombongan sepertinya sih memang ada yang "sengaja" membuat anda nyaman dan lupa pasang kuda kuda.  

Malah jadi bertanya-tanya, apa yang mereka campurkan ke kopi mu setiap hari sehingga bisa teledor begini? Apa karena itu malah datangnya dari orang deket dan arahan yang harus di ikuti sehingga ga sempat untuk menganalisa kondisi yang super konyol ini?

Sesuai data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik, di masa pandemi di mana hampir semua lini usaha seperti lumpuh, kran ekspor benur Lobster justru tumbuh gila-gilaan.

Setelah Kementrian Kelautan dan Perikanan memberikan ijin ekspor terkait kepada 26 Perusahaan, dan Pak Edhy sendiri yang menyatakan bahwa akan bertambah menjadi sekitar 31 perusahaan lagi, BPS membukukan kenaikan ekspor sebesar  75,20 % pada Agustus apabila dibandingkan dengan bulan Juli, dan apabila dihitung dari kuantitas , naik sebesar 135,66 % dari bulan Juni.

Padahal yang baru digarap baru pasar yang deket aja nih, belum maksimal. Masih sebatas Taiwan dan Vietnam aja.  

Ya dengan pertimbangan bahwa anda masih setemgah setengah mikirin tentang konservasi dan laim hal seperti keberlangsungan dan kesebangan stok dan yang jangan lupa kekayaan alm sendiri, ya upaya nya bisa dibilang lumayan.

Kan harusnya belajar dulu di Hawaii tentang ini semua baru jualan ya? Bukan yang penting jual dulu baru belajar. Atau mungkin harus nyari modal dulu buat belajar, telur dulu atau ayam dulu masih oke lah.  Secara bisnis masih layak.

Beberapa kali ngikutin pro dan kontra ekspor benur lobster ini dan apa yang benar benar anda sudah lakukan ke Nelayan, KKP masih terlihat lebih pro ke mereka pengusaha menengah korporasi dengan lobi politik mereka terkait kebijakan ketimbang ngurusin yang mina tani beneran.

Ok lah KKP dengan program comm dev ada program siaga covid ,permodalan dan lain hal.  Tapi arah dan fokus ke investasi korporasi tetap kental. Meski demikian, sejatinya itu tetap sesuatu yang respectfully, masih bisa terlihat baik.

Kita harus bantu Bu Sri Mulyani.

Kemudian, ada kasus ini. Setelah sebelumnya  ada keluhan tentang aturan (seakan) monopoli untuk memakai jasa pengiriman yang seakan hanya bisa di fasilitasi oleh  PT Aero Citra Kargo saja.  

Dasar KPK melakukan OTT adalah adanya transfer terkait gratifikasi penunjukan pekerjaan terkait pengiriman menggunakan jasa dari Aero Citra Kargo.

Di berita mainstream di sebutkan bahwa Suharjito dari PT Dua Putra Perkasa lah yang melakukan lobi supaya fasilitas ini diberikan.

Ya sementara netizen hanya hisa mengiyakan aja deh tapi kan kita ga bodoh bodoh amat kok.

Dua Putra Perkasa kan core business nya adalah produsen, distribusi, dan juga merambah bahkan ke peternakan live stock  skala besar dan juga ke pembenihan udang tipe vannamei kan?

Anda juga butuh kerjasama di cold storage mereka, pasar dan profesionalitas mereka sebagai mitra. Butuh masukan dari mereka jelas karena ini bukan bidang anda.

Kalau mau ditangkap ya sekalian dong jajaran direksi dan komisaris yang lain juga. Dimana disitu juga masih ada rekan anda juga, meski sekedar dipasang jadi Mbak Kasir perusahaan.

Makin tidak sehat lagi saat melihat yang  duduk di PT Aero Citra Kargo, perusahaan yang baru berdiri tahun 2014 , dan salah satu yang duduk disana  juga dari pekarangan yang sama kan, Pak Edhy?

Dari sekian banyak nama yang menyebutkan nama Bapak, Edhy Prabowo, lainnya adalah Safri sebagai Stafsus Menteri KKP; Andreau Pribadi Misanta sebagai Stafsus Menteri KKP, kemudian Ainul Faqih sebagai staf khusus Istri Menteri KKP  dan Bapak Amiril Mukminin sebagai Sespri KKP.

Kemudian disebut Siswadi  sebagai Pengurus PT Aero Citra Kargo.
Ada yang malu malu nih disini. Mana nama Ahmad Bahtiar yang di awal berita disebutkan kemudian secara perlahan menghilang?

Perusahaan baru berdiri tahun 2014 kok udah difasilitasi tunggal.  Dan transferan dana yang masuk dari entah itu Aero Citra Kargo atau Dua Putra Perkasa , sekedar dipantau saja oleh temen temen KPK.

Sampai anda memakai buat hal gak penting saat membeli Rolex, tas Hermes dan sekedar Old Navy.

Kemudian buzzer dan yang lain pun bekerja.  Menutup laman Dua Putra , menghilangkan keterkaitan satu dan lain hal, termasuk lagi lagi sok sok an nanya Harun Masiku dimana dan nyebutin PDIP sebagai Partai yang Korup karena Andreau Pribadi Misanta juga berasal dari sana.

Mau ngegiring lagi berusaha supaya orang out of focus di sini dengan lagu lagu keberpihakan basi.
Berusaha kembali membenturkan kami yang wong cilik ini dengan giringan kebencian komunal subyektif karena itu cara yang paling murah untuk mengkaburkan.

Bosen tauk, Bambang.  Kebanyakan sudah pinter untuk tahu bahwa di Politik itu ga ada lawan atau kawan yang abadi, karena makan siang itu gak gratis.

Jejak digital tidak semudah itu di hilangkan. Ada beberapa "mitra" yang sudah anda kecewakan dengan model diem diem nyari peluang di margin 1.500 untuk harga perkilo yang harus dibayarkan mereka saat mau ekspor lewat Aero Citra Kargo.  Padahal beberapa dari mereka biasa bayar hanya di harga 300 an per kilo.

Mungkin mereka benar benar kesal dengan cara yang ga adab ini, mungkin juga memang anda sengaja dibenturkan, supaya kalau semua sudah agak tertata, ya tinggal jalanin aja.  Atau mereka juga bisa saja membiarkan dulu supaya kasus ini ramai dan mereka akan bergerak secara diam diam.

Gak yang ini, gak yang melibatkan playboy playboy Garuda kok grup nya ya masih saja seputar komoditi itu juga ya.

Ya Daging sapi, ya ikan, ya beras, ya garem. Hal seperti itu lah.

Toh potensi bukan hanya di lobster, RUU ciker yang terkait ini udah ditandatangani, hanya perkara teknis aja yang ngurangin margin mereka kan?

Melihat hal kek begini, retorika tentang RUU yang " memudahkan, satu pintu dan lainnnya" semacam kecap nomer satu yang gak ada artinya lagi.  Dan kalau diam diam ini bisa berjalan di KKP, tentu ditempat lain juga bisa kan?

Buat yang sudah sibuk berteori tentang "Pinternya Jokowi" dalam menyingkirkan oposisi dan segala macem kebanggaan semu itu mohon jangan terlalu gembira dulu.

Potret miring tentang hal seperti ini masih kejadian dan setiap hari berlangsung di sana.  Ada yang kena, banyak yang enggak.

Makanya jangan musuhan sendiri sesama anak Bangsa.  Mereka itu musuh kita yang sebenarnya.

Bravo KPK.  Tenggelamkan mereka. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun