Polos itu bisa diterima!
Dan kalau ternyata kita dulu merasa 'terbuai' dengan tulisan mereka yang terkait, coba pikirkan baik baik. Apakah ada tulisan mereka menginspirasi atau merupakan suatu kebaikan? Ataukah tulisan mereka sekadar hiburan ringan yang ternyata ampuh menghilangkan kepenatan sehari hari? Ya ingatlah saja mereka dari sisi kebaikannya. Merasa tertipu akan satu dua atau lebih kebohongan tidak menghilangkan nilai kebaikan yang ada, dan (mungkin) pernah diterima.
Mudah mudahan kita jangan lantas mengaku malu, karena pernah berteman dengan mereka.Â
Buat yang selama ini merasa ada yang tidak benar dengan mereka, selamat atas kejeliannya. Semoga kebaikan-kebaikan yang dilakukannya sehari-harillah yang ternyata membuat Anda lebih peka. Namun juga tidak perlu selalu berprasangka. Kita akan menjadi apa yang kita sangkakan pada akhirnya.Â
Tidak lebih baik pada akhirnya apabila kemudian sikap kita pun berlebihan.
Bagi yang masih berfokus kepada masalah pribadi orang lain, baik mendukung karena cinta buta ataupun tidak mendukung karena benci dan dengki, ya saya ucapkan selamat. Karena penyakit hati itulah yang akan menggerogoti diri kita sendiri. Bukan orang lain yang kena, tapi diri kita sendiri.Â
Dan bagi kita, yang merasa aman di belakang dan mempergunakan orang orang lain untuk maju karena kita sendiri terlalu pengecut untuk menampakkan diri yang sebenarnya, saya juga ucapkan selamat. Belajar main yang lebih cantik lagi, jangan kedodoran di mana-mana. Tolong jangan mencoba memperkeruh situasi. Apabila memang kebenaran yang ingin diperjuangkan, maka percayalah dengan hati. Jangan mendorong orang lain dengan cara yang semakin lama semakin bikin muak melihatnya.Â
Buat saya pribadi, lebih baik jadi mantan bajingan ketimbang jadi mantan kyai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H