Butuh waktu yang cukup lama.
Kurang dari 3 tahun, Â 540 an artikel ( beberapa di unpublished ataupun dihapus), Â nomor cantik 9212 tanggapan dan tak kurang dari 'hanya' 931 teman.
73 artikel di sosial budaya, 47 di catatan harian ( rada demen curcol nih ternyata) , 41 filsafat karena gemar usil dengan keyakinan sendiri ( dan beberapa juga ngusilin yang lain karena gerah ).
33 artikel sotoy tentang politik, 29 New Media , termasuk didalamnya protes ke admin,  23 artikel humor garing karena sebetulnya orangnya super serius  dan 19 cerpen gagal, karena yang bener bener 'jadi' hanya sekitar 3 biji saja. Yang menarik dan mungkin masuk di minat asli adalah 27 artikel di hobi, 25 artikel di edukasi dan 21 artikel di otomotif.
Tiga yang terakhir ini sepertinya mencakup minat yang asli. Hobi kebanyakan membahas seputar kegemaran di fotografi dengan para rekan Kampret , dunia ngoprek dan juga otomotif sendiri. Edukasi pun sepertinya masih 'nyrempet' kesana beberapa artikelnya. Â Yang menarik di otomotif malahan. Melihat ada kecenderungan bahwa artikel yang ber genre otomotif sejatinya kurang terlalu dinikmati di Kompasiana sendiri.
Sepertinya para penggemar otomotif lebih suka menyambangi blog keroyokan yang juga memuat forum jual beli seperti halnya modifikasi.com, kaskus atau blog pribadi yang ngehits dengan seputar tips dan artikel otomotifnya seperti saft7.com, stephenlangitan.com atau beberapa yang lainnya.
Sebetulnya dulu tak pernah kepikiran sekali untuk fokus menulis di satu genre saja. Apa yang dipikirkan, ada inspirasi, ya langsung diketik saja. Kkebiasaan menulis ala Caleg Palugada dengan genre yang gado gado ini. Â Oh ya, Caleg disini bukan Calon Legislatif ya, cenderung ke Calo Lego jurusan Makelaran yang menyediakan apa saja. Apa lu mau, gua ada = Palugada. Sebuah ungkapan untuk jiwa serabutan yang cenderung tidak fokus dengan apa yang jadi minatnya.
Disini, Caleg gagal bernama Baskoro Endrawan ini memutuskan untuk banting stir. Â Keluar dari titik nyaman (sok) sudah dikenal dengan nama , pertemanan yang banyak sehingga artikel akan lebih mudah untuk mendapatkan pembacanya. Â Kembali merasakan nikmatnya 'berjuang' dari bawah. Sebagai seorang penulis nubitol unyu unyu yang belum punya teman, apalagi pembaca sama sekali.
Akun Casmogo, dibuat dengan nawaitu ini. Fokus di dunia ngoprek. Otomotif, fotografi atau bahkan kalau perlu gimana caranya ngoprek kompor dirumah biar tambah kenceng apinya. Apa saja seputar dunia ngoprek, modifikasi, gadget dan lainnya. Â Sekedar ingin berbagi coretan kepada mereka yang memang tertarik disana, sedang akan tertarik ataupun membuka mata mereka yang tidak tertarik sama sekali.
Bukankah,konon, katanya, Â artikel itu lah yang mencari pembacanya? Ini adalah sebuah 'pembuktian' dan sekedar nurutin rasa penasaran apa benar, dunia otomotif yang jadi salah satu genre bakal terkuatnya memang kurang diminati di Kompasiana sendiri? Â Fokus terhadap satu kolum dengan kemampuan jauh dibawah rata rata. Â Apalagi melihat ke nama Agus Langgeng, yang kiprahnya sebagai pewarta dunia otomotif di tanah air sudah banyak "mencerahkan" para gearheads diluaran sana.
Casmogo , itu sebenarnya nama saya sendiri. Teman teman dekat di Semarang banyak yang memanggil dengan nama itu. Mengikuti boso walikan honocoroko ala Semarangan, yang artinya ya Baskoro. Â Â Babeh Ahmad Jayakardi , Pentheil , adalah dua orang yang selama ini sering berinteraksi dengan boso walikan semarangan ini sehingga mungkin bagi mereka tak kaget dan bahkan tau apa artinya.
Lantas, apa tujuannya menulis artikel ini?
Seorang Casmogo tau betul, bahwa promosi memang diperlukan. Sekedar menautkan artikel ke rekan rekan yang tergabung di grup chat Whatsapps, wadah "curhat" Kompasianer di media sosial Facebook adalah beberapa jalan untuk berpromosi artikel. Â Dan cara licik Casmogo untuk menggunakan akun Baskoro Endrawan adalah bagian dari perkenalan ini dan juga pernyataan :
Akun kloningan Casmogo. Bakal fokus di dunia tarik kabel solderan dan obeng sepertinya. Â dokumen pribadi.
Bahwa akun kloningan bernama Casmogo tidak merupakan bagian dari pasukan nasi bungkus politik yang lagi rame akhir akhir ini. Tidak membuat akun kloningan dengan tujuan mendiskreditkan seseorang, Suku, Agama, Ras atau yang lainnya. Yang mungkin dilakukan Casmogo adalah mendiskreditkan beberapa merk gadget, merk oli ataupun ATPM di tulisan tulisan kedepan, karena mau bagaimanapun sulit rasanya menjadi 'anak manis' yang gak bisa ngomong blak blakan apa adanya.
Kalau bagus ya di puji, kalau (dilihat atau dirasakan) jelek ya gak segan nyinyir kesana. Untuk 'brand', ya jelas yang bermain disini adalah melihat dari sisi user experience atau pengalaman dengan brand tersebut. Dan juga keingingan untuk berbagi. Tuntutan hukum tentang mendiskreditkan sebuah brand ?
Itu urusan belakang.
Salam kenal, Ngamu Casmogo ,jemo Cegakang. Â ( Saya Baskoro , dari Semarang )
Sympathy for the devil, Â The Rolling Stones Cover guitar accoustic by Guitar Swan. Cekidot
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H