Senyum simpul membaca pergerakan manuver politik kekinian di Indonesia ini.
Ibarat serial drama , seorang harus jadi penggemar sinetron kelas berat untuk bisa mengikuti alur yang penuh tangis atas harta , tahta dan darah muda--- darahnya para remaja ini.
Yang terakhir, dan dari awal selalu dibawa-bawa ?
Tuhan
Beruntunglah kita bahwa sifat Tuhan itu Maha. Â Maha Pengasih, Maha Asik dan jelas Maha Penyayang. Karena kalau tidak, pasti akan terusik sudah saat segelintir orang berkumpul, kemudian menyeretNya dari mimbarNya untuk ikutan dalam politik yang kotor ini.
 "Apa hubungannya ame Gue? "
Begitu mungkin Kalamullah saat tau ada niat didalam diri orang orang yang juga merupakan hasil ciptaanNya ini. Jelas lah.
Suara Rakyat yang konon adalah produk demokrasi --- dimana ini juga produk manusia bukan Tuhan --- kemudian mau di legitimasi secara lebih kuat dengan urusan campur tangan Tuhan. Yang sepaham mau semakin di racuni agar semakin yakin, dan yang belum yakin mau ditakut takuti dengan sebuah kalimat yang konon ngetop karena sebagian besar dari kita masih percaya (banget) bahwa Divine Intervension ada disetiap hal yang kita lakukan.
Perilaku ini jamak dilakukan kok.
Para Penghayat Kepercayaan, melakukannya. Mereka membaca tanda tanda alam dan bahkan jaman dahulu dan juga masih berlaku sampai dengan saat ini, peristiwa dengan Gunung Berapi, ritual dan lain hal terkait masih dikaitkan dengan pratondo , atau pertanda akan sosok kekuasaan.
Petir yang menyambar. Gunung Api yang bergejolak. Bahkan Tsunami pun menjadi  bagian dari sejarah Nuswantara . Bahkan serat Pararaton  memberikan catatan tentang gempa , sesaat sebelum lahirnya Hayam Wuruk