Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Money

Buruh Versus 'Terminator' - Otomasi Manufakturing

22 November 2012   15:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:50 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Otomasi mengeliminasi rasio kesalahan /product defect akibat kesalahan manusia

Sebagai skala perbandingan mentah. Seorang manusia yang bekerja secara terus menerus jelas tidak mungkin dilakukan. Produktifitasnya akan menurun pada satu poin. Dan ini memang manusiawi. Pada mesin justru kebalikan. Semakin lama mesin tersebut berproduksi, hasil yang didapat akan semakin baik dan semakin lancar. Walau pada akhirnya mencapai sebuah titik stagnan, produk yang dihasilkan akan semakin stabil

Lebih memantapkan niat para industri manufakturing untuk melakukan otomasi , kini banyak tersedia mesin mesin dari negeri Panda, China. Dengan harga yang relatif jauh lebih baik daripada apabila melakukan investasi mesin dari Eropa. Memang, saat ini kualitas mesin mesin tersebut masih menjadi pertanyaan dan pada akhirnya keengganan untuk mempergunakan masih cukup besar.

Secara goodwill dan kepercayaan, masih diperlukan waktu untuk dapat mempercayai sebuah industri manufakturing kelas massal dengan investasi mesin dari China. Tapi tidak semuanya, sebagian ada yang memang benar benar qualified, sehingga secara sedikit demi sedikit pun sudah banyak industri yang mengaplikasikan otomasi pendukung manufakturing dari China.

Beri mereka sedikit waktu lagi, dan kualitas pun akan ada disana!

Dari tahun 2008, dan yang terbesar di tahun 2010, sudah terlihat lonjakan pembelian  atau investasi mesin dan otomasi pendukung manufakturing skala besar yang dilakukan oleh para pelaku industri di Indonesia. Kebanyakan dari mereka adalah industri FMCG, Otomotif, Pharmaceutical dan yang lain.

Dan pada akhirnya, seperti di filem sci fi  "Terminator" yang dahulu sempat populer, akan terjadi peperangan atau perebutan periuk nasi antara tenaga kerja di Indonesia, dan para 'terminator' atau robot dan otomasi di sentra manufakturing.

Sayangnya, ini bukan fiksi. Dan lajunya memang sepertinya sudah tidak terhentikan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun