Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Polisi Korupsi? Tidak Benar Itu

9 Agustus 2012   03:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:03 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramai ramai mengkritisi dan bahkan menghujat POLRI.

Kritik berjamaah.  Dari mulai cicak lawan buaya,  budaya suap di Laka Lantas dan yang lain sebagainya.  Nampaknya, banyak rakyat Indonesia yang merasa 'dirugikan' oleh aparat yang mustinya bela'in negara dan tentunya warga negara ini. Gak tau bener bener sudah dirugikan, sekedar ikut ikutan tren dan pendapat umum yang berkembang di masyarakat.

Sebenarnya mudah kok membuat Polisi itu tidak berkorupsi. Sebagai warga negara, jangan lakukan kesalahan.  Apabila iya, maka laporkan diri anda sendiri ke kantor Polisi terdekat. Contoh yang gampang. Anda lupa memakai helm atau sengaja tidak memakai helm. Laporkan diri  ke kantor Polisi terdekat.

Melanggar marka jalan. Laporkan diri. Mencuri, Laporkan diri sendiri. Habis nodong? Laporkan diri sendiri. Ngutil di Supermarket? Laporkan diri sendiri. Asusila? Korupsi ?  Laporkan diri sendiri. Mencemarkan nama baik orang lain? Memukuli orang, narkoba  dan yang lain sebagainya?  Judi? Laporkan diri anda sendiri apabila melakukan kesalahan dan perbuatan yang melanggar hukum. Sebesar atau sekecil apapun.

Jangan menunggu ditilang, ditangkap, ketauan. Lapor duluan sebelum para Polisi ini melakukan tugasnya. Jangan minta damai. Minta hukuman yang adil saja.  Melanggar lalu lintas ya langsung minta ditilang.. Pidana ? Ya langsung aja minta ditahan, sampai kelak tiba waktunya untuk pengadilan.

Masalahnya bisa enggak ya kira kira kita sendiri melakukan itu ?  Bisa tidak kita semua mematuhi peraturan dengan benar, dan apabila melanggar segera mengakuinya?

Berbagi pengalaman pribadi nih seputar 'tilang'.

Pulang kantor buru buru melanggar marka. Karena di jalan tol, dikejar oleh PJR.  Tak mau repot, saya 'nego'. Saya yang melanggar, saya yang minta. Damai lah akhirnya.

Besoknya, pulang kantor lagi, buru buru lagi. Again, melanggar marka, dan ditangkap lagi oleh PJR. Ternyata petugas yang sama ! Dia tersenyum, saya lemes. Apa mau dikata? Damai lagi jalannya.

Hari ketiga. Yakin sudah cukup 'aman' setelah clingak clinguk. Tidak terlalu keliatan juga karena sudah malam. Seperti biasa, saya pun menyalib mobil dan melanggar marka lagi. Pede, akhirnya nginjek pedal gas cukup dalam. Tiba tiba. Lampu kerlap kerlip merah biru menyala dari belakang. PJR lagi. Petugas yang sama lagi ! Terbayang 'sudah akan setor' lagi.

Tau apa yang dilakukan oleh Petugas itu ? Dia bilang ke saya, cuma orang 'kebangetan' yang melakukan kesalahan sampai hatrick seperti ini. Dia tersenyum, dan langsung mempersilahkan saya jalan.

Lho? Saya gak jadi damai? Saya gak setor, tapi saya gak ditilang?  Justru karena kejadian itu, jadi sekarang sebisa mungkin tidak 'jorok' saat menyalib. Tidak lewat bahu jalan, tidak lewat marka.

Seringkali, kita sendiri juga sih yang bikin seperti itu. Dalam kasus saya, Polisi tidak korupsi. Tidak benar itu. Saya-nya yang minta damai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun