Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Ladies Custombike: Saat Modifikasi Tak Lagi Kenal Gender

25 Oktober 2016   09:20 Diperbarui: 25 Oktober 2016   12:20 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Non Jisel dan Apache TVS 200 nya. Foto property equatorrad Indonesia

Gelaran event roda dua memang sedang menggeliat. Kembalinya kultur modifikasi caferacers di mancanegara pun diikuti di Tanah Air. Tak hanya aliran itu, aliran scrambler, vintage trail enduro dan japstyle pun menyemarakkan dunia modifikasi Indonesia. Banyaknya event riding dan show, kembalinya motor motor besar di Tanah Air pun menjadi salah satu penanda penting kebangkitan dunia modifikasi roda dua.

Dan tak hanya lelaki yang terlihat menikmatinya.

Pada event Distinguished Gentlemen's Ride 2016 penghujung 25 September 2016 lalu di Semarang, ada beberapa 'sosok' yang terlihat lebih 'bening daripada yang lain'. Pastilah. Event DGR sendiri yang merupakan event riding bersama serempak di lebih dari 80 negara di seluruh dunia bertujuan mengangkat kepedulian dan pengertian mengenai bahaya kanker prostat yang jelas-jelas spesifik kepada kaum pria. Yang bikin event ini menarik bukan sekedar riding bersamanya saja. Dress code , dan aliran modifikasi motor yang dipergunakan menjadi acuan. Anda harus mengenakan piranti Dapper, yang dalam terjemahan lepasnya tampil rapi, klimis dengan dandanan yang smart.

Tidak seperti konotasi biker pada umumnya yang sering kali diidentifikasikan sebagai urakan dan bau oli, di event DGR Anda diwajibkan untuk berpakaian rapi jali. Kemeja lengan panjang, suspender, dasi kupu-kupu dan jas pun dipakai. Hal yang mengikuti tradisi dan sekaligus menarik perhatian yang dimulai di Sydney, Australia beberapa tahun yang silam.

Nah. Event yang tentunya diikuti mayoritas 'lelaki ganteng' ini Anda tentu gampang noleh saat melihat beberapa sosok cantik kan? Bukan. Mereka bukan sebagai boncengers atau sekedar ikut-ikutan cantik di belakang tunggangan sang cowok. Di tengah 800 lebih riders siang itu di Semarang, ada 3 mbak cantik yang mengendarai tunggangan mereka sendiri.

Bukan skutik metik dengan reting kiri namun beloknya ke kanan jenis tunggangan mereka. Bukan juga warna pink centil motor bebek atau sticker Hello Kitty yang nempel, namun motor berkopling 'lelaki' beraliran japstyle, caferacer, dan semi tracker lah yang menjadi pilihan. 

Modifikasi yang mereka lakukan pada motor-motor mereka gak sekedar asal-asalan. Dan obrolan panjang penulis untuk lebih kenal mereka di bilangan Ungaran, Jawa Tengah malam itu pun jadi satu identifikasi penting. Mereka gak menggeluti dunia modifikasi motor hanya untuk sekedar tampil beda atau pengen nyeleneh aja. Tiga dara yang tetep kece badai ini memang betul-betul mencintai dunia modifikasi motor. Mei, Rita, dan Nicole. 

Buat Pestolers atau Pemuda Stok Lama seperti penulis sendiri emang terkadang rada sulit konsentrasi berusaha netral dan cool tanpa daun saat ngobrol asik tentang modifikasi dan menyadari bahwa temen bicara yang lagi asik nyerocos gimana kerennya scrambler triumph itu ternyata sangat menggemaskan. Mungkin terdengar 'sedikit' seksis , but take it as a compliment karena hobi yang terlihat keras ini tidak menjadikan mereka kehilangan aura cantik wanita.

Wajar kan justifikasinya?

image3-jpg-580eb4705a7b6163078b4567.jpg
image3-jpg-580eb4705a7b6163078b4567.jpg
Mei, Nicole, dan Rita punya visi sederhana. Ingin menyatukan para ladies yang menyukai motor kastem beraliran scrambler, japstyle ataupun caferacer untuk riding bersama. Mereka yang berbasis motor sport atau klasik berkopling, bukan sekedar motor kastem saja, ujar Rita. Ia yang menyukai modifikasi motor sejak dulu mengawali modifikasi aliran street cub. Bicara tentang motor kastem, ketiganya pun sudah tak asing di dunia dan komunitas tersebut sejak lama.

Bicara tentang para ladies dan modifikasi motor, sebetulnya mereka pun bukan yang pertama. Banyak sosok lain yang sudah lebih dulu mengawalinya. Sosok Srikandi 5, yang bahkan salah satu anggotanya yang akrab dipanggil Non Jisel dengan motor Apache TVS 200-nya bersama dengan tim Equatorrad Indonesia turing menjelajahi timur Nusantara. Dan banyak juga lainnya di Indonesia yang akhir-akhir ini tampak 'terang' di antara para penikmat modifikasi motor yang didominasi kaum cowok.

Non Jisel dan Apache TVS 200 nya. Foto property equatorrad Indonesia
Non Jisel dan Apache TVS 200 nya. Foto property equatorrad Indonesia
Sayangnya, ladies bikers di Jawa Tengah dan DIY sedikit sulit untuk disatukan. Mungkin nantinya yang diperlukan adalah satu brand yang terkait dunia wanita, bisa melakukan satu event untuk mengumpulkan keberadaan mereka. Hei, cantik tak harus main barbie kan? Apabila mereka lebih suka main motor dan mendengarkan suara knalpot menderung kencang, penulis kira itu hal yang sah-sah saja. Bahkan menanamkan satu 'doktrin' sedari kecil bahwa mereka, kaum wanita wajib identik dengan warna pink, make up dan segala macem tampak luar yang sekedar mengeksploitasi gender mereka sejatinya ide yang terbilang usang. Barbie doll yang glamor itulah yang sejatinya merusak. 

Saat kemudian para orang tua 'memaksa' anak gadis mereka yang bahkan masih balita untuk berlenggak-lenggok di catwalk. Mendandani mereka bak model. Apa yang dicari?

Nicole. Coba deh tanya sama cowo yang hobi modifikasi. Kamu punya 'biji' untuk berdiri seperti ini ? Foto courtesy Nicole
Nicole. Coba deh tanya sama cowo yang hobi modifikasi. Kamu punya 'biji' untuk berdiri seperti ini ? Foto courtesy Nicole
Wanita dengan ide dan karakter mereka yang asli, itulah yang seksi dan cantik. Bukan karena tuntutan dari latar belakang sosio budaya atau yang lain.

Seseorang yang mempunyai hobi berkendara tentu akan berkata yang sama. Bahwa saat pagi hari memanaskan tunggangan, irama mesin dan kopi hangat (dan rokok) terasa sangat nikmat. Kebebasan, yang dirasakan saat berkendara karena hanya ada Anda, jalanan lepas, dan angin. Anda jadi bagian dari 'scene' tersebut. Bukan sebagai penontonnya yang sekedar bisa melihat dengan muka was-was atau kagum. Dan poetic freedom two wheels move the soul inilah yang tentu dirasakan oleh mereka, Rita, Nicole dan Mei yang tergabung di Ladies Custombike - Salatiga.

Apabila Anda seorang cewe, hobi riding dengan motor kastem beraliran yang punya jiwa sosial tinggi, dan mungkin juga kebetulan cantik, Anda bisa kontak mereka disini.

Eh, maaf salah. Link di atas tadi modusan penulis yang ngarep siapa tau ada ladies biker cewe' cakep yang lainnya yang nyangkut. Maklum, penyakit cowo.

 Yang tepat linknya sih yang ini sebenernya. 

Salam Satu Aspal, Stay riding dan stay safe. Respect buat kalian penggemar roda dua, apapun gender Anda. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun