Luar biasa.
Ide penghapusan kolom agama di Kartu Tanda Penduduk yang dicetuskan ( kembali) oleh Siti Musdah Mulia memang benar benar spektakuler. Â Tokoh 'nyeleh', cerdas atas ide ide cemerlangnya, termasuk salah satu kata kata nya bahwa homoseksualitas tidak dilarang oleh Islam memang dikenal dekat dengan Jaringan Islam Liberal. Dan usulan penghapusan kolom agama itu memang sudah sewajarnya dicetuskannya kembali dan mungkin masih banyak lagi kelak ide ide cemerlang kedepannya.
Dalam satu kesempatan, Musdah Mulia yang merupakan Direktur dari Megawati Institute dan juga Tim Sukses Jokowi mengatakan bahwa pihak Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla telah menyetujui usulannya. Â Satu hal yang kemudian hari dibantahnya dan mengatakan bahwa media massa telah memelintir ucapannya setelah Jokowi sendiri ternyata malah mengucapkan hal yang sebaliknya.
Bahwa dirinya tak pernah merasa akan menghapus ( atau menjanjikan) penghapusan kolom agama di KTP ini, dan meminta agar media bertanya sendiri kepada Musda secara langsung tentang hal ini. Mengapa bisa menjadi demikian?Seharusnya Jokowi tahu bahwa ide tersebut sangat brilian, terutama diucapkan oleh Tim Suksesnya sendiri yang sempat terdengar desas desus keras bahwa Siti Musda Mulia kelak akan menjadi calon Menteri Agama, walaupun Musda sendiri mengaku tidak berminat untuk posisi tersebut.
Sesuatu yang sebaiknya dipertimbangkan dengan baik oleh Jokowi dan juga Jusuf Kalla apabila kelak mereka menjadi pemenang dari Pemilihan Presiden 2014 ini. Â Atau mungkin mereka telah menyiapkan Jalalludin Rahmat dari fraksi PDIP seperti kabar yang telah beredar? Â Dengan dukungan penuh dari Ikatan JamaahAhluBait Indonesia (IJABI) , tampaknya tokoh yang sering dipanggil secara akrab dengan nama Kang Jalal ini pun sangat berpotensi.
Jusuf Kalla pun membantah isyu ini dengan mengatakan bahwa apabila terpilih nanti , mereka tetap akan mempertimbangkan seorang calon dari aliran mayoritas terbesar yakni Sunni. Sesuatu yang sangat disayangkan karena mungkin Indonesia memang benar benar membutuhkan suatu pemikiran yang benar benar baru.Revolusi mental, sesuai dengan jargonnya.
Para tokoh dari Jaringan Islam Liberal memang revolusioner.  Kreatif dengan pemahaman pemahamannya mengenai Islam sendiri dengan selalu menggaungkan pluralisme.  Namun tidak selamanya pemikiran mereka mendapatkan tempat, sayangnya.  Wimar Witoelar, seorang budayawan, mentor,  mantan Menteri pada era Gus Dur pun mendapatkan kecaman keras dari berbagai kalangan hari ini terkait dengan ilustrasi foto  yang bertajuk "Gallery of Rogues" - kembalinya Badboys Indonesia.
Pasalnya, foto ilustrasi hasil rekaan tersebut menunjukkan foto dari pasangan Prabowo -Hatta , mereka yang berafiliasi bersamanya namun juga memberikan ilustrasi tambahan berupa tokoh agama dengan latar belakang para teroris kasus Bom Bali , Soeharto dan bahkan Osama Bin Laden. Logo partai pendukung dan bahkan ormas ormas Islam seperti Majelis Ulama Indonesia, Muhammadiyah, FPI dan bahkan HTI yang konon anti demokrasi pun ada disana.
Gallery of Rogues - Kembalinya Badboys Indonesia - Wimar Witoelar : indonesiasatu.kompas.com
Ungguhan tersebut dinilai sebagai satu aksi kampanye hitam terhadap kubu Prabowo - Hatta dan lebih jauh lagi memperlihatkan sebuah  pandangan Wimar akan Islam secara minor- bahwa sejatinya Islam terkait dengan terorisme.  Bahkan MUI dan Muhammadiyah yang sejatinya netral pun logonya turut berada disana.
Akibat ungguhan ini, pihak Muhammadiyah telah mengajukan keberatannya secara resmi dan meminta Wimar Witoelar untuk bertanggung jawab, sementara pihak Prabowo -Hatta melalui kuasa hukumnya telah melaporkan ke Bawaslu untuk tindakan hukum lebih lanjut.
Lantas , apa hubungan antara Wimar Witoelar terhadap Jaringan Islam Liberal ? Apakah Wimar termasuk didalam jaringan dengan pemikiran yang brilian ini ? Belum tentu juga kan? Wimar mengaku hanya menggungguh ulang atau retweet gambar tersebut. Beberapa hari yang lalu memang gambar tersebut telah ramai beredar di media sosial, sesuatu yang  Wimar memang tidak mengada ada.
Media online Republika bahkan telah mengangkat hal ini sebelum kasus Wimar mencuat.  Akun akun pendukung pasangan Capres /Cawapres Jokowi- JK lah yang telah melakukannya sebelumnya.  Akun twitter @mertaayu25 @ulinyustron dan @madhebela telah mengunggahnya sebelum Wimar.  Dan bahkan seorang punggawa Komunitas Salihara,  Muhammad Guntur Romli yang juga dikenal sebagai aktivis Jaringan Islam Liberal telah mengunggah foto ilustrasi itu  hauh hari sebelum Wimar
Apa sebetulnya yang 'mengganggu' dari foto ilustrasi hasil rekaan itu , dan apa sebetulnya yang dipersoalkan ?  Seharusnya baik Wimar Witoelar dan juga para pengunggahnya tidak diproses secara pidana. Ini adalah bagian dari kebebasan berekspresi dan jaminan akan keamanan akan pendapat politik atau berkeyakinan  seseorang. Sesuatu yang dijanjikan ? Dan foto ilustrasi cerdas ini pun seakan akan telah memberikan penggambaran secara gamblang tentang siapa sebenarnya dibalik kubu Capres /Cawapres Prabowo -Hatta?
Atau mengganggu sebagai sebuah upaya kampanye hitam ?Entahlah.
Tak semestinya ada rasa ketersinggungan sedikitpun , karena inilah politik yang sebenarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H