Mengenang sebuah masa lalu bernama Kampret (Kompasianer Hobi Jepret) memang betul betul menyenangkan. Sebuah grup fotografi dengan pembelajaran serius, profesional, tanpa ada kata senioritas dan jauh dari kata menggurui.
Damn You, Kampretos. Sekarang ini, setiap melihat objek apapun mata dan pikiran selalu berpikir tentang cahaya. Seakan ada sesuatu yg berbisik tentang rule of third. Semua terpatri kuat dan lugas.
Dan disitulah saya akhirnya kenal dengan Cak Nanang, via interaksi Kompasiana atau pun grup Kampret di media sosial Facebook, saat kami sedang bersama sama ngangsu kaweruh dan perseduluran dengan seni fotografi di dunia digital ini.Â
Sekarang ini? Ada sebuah petuah lama yang isinya kurang lebih bilang kalau sesuatu ditekuni dengan hati, sungguh sungguh dan kemauan yang kuat, pasti akan berbuah. Dan keseriusan dan kecintaan Cak Nanang pada dunia fotografi benar benar jadi jawaban.
Cak Nanang yang dulu kalem, berkumis dan saat itu masih belajar fotografi sontak berubah dengan akselerasi. Penampilan Cak Nanang berubah. Gaya hidupnya pun berubah.Â
Yang dulunya kalem dan berkumis?Â
Ya tetep sama lah, kalaupun berubah saya juga gak merhatiin. Ngapain? Podo lanange kok! Yang saya liat semakin hari semakin tajam dan apik adalah fotografi karyanya. Gaya hidup yang berubah? Iyalah, karena Cak Nanang yang kekinian ini sekarang gemar keluar rumah untuk membidik objek menarik dan kebanyakan human interest dengan sebuah alur reportasi kuat di balik foto yang sudah berbicara sendiri tadi.Â
Penilaian sok asik saya, kekuatan sebetulnya ada di foto-foto yang disajikan, dan reportase ataupun penulisan artikel "dibangun" dari objek tersebut. Karakter fotografi kuat dengan artikel yang informatif dan menarik. itulah brand seorang fotografer sekaligus penulis bernama Nanang Diyanto, di mata saya.
Objek fotografi ala Cak Nanang yang benar benar kuat di Human Interestmungkin juga timbul dari kesehariannya. Ia adalah seorang humanis yang memang jiwanyabuk sudah terpanggil duluan sebagai seseorang yang mendedikasikan kecintaan dan pekerjaan untuk membantu manusia.
Bukan kecap, bukan promo, pendekar 'merah' dari tanah Ponorogo ini memang punya apa yang ada dan diperlukan untuk menjadi seorang jawara di ajang Kompasianival kali ini.Â
Ada atau tidaknya ajang ini, nominasi atau bukan, Ia sudah berada di sana.
Kompasianer (Nanang) Diyanto St. Baron
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H