Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

JNE dan Industri Kreatif, Benang Merah Sebuah Mutualisme?

6 September 2018   09:29 Diperbarui: 6 September 2018   10:24 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Yuk Gan, Sis, check IG kami "

Industri Kreatif memang telah lama tumbuh di Indonesia.

Trigger yang utama justru dimulai dari mereka yang muda. Golongan millenials yang dinamis, mengikuti tren kekinian yang inline dengan perkembangan online :

Di mana justru industri kelas menengah rumahan mampu menggempur bisnis retail kelas kakap. Anda ingat kasus Matahari Department Store? Mereka terpaksa harus menutup gerai disana sini akibat dari sepinya pembeli. Pengunjung sih tetap ada, namun hanya mereka yang mencari referensi saja, baik untuk harga dan lain hal.

Untuk pilihan belanja? Mereka lebih memilih melakukan pembelian secara online. Lewat media sosial seperti Facebook ( termasuk Marketplace) Instagram, Path dan beberapa layanan jasa media sosial seperti Bukalapak, Blibli.com, Olx, Lazada.com dan lain hal.  Pioneer dalam bisnis ini sepertinya dimulai oleh E Bay . Anda bisa simak lebih lanjut tentang Matahari di tautan ini.

Anda, saya, pasti sudah bisa dipastikan pernah membeli sesuatu secara online kan?  Meningkatnya kepercayaan kita terhadap sistem jual beli secara online pun terlihat semakin marak 3 sampai dengan 5 tahun belakangan ini. Dan bahkan, kedepan akan semakin besar.

Tercatat pada 2014-2015 lalu, angka fantastis sebesar seratus sebelas koma satu trilyun rupiah merupakan sumbangsih dari bisnis retail berbasis online ini. Ya, anda tak salah membaca. Rp. 111,1 Trilyun !

Acara yang digelar pada Rabu, 29 Agustus 2019 lalu di Semarang bertajuk Kopiwriting Industri Kreatif di Era Digital dengan dukungan dari JNE tak lepas dari pengejawantahan hulu - hilir bisnis online ini.

Hadirnya nara sumber seperti Head of Marcomm JNE, Hendar Prasetyo,  Irma Susanti selaku pelaku bisnis Identix Batik Semarang dan juga Madiyo Sriyanto selaku Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Akumandiri Jawa Tengah menjadi menarik karena masing masing mewakili  keterkaitan. Kompasiana yang menjadi penggagas acara pun selama ini menjadi trigger tak hanya di peluang usaha, namun sumber informasi berbasis user yang memberikan berbagai macam ilmu yang ada.

Antara potensi usaha yang tak terbatas jarak, gudang ilmu,  user experience dari seorang pelaku usaha dan juga logistik yang diwakili oleh JNE yang menjadi sebuah asset logistik penting dalam suatu usaha.

Kalau anda pernah menggeluti satu usaha berbasis B2C atau Business to Consumer, tentu sangat paham bahwa jalur distribusi- logistik adalah satu hal krusial penting lagipula mahal yang menghubungkan produk yang dihasilkan untuk mencapai target pasar yang kita inginkan : mereka para end user yang kita bidik.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun