Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Anak Dan Kendaraan. Berhati hatilah, Orangtua.

18 Juni 2012   18:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:48 1430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lemas kaki saya mendengar cerita si anak. Tak terbayang apa yang terjadi apabila si kakak yang tentu setengah mengantuk tersebut menuruti permintaan orang tersebut. Atau, apabila orang tersebut berhasil membuka pintu mobil. Lebih mungkin lagi, apabila saya ternyata memutuskan untuk tidak mengunci pintu mobil karena merasa akan meninggalkan mobil 'hanya sebentar'.

Dan tidak menyalahkan siapa siapa atas kejadian ini, dalam hal ini saya-lah sebagai orang tua yang paling lalai dan tidak bertanggung jawab dengan telah meninggalkan kedua putri saya.  Tidak ada pembenaran sama sekali atas kejadian ini.

Walaupun saya sangat bersyukur kepada Tuhan tidak terjadi apa apa, tapi hendaklah ini menjadi pelajaran. Bagi saya sendiri ,dan mudah mudahan bisa bermanfaat buat yang lain. Kelalaian saya sebagai orang tua mudah mudahan dapat menjadi satu dari sekian banyak contoh yang lain.

Banyak dari contoh tersebut yang tidak berujung baik , tidak seperti kejadian yang kami alami.

Banyak kejadian yang merupakan musibah saat berkendara dengan si buah hati yang umumnya disebabkan atas kelalaian orang tua sendiri.  Entah itu secara sadar, seperti apa yang sudah saya lakukan, ataupun tidak sadar.

Berikut beberapa hal yang seringkali sebagai orang tua kita abaikan saat berkendara. Baik itu dengan sepeda motor ataupun mobil :


  1. Membiarkan anak untuk duduk di kursi terdepan ( baik dikursi penumpang, ataupun di jok motor di bagian depan ) : Ini sangat berbahaya. Impact apabila terjadi benturan baik dari depan akan sangat berbahaya bagi sang anak. Ingat , bahkan pada mobil sekalipun sabuk pengaman tidak didisain untuk tubuh si buah hati.  Lebih baik dan sangat dianjurkan bagi mereka untuk duduk di kursi baris kedua.  Bagi pengendara motor, berhati hatilah saat anda menempatkan buah hati sadel jok yang terdepan. Ingat , walaupun kita sudah berhati hati sekalipun, kita sudah menempatkan si buah hati di posisi frontal saat terjadi tabrakan.  Saya pun seringkali melihat, bahwa karena 'rasa sayang' orang tua, banyak (terutama sang Ayah) yang mendudukkan bayi atau anak yang masih kecil di posisi pengemudi. Mobil atau motor bukan mainan anak anak. Jarak aman antara kemudi atau steering wheel dengan tubuh pengendara menjadi terganggu, jarak pandang dan kemampuan manuver dan yang lainpun sangat terganggu. Sangat dilarang.
  2. Meninggalkan kendaraan dalam posisi hidup, saat anda tidak berada disekitar. Perlu diingat bahwa anak sedang dalam usia eksplorasi atau pengenalan. Rasa ingin tahu mereka yang besar kadang kadang bisa menjadi bahaya saat tidak didampingi.  Sudah banyak kasus yang dijumpai saat anak tiba tiba masuk ke dalam mobil atau naik ke sepeda motor saat posisi hidup, tanpa ada kehadiran orang tua disekitar. Fatal.
  3. Meninggalkan anak didalam kendaraan dalam posisi hidup, ac menyala dan jendela tertutup rata. Ingat bahwa bahkan di mobil yang baru sekalipun sangat rentan dengan kebocoran gas Co2 yang dapat menyusup kedalam kabin.  Apabila memang suatu saat anda perlu melakukannya, jangan lupa untuk membuka jendela walaupun sedikit. Yang ideal , tetap ada supervisi dari orang yang telah dewasa.
  4. Bersepeda motor melebihi kapasitas . Ini yang sulit dihindari. Sepeda motor sebagai alat transportasi yang murah memang telah 'memaksa' kita untuk mempergunakannya sebagai alat transportasi untuk keluarga. Tak jarang terlihat sang ayah,ibu dan dua orang anak harus berada di satu sepeda motor. Memang pilihan yang sulit, dan saya hanya bisa menyarankan agar sangat berhati hati, karena sepeda motor tersebut sejatinya memang hanya untuk maksimal dua orang saja.
  5. Meninggalkan sang buah hati didalam mobil dalam posisi menyala tanpa pengawasan orang dewasa : Sama seperti kasus saya dan dapat dijadikan contoh. Hal lain yang bisa sangat berbahaya adalah saat sang anak tertarik untuk menarik tuas rem tangan, atau memainkan perangkat pengemudian kendaraan seperti persneling dan yang lain. Bagi kasus saya, sangat rentan terhadap kejahatan. Dan bagi yang lain, banyak sekali contoh buruk yang terjadi.


Saya masih ingat, saat masih kecil dulu rasa ingin tahu saya memang sangat besar. Terutama yang berhubungan dengan benda yang 'bergerak' seperti mobil, motor atau yang lain.  Dari mulai meloncat dari mobil yang sedang berjalan pelan menuju parkiran karena membayangkan suatu adegan di filem laga saat sang jagoan melompat dari mobil yang sedang melaju kencang. Hasilnya? Tentu saja badan saya bonyok tak karuan, meskipun hanya luka luka yang tak serius.  Ada di satu kejadian saya memelintir gas sepeda motor yang sedang dipanaskan oleh empunya yang berakibat luka luka dan tentunya sepeda motor yang rusak menabrak dinding. Melepas rem tangan mobil ayah sehingga mobil tersebut menggelinding di jalan turunan dan berhenti karena menabrak trotoar, sampai satu saat saya memutuskan untuk naik ke sebuah alat berat di sebuah lokasi tambang ( pada saat itu mengikuti tugas Ayah) dan iseng menarik satu tuas yang ternyata berjalan mundur ! Untung si operator alat berat tersebut berada tak jauh dan segera melompat untuk mematikannya.  Walaupun mendapat hukuman berat dari si Ayah, tak membuat saya jera untuk mengutak atik kendaraan bahkan sampai diusia sekarang ini.

Dan ternyata, sayapun masih tak bisa menjaga keselamatan buah hati saya sendiri, walaupun sudah banyak pengalaman buruk di belakang dan belajar dari pengalaman orang lain juga.

Orang tua dimana saja, mari kita mulai lebih bertanggung jawab dan berhati hati untuk kenyamanan dan keselamatan si buah hati.  Baik dari unsur kejahatan, maupun keteledoran pribadi yang berujung ke penyesalan yang tak akan ada habisnya apabila menyangkut para buah hati kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun