Sesuatu yang sebenarnya mengecewakan. Karena apabila memang benar benar kepentingan rakyat yang seharusnya menjadi tujuannya. Bukan kursi Kepresidenan saja. Seperti sebuah "black campaign" bernama perjanjian Batu Tulis yang sejatinya hanya merugikan kedua belah pihak disana.
Tampak jelas bahwa bukan rakyat yang jadi prioritasnya. Melainkan hanya kursi, dan pembagian kabinet saja. Memalukan !
Sebuah komen baik dan 'menampar' dari rekan Kompasianer Aditya Darmasurya di artikel sebelumnya. "Kedua Partai Berjanji Akan Melakukan Yang Terbaik Bagi Rakyat, Terlepas Siapapun Pemimpinnya" : sumber pribadi.
Sebagai seorang pendukung Jokowi, saya berharap banyak beliau tidak melakukan hal yang sama. Langkahnya mencalonkan diri secara tiba tiba boleh lah dianggap sebagai sebuah manuver politik PDIP. Tapi kenyataannya, para pendukung sejati Jokowi tak pernah melihat dia berasal dari partai mana. Tak perduli akan embel embel partai yang berada di belakangnya.
PDIP mau ikut ge-er dibelakangnya? Silahkan saja. Toh kami ( saya;red) Â tak peduli. Ibu Megawati mau disanjung sanjung dengan sebutan Ibu Bangsa sebenar benarnya karena telah rela mencalonkan Jokowi ketimbang dirinya sendiri ? Ya monggo saja. Â Toh memang kenyataan kalau Ibu Megawati dan Puan yang nyalon saya dan berjuta juta warga lainnya tak akan beranjak dari status kami : Golput.
No hard feeling, it's only a matter of opinion . Ada yang setuju, ada yang tidak. Itulah sejatinya tujuan kita berdemokrasi.
Kembali lagi. Saya berharap Jokowi tetap mempertahankan kerendahan hatinya, seperti yang sudah sudah. Tak perlu melancarkan black campaign mengenai calon calon Presiden lainnya. Itu bukan ciri seorang Jokowi, dan tak perlu berubah hanya karena yang lain menganggap hal seperti itu lumrah dan "halal" saja.
Hal yang sebetulnya cenderung norak, tapi tak semua orang mampu menjadi elegan bukan ?
Biarlah apa adanya saja. Kini sudah bukan jamannya lagi kita disodori gambar gambar yang tidak dikenal lagi dan mencoblos setengah hati. Â Jokowi mau menang dan tidak pun bukan jadi prioritas kami ( saya;red).
Karena prioritas sebenarnya adalah mendukung seorang (calon) Presiden yang  harapan pada nantinya mampu membenahi kondisi negara yang sedang terpuruk dan carut marut dengan berjuta permasalahannya, seperti yang saat ini kita hadapi dan rasakan bersama.  Bukan lagi tentang kepentingan golongan, partai, tokoh, ataupun ribuan black campaign urakan saja.