Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

FPI ku Sayang, FPI ku Ditentang

14 Februari 2012   14:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:39 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lagi lagi, FPI.
Ormas Islam yang terkenal dengan sepak terjangnya yang kontroversial itu memang banyak yang membenci.
Hujatan, makian dan sumpah serapah selalu hadir, apabila masyarakat umum membicarakan Front Pembela Islam.
Indonesia Anti Kekerasan, Indonesia Anti FPI ?
Bukankah sebelum FPI itu ada Indonesia memang sudah 'terkenal' dengan kekerasan?

Memang banyak masyarakat umum yang tidak benar benar mengetahui, bagaimana manfaat FPI baik secara langsung maupun tidak langsung pada para ummat Islam. Secara langsung mungkin hanya diketahui para warga Petamburan, dan anggota dan simpatisan FPI di seluruh Indonesia. Kegiatan pengajian mereka, maulidan dan acara sosial yang memang tidak banyak terekspose oleh media.

Merazia tempat judi, pelacuran dan jualan miras? Bukankah itu juga yang diminta masyarakat? Agar kejahatan juga menurun? Supaya warga juga aman?

Lantas kenapa FPI tetap ditentang? Harus diakui dan sebaiknya menjadikan koreksi diri, FPI emang sering kebablasan. Lebai , kalau minjem istilah jaman sekarang. Terlalu keras, kasar dalam bertindak.   Apakah ini tindakan dan sikap euphoria para anggota FPI yang kebablasan, atau memang karena FPI sengaja 'mengirim pesan' di luar sana?

FPI juga dianggap membuat gerah  para pemeluk agama lain, karena dianggap tidak ada toleransinya sama sekali. Apakah memang benar demikian?

Dan yang terakhir, FPI bisa disuap. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya tempat hiburan yang tetap 'aman' tidak terkena sweeping dari FPI.  Benarkah FPI memang bisa di 'beli', atau memang sudah ada perjanjian dengan pihak yang lebih punya hak untuk menertibkan tempat hiburan?  Ada yang sudah bisa di sweeping, dan ada pula yang masih tarik ulur dengan pihak berwenang, karena justru tempat hiburan itu dilindungi oleh pihak yang berwenang?

Terlepas dari kontroversial diatas, saya pribadi menganggap lucu apabila ada orang Islam yang membenci FPI, tapi dalam kesehariannya pun tidak menunjukkan suatu kebaikan sama sekali. Menghujat, tapi juga tidak bisa menunjukkan suatu manfaat.

Apabila kita melihat sesuatu yang 'salah' dari pemahaman dan tindakan FPI, mari tunjukkan hal ( yang nyata) yang benar. Kita sikapi dan kita amalkan dengan baik.  Ada yang salah, mestinya ada yang benar kan? Mari kita lakukan bersama, bagaimana sikap yang benar itu. Jangan takut dianggap riya' atau apa, karena kebenaran memang wajib dijalankan.

Dan disaat kita sibuk disini, kenapa demo Anti FPI tadi siang di bunderan H.I kok hanya sekitar 60 peserta ya? Pada kemana yang lainnya?  Males panas di bunderan HI, tidak melihat ada pentingnya demo, tidak berani dengan FPI, atau diam diam mengamini tindakan mereka?

Setidaknya, jadikan itu koreksi dalam diri kita pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun