Karena kesombongan, gengsi akan menutup sebuah logika. Termasuk logika dalam bernegara.
Indonesia dalam keadaan genting saat ini. Dan ini sudah memuakkan. Â Sama memuakkannya seperti ucapan Tengku Zulkarnain saat mengatakan bahwa Bom Samarinda hanyalah usaha penghianat bangsa untuk memelintir gerakan 411 yang damai ini. Â Sama seperti Esbeye yang kebakaran jenggot sendiri tentang 'Lebaran Kuda', ucapan Tengku Zulkarnain ini seperti sebuah pembelaan diri yang menyedihkan.
Mengutip perkataan Ahmad Dhani yang konon juga Islami ini, " Saya ingin bilang Anjing ! Namun tidak bisa.... "
Sayang, masih banyak pemikiran pemikiran kerdil yang enggan membaca banyaknya sejarah dimana Islam dapat berdiri dengan sempurna disebuah masyarakat yang majemuk. Perbedaan perbedaan yang ada, tidak pernah mengecilkan Islam sama sekali dulunya. Dan karena itulah Islam menjadi sebuah agama yang berkembang pesat. Â Banyak sesat pikir yang justru mengatakan, bahwa melindungi hak hak mereka yang berbeda sudah pasti Liberal yang tidak Islami. Padahal, apabila mau meluangkan waktu dan uang receh sedikit untuk lebih banyak belajar tentang Islam dan peradabannya di pemerintahan yang majemuk, sudah pasti menemukan banyak alasan alasan mengapa Islam dapat tumbuh dan berkembang sehingga besar seperti sekarang ini.
Indonesia, dengan konon 85% mayoritas penduduk Islam seharusnya dapat berkaca disini. Bahwa pada saat anda diminta untuk sama sama menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dari ancaman baik dari luar maupun dalam negeri, adalah sangat Islami saat seseorang mengutamakan kepentingan negara, diatas kepentingan baik pribadi, golongan maupun keyakinan sekalipun.
Sudahilah semua omong kosong tentang kesalehan yang sejatinya merupakan bumbu pedas politik berkepanjangan ini. Indonesia semakin mudah dipecah belah karena ancaman dari dalam ini, bukan sebaliknya. Coba tengok dan amati, banyaknya status di media sosial, berita yang ada dan bahkan tulisan tulisan yang mampir di Kompasiana sendiri, termasuk dengan tulisan ini. Lebih banyak mana artikel yang berisi ilmu pengetahuan yang bermanfaat, atau artikel yang membahas tentang sebuah penemuan baru yang dilakukan oleh orang Indonesia. Atau usaha, industri kecil yang berkembang?Â
Berapa persen artikel artikel itu ada dibandingkan dengan kita yang melulu sibuk dengan artikel kebencian, pro dan kontra, SARA dan lain sebagainya yang berafiliasi kesana? Disitu letak kita, Indonesia pada hari ini dan mungkin juga besok, lusa dan seterusnya. Kita tidak berkembang kemana mana, melainkan melulu disibukkan dengan 'mainan' bernama kesalehan semu dan juga berulang kali pengingatan akan ke Bhinekaan Indonesia. Konflik, itu yang kita minati. Bukan yang lainnya.
 Masih belum sadar juga ?Â