Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Politik Adem Tren Kekinian , Karena "Mbeling" Itu Indonesia Banget?

24 Maret 2018   14:30 Diperbarui: 24 Maret 2018   14:50 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi sifat atau rasa pun akan bersandar kesana. Politik yang njelehi pun masih bisa terlihat elegan. Apalagi sehari hari kan ? Karena siapapun yang kalah kita sama sama susah, dan siapapun yang menang kita  bakal sama sama tenang. Apabila kita sudah bisa sama sama berpikir kesana, maka itulah rasa berkebangsaan dan bertanah air yang Mahardika. Satu state of mind yang istimewa yang jelas akan lebih cadas apabila dilakukan bersama sama  

Dan kelak disitu, kita akan merasakan Menang; Tidak hanya menang secara lahiriah atau bentuk kasat fisik saja. Namun kemenangan secara batiniah yang tidak dirayakan dengan sorakan yang semu. Namun rasa amanah yang bahkan nguwongkeatau tetap menghormati mereka yang ( sepertinya) tampak kalah, sehingga tidak ada lagi kepentingan kalah atau menang. Dan bahkan perasaan atau rasa  menang atau (bahkan)  merasa dikalahkan. 

Seorang Ibu, menyampaikan Dawuh Beliau dengan lembut namun lugas.  Bahwa jangan sampai angan angan, ambisi, pamrih atau karep atau keinginan itu berada di depan, mengalahkan rasa atau niat yang luhur. 

 Sesuatu yang awalnya sulit dimengerti bukan karena apa. Murni karena mata yang tak bisa lepas memandang sosok hangat Ibu yang selalu didampingi putrinya, yang seolah seperti bersembunyi nyaman di balik sang Ibu.  Namun kemudian perlahan meresap.   Falsafah yang terdengar sederhana. Namun sejatinya berat untuk benar benar melakukannya. 

Dalam konteks ini, itu adalah 'megah'nya sebuah rasa kemenangan.  Semua selaras, dan bahkan alam pun mengamini. 

Seorang Begawan memberikan Dawuhnya yang hangat dan mengena, tanpa sama sekali menggurui.  Mbeling itu berasal dari kata "Beling" atau kaca. Sifatnya yang tembus pandang, adalah pertanda baik tentang sikap apa adanya, tanpa bungkus yang pura pura. Dan yang lebih penting lagi, cerminan dari hati yang tak perlu dikira kira. Saat salah ya mengaku salah, dan saat benar ya tanpa tendensi apa apa. 

Salam Mbeling.

Jangan dibaca tanpa dengerin lagu yang disematkan ini.  Panjenengan, Saya, gak akan sanggup.


* Baper nya asik ya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun