"Yuk Gan, Sis, check IG kami "
Industri Kreatif memang telah lama tumbuh di Indonesia.
Trigger yang utama justru dimulai dari mereka yang muda. Golongan millenials yang dinamis, mengikuti tren kekinian yang inline dengan perkembangan online :
Di mana justru industri kelas menengah rumahan mampu menggempur bisnis retail kelas kakap. Anda ingat kasus Matahari Department Store? Mereka terpaksa harus menutup gerai disana sini akibat dari sepinya pembeli. Pengunjung sih tetap ada, namun hanya mereka yang mencari referensi saja, baik untuk harga dan lain hal.
Untuk pilihan belanja? Mereka lebih memilih melakukan pembelian secara online. Lewat media sosial seperti Facebook ( termasuk Marketplace) Instagram, Path dan beberapa layanan jasa media sosial seperti Bukalapak, Blibli.com, Olx, Lazada.com dan lain hal.  Pioneer dalam bisnis ini sepertinya dimulai oleh E Bay . Anda bisa simak lebih lanjut tentang Matahari di tautan ini.
Anda, saya, pasti sudah bisa dipastikan pernah membeli sesuatu secara online kan? Â Meningkatnya kepercayaan kita terhadap sistem jual beli secara online pun terlihat semakin marak 3 sampai dengan 5 tahun belakangan ini. Dan bahkan, kedepan akan semakin besar.
Tercatat pada 2014-2015 lalu, angka fantastis sebesar seratus sebelas koma satu trilyun rupiah merupakan sumbangsih dari bisnis retail berbasis online ini. Ya, anda tak salah membaca. Rp. 111,1 Trilyun !
Acara yang digelar pada Rabu, 29 Agustus 2019 lalu di Semarang bertajuk Kopiwriting Industri Kreatif di Era Digital dengan dukungan dari JNE tak lepas dari pengejawantahan hulu - hilir bisnis online ini.
Hadirnya nara sumber seperti Head of Marcomm JNE, Hendar Prasetyo,  Irma Susanti selaku pelaku bisnis Identix Batik Semarang dan juga Madiyo Sriyanto selaku Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Akumandiri Jawa Tengah menjadi menarik karena masing masing mewakili  keterkaitan. Kompasiana yang menjadi penggagas acara pun selama ini menjadi trigger tak hanya di peluang usaha, namun sumber informasi berbasis user yang memberikan berbagai macam ilmu yang ada.
Antara potensi usaha yang tak terbatas jarak, gudang ilmu, Â user experience dari seorang pelaku usaha dan juga logistik yang diwakili oleh JNE yang menjadi sebuah asset logistik penting dalam suatu usaha.
Kalau anda pernah menggeluti satu usaha berbasis B2C atau Business to Consumer, tentu sangat paham bahwa jalur distribusi- logistik adalah satu hal krusial penting lagipula mahal yang menghubungkan produk yang dihasilkan untuk mencapai target pasar yang kita inginkan : mereka para end user yang kita bidik. Â
Lebih detil lagi, semua tantangan yang dialami bisnis konvensional bisa di "pangkas" Â di bisnis berbasis online. Â Informasi mahal tentang pasar? Cukup klik untuk melakukan riset sebelum benar benar terjun sendiri. Format dan contoh usaha? Klik saja. Tren terkini? Klik. Beriklan?
Anda tak perlu lagi saling lempar proposal dan brantem ketat dengan biro jasa advertising untuk alokasi beriklan tahunan. Pajang aja di Media Sosial yang anda punya. Beres kan? Dan yang terpenting, jangkauan penjualan yang amat, sangat luas, tanpa anda harus menggaji jalur distribusi dan mengalokasikan bujet di sana.
Bahkan anda pun bisa cek apakah "pekerja logistik" anda sudah mengantarkan barang jualan anda ke pembeli . Real time.Â
Just a few click away.
Awal 2005 lalu saat bekerja di sebuah perusahaan, saya pun nyambi jualan online. Â Berawal dari hobi koleksi diecast miniature -- mainan mobil mobilan skala 1;24 seperti hotwheels , matchbox, jada toys , greenlight dan lainnya pun jadi acuan.Â
Saat itu, belum banyak jasa ekspedisi handal dan terpercaya yang bisa dipergunakan selain daripada JNE sendiri. Â Awalnya berjalan lancar sampai dengan satu titik dimana tampaknya JNE sedikit kewalahan. Komplen pun terjadi.
Sempat terjadi kepercayaan yang 'sedikit' menurun ke JNE karena kualitas pengiriman yang menurun. Barang yang kami, para pelaku hobi dan industri diecast kirimkan, banyak terjadi kerusakan.
Kurir yang tak bertanggung jawab yang melempar lemparkan barang meski stiker FRAGILE segede gaban sudah ditempelkan jadi penyebab. Blister pembungkus yang rusak, bahkan kemasan yang robek terbuka. Asli ngeselin kalau inget masa masa ini. Â Tapi satu nilai positif yang dapat saya ingat adalah pada saat itu JNE dengan cepat memberikan klarifikasi.Â
Bertanggung jawab atas kerusakan, masuk langsung ke komunitas mendengarkan keluhan keluhan yang ada dan dengan segera melakukan perbaikan sistem pengiriman yang dirasa kurang. Ini yang terpenting dalam satu bisnis berbasis kepercayaan.Mau mendengarkan pelanggan.
Dan hal seperti ini juga lah yang secara langsung menumbuhkan rasa kepercayaan antara pembeli- penjual dan juga logistik dalam bisnis yang awalnya sangat riskan.
Setiap kemudahan tentu ada resiko. Tapi faktor resiko yang di reduksi dengan reassurance baik dari pelaku logistik sendiri, tentu akan jadi sebuah pertimbangan yang baik. Semua adalah satu mata rantai. Mutualisme yang tak terputus di siklus sektor industri kreatif sendiri.Â
Kembali ke sektor industri kreatif. Â
Industri kreatif adalah satu jawaban akan tantangan lapangan kerja. Mendorong siapapun , dari mulai mereka yang sekedar iseng membeli, mencari tambahan pendapatan dan bahkan menjadikan industri kreatif berbasis online jadi backbone dapur mereka sehari hari.Â
Coba anda simak foto dibawah ini baik baikÂ
Menurut saya pribadi, momen penting kemarin yang sangat mengharukan dan juga semestinya jadi pengingat akan sebuah keutuhan bangsa ini bisa juga dilihat dari sisi potensi. Bahwa fashion yang dikenakan kedua Beliau ini menjadi satu penanda.
Spark akan geliat industri kreatif kelas menengah akan pengrajin butik songket, peci dan baju tradisional khas Indonesia bersanding dengan industri fashion outlet bernuansa biker dari Solo. Dan keduanya adalah warna Indonesia, kreatif dan mampu menembus pasar konvensional manapun dengan rumus bisnis online dan dukungan yang tepat. Ya seperti halnya Irma Susanti dengan Identix Batik Semarangnya.Â
Tapi dari semua proses simbiosi mutualisme ini, jangan lupakan yang terpenting ya? Â Jangan lupa bayar pajak ya gengs.Â
Bersama kita bisa !
Matursuwun Kompasiana, Semarkutigakom yang keren abis dan JNE yang memfasilitasi !Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H