Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kelud Meletus, Waspadai Potensi Bahaya Abu Vulkanik

14 Februari 2014   09:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:50 1314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inalillahi Wa Inaillaihi Roji'un.

Gunung Kelud yang terletak di area Kediri, Jawa Timur akhirnya meletus semalam pukul 22:55 waktu setempat. Suara letusan yang lebih mirip ledakan bahkan terdengar dan terasa getarannya di Kota Semarang semalam. Disusul dengan beberapa suara 'dentuman' yang lebih ringan, kaca dirumah pun bergetar sebagai pertanda absorbsi suara dan getaran.

Seorang sahabat yang kebetulan di Blitar sempat mengabadikan fotonya saat Kelud meletus, pada saat sedang dalam perjalanan pengungsian.  Dia memberikan sebuah catatan ringan via whatsapps bahwa setelah letusan hujan turun disertai kilat yang menyambar nyambar dan disusul dengan hujan batu  berukuran cukup besar dan juga kerikil yang cukup membahayakan.

Gunung Kelud meletus . Foto diambil di Blitar Kota, Jawa Timur - Sumber : Pribadi

Pagi ini hujan abu pun menyelimuti daerah Jawa Timur,  Jawa Tengah seperti Solo, Sragen dan sekitarnya bahkan sejauh Kota Ungaran dan Cilacap . Daerah Istimewa Jogjakarta pun dikabarkan masih terselimuti abu vulkanik pasca letusan Kelud semalam.

Selain berjaga jaga akan adanya potensi letusan susulan, tak kalah pentingnya untuk mewaspadai potensi bahaya abu vulkanik  terhadap kesehatan. Selain gangguan pernafasan skala ringan,  abu vulkanik yang mengandung  silika berpotensi untuk menyebabkan penyakit paru paru Silikoisis.

13923423161494054828
13923423161494054828
Kota Jogjakarta pagi ini tertutup abu vulkanik : sumber foto : adhi wicaksana

Silikoisis akan mudah menyerang di daerah dengan tingkat debu silika yang tinggi, seperti yang terjadi pada saat ini. Kenali gejala awalnya pada saat mengalami kesulitan nafas, terbatuk akibat terhirupnya debu silika ini kedalam paru paru.  Debu silika yang terhirup bahkan dalam jumlah yang relatif kecil dan tidak kasat mata pun dapat berinkubasi selama 2 sampai dengan 4 tahun, dan pada akhirnya pun dapat mempengaruhi kinerja organ tubuh yang lain, seperti di gagal jantung.

13923425252057073657
13923425252057073657
pergunakan masker. sumber : rsisultanagung.co.id

Iritasi pada pernafasan yang timbul saat abu vulkanik tersebut secara tidak sengaja terhirup pada saat kita bernafas dapat menimbulkan gangguan pernafasan yang awalnya tampak ringan, namun berbahaya jangka panjangnya, terutama pada anak anak. Penggunaan masker sangat dianjurkan dan hindari beraktivitas di luar rumah /ruangan untuk sementara waktu dengan asumsi paparan terhadap resiko abu vulkanik di minimalisir.

Selain pernafasan, abu vulkanik yang mempunyai komposisi batuan halus dan bahkan silika berpotensi pada bahaya terhadap iritasi mata. Kornea mata yang terpapar secara langsung pada awalnya mengalami iritasi, dan dapat tergores akibat dari penanganan yang salah. Hindari mengucek mata pada saat mata terasa gatal atau perih terkena paparan abu vulkanik atau debu yang tak terlihat ini. Para pengguna lensa kontak pun diharapkan lebih berhati hati karena sifat abrasi yang ada pada abu /debu vulkanik sendiri.  Pergunakan tetes mata saat mengalami iritasi, dan kaca mata sebagai pelindung kontak langsung terhadap debu yang ada di udara.

13923429501044737775
13923429501044737775
Hindari mengucek mata secara langsung apabila terjadi iritasi. pergunakan tetes mata yang direkomendasikan/baik atau air bersih untuk membersihkan paparan abu vulkanik. Penggunaan kacamata untuk menghindari kontak sangat dianjurkan. sumber ; kesehatan.kompas.com

Adapun gangguan lain yang dapat di lihat atau dirasakan adalah pada kulit , yang biasanya berupa iritasi ringan gatal gatal ataupun memerah akibat paparan abu vulkanik ini.

Sekali lagi, untuk sementara waktu, hindari banyak aktivitas yang berada di luar rumah atau ruangan yang secara langsung memberikan potensi paparan terhadap abu atau debu vulkanik lebih besar lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun