Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tidak Ada Satu Alasan pun untuk Membela Palestina

15 Juli 2014   07:58 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:18 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disini saya berbicara sebagai seorang yang Insya Allah,  muslim.

Dari seorang muslim, kepada yang lain.

Saat ibadah dan ujian bernama keikhlasan ini sedang kita nikmati dengan segala kekurangan di Indonesia saat ini, 170 warga Palestina dan lebih dari ribuan lainnya luka luka akibat serangan udara Israel yang telah memasuki hari ketujuh disusul dengan serangan darat mereka.  Tercatat lebih dari  puluhan korban yang meninggal dunia merupakan kanak kanak dan wanita.

Dunia, beberapa dari anda berusaha mengatakan bahwa ini adalah tragedi kemanusiaan. Bukan atas nama agama. Ini adalah konflik teritorial. Konflik, antara Hamas dengan Israel. Sebuah pendapat yang 'elok' untuk beberapa pendapat yang melakukan pembenaran atas agresi Israel kali ini .

Silahkan. Kalau memang itu yang menjadi suatu dasar pembenaran 'keacuhan' anda terhadap Palestina. Keacuhan sebagai sesama muslim dan lebih jauh lagi keacuhan atas nama kemanusiaan?  Bagi yang sedang mencari alasan 'mengapa' harus peduli dengan Palestina, maka cukup full stop disini karena anda tidak akan menemukan alasan apapun untuk membela Palestina. Tak ada satupun.  Salah Palestina sendiri, salah Hamas dan Israel sudah tentu paling benar dan punya hak untuk melakukan serangan "balik".

Saya hanya akan mengatakan bahwa anda terdengar seperti Raja Saud, Obama dan David Cameron sang Perdana Mentri Inggris. Seperti halnya berita di CNN atau Fox News yang diikuti saat petang.  Tak perlu perdebatan panjang disana dan yakinlah dengan argumen tersebut dan pegang dengan keteguhan hati.

Arab Spring, Amerika dan Dunia sekedar menonton saja.  karikatur by latuff- 2008

Bagi anda yang masih merasa ragu, coba sisihkan sedikit uang receh anda untuk beli pulsa yang lumayan banyak.  Untuk mencari 'versi duniawi'-nya.  Profil Demografis Bangsa Palestina, yang memberikan data tentang kepemelukan agama di Palestina.

80-85 % Muslim Mayoritas Sunni.  Nasrani 1.0 -2,5 % dan Yahudi sebesar 10-14 %.

Bisa dibaca lebih lengkapnya di tautan yang disertakan bersama artikel ini.  Sedikit bertolak belakang dengan banyak pendapat yang 'sengaja' dilontarkan akhir akhir ini mengenai berapa prosentase muslim, nasrani dan yahudi disana dan berusaha menetralkan konflik ini menjadi satu yang melulu teritorial saja.  Saat profil demografis ini dirasakan masih kurang, mungkin satu catatan penting tentang nama nama korban bisa menjadi  sekedar bacaan saja.

Coba baca berapa prosentase nama nama ( alm) Muhammad, Ahmad, Hamad, Ibrahim, atau nama nama Islami lainnya disini . Tak perlu bertanya tanya lagi mengapa kebanyakan nama mereka para korban kebanyakan adalah muslim. Karena toh demografis profil Palestina diatas pun mengatakan demikian.  Namun menjadi sedikit bertanya.

Mengapa rudal Israel yang konon hanya mengincar objek militer saja pun akhirnya mengarah kepada warga sipil. Keterlibatan mereka ke Hamas kah? Apabila demikian berarti memang sudah tepat sekali saat serangan tersebut lebih menewaskan warga sipil yang kebetulan Muslim. Mengincar mereka yang sedang sahur ataupun shalat Tarawih pun tepat sasaran. Apabila kemudian ada Muslim yang tidak terlibat sama sekali dengan pergerakan Hamas terkena, ya itu adalah sebab resiko saja. Meskipun sekali lagi jumlah korban sudah mencapai lebih dari 170 orang saat tulisan ini diturunkan dan ribuan lainnya luka luka, sekali lagi, itu hanya sebuah kebetulan saja.

Sekedar 'apes'nya kaum Muslimin saja dan sekedar attitude salah sendiri nembak duluan ( ke Israel )

Bicara tentang sejarah pun tak akan menemukan satu hal yang akan membuat kita patut membela Palestina. Tidak juga dengan pidato Sang Proklamator :  "Selama kemerdekaan Palestina belum diserahkan kembali kepada orang orang Palestina, maka selama itulah Bangsa Indonesia berdiri menentang penjajahan Israel ". Soekarno, 1962. Apa ini yang diteriakkan dengan lantang oleh Soekarno ? Penjajahan apa?  Dan tak perlu juga melihat bagaimana peta wilayah Israel yang semakin berkembang sementara Palestina semakin mengecil dari tahun ke tahun. Kita tak perlu pedulikan itu.

14053588061153111698
14053588061153111698
Peta Palestina ( dan Israel) dari tahun ketahun. juancole.com

Apalagi bicara tentang bantuan Palestina untuk Rakyat Indonesia saat terjadi Tsunami di Atjeh, atau didaerah daerah lainnya. Kita tidak perlu alasan itu juga untuk membela mereka. Hanya perlu memperhatikan bangsa kita sendiri yang juga tak kurang dari kesusahan. Itu yang kita perlukan. Kalau mereka mau bantu ya silahkan, tapi bukan kita.

Dan bagi para muslimin yang sekarang ini sedang getol getolnya membela seorang bernama Adolf Hitler dengan Nazi-nya untuk aksi genosida karena membantai jutaan Yahudi dan merasa bahwa tindakan Hitler adalah tepat adanya karena "bisa membaca kedepan", saya pribadi acungi dua jempol. Benar, Hitler bisa membaca kedepan. Bahwa kelak para refugee Yahudi inilah yang kelak 'mengungsi' dari Eropa karena penekanan dan pembantaian besar besaran inilah yang akhirnya getol memperluas Israel. Bahwa karena mereka "kembali" dan ngotot inilah yang menjadikan Israel sedemikian hebat hari ini.

Terima kasih kepada Adolf Hitler, Ratu Inggris yang menaruh mereka disana dan membiarkan. Heil Hitler dan God Save The Queen.  Dan jangan lupa pendanaan dariAmerika yang diberikan bagi mereka yang ingin "kembali" ke Israel ya. Standing applause buat mereka. Dan juga anda, yang bangga dan melakukan pembenaran atas tindakan Adolf Hitler.

Ramadhan. Saatnya kita yang muslim memperdalam bacaan Qur'an.  Disanapun dijamin tak akan menemukan satu alasanpun untuk membela Palestina. Tak akan surah yang menjelaskan akan suatu bangsa yang mengkhianati Rasul-Nya yang datang dari golongan mereka sendiri akan membuka mata. Tak juga surah tentang perjalanan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam  ke Sidratul Muntaha yang sempat singgah di Masjid Al Aqsa' pun akan menjadi alasan, mengapa tanah Palestina begitu penting dimata kaum muslimin. Tidak juga tentang pohon Ghorqod seperti yang dijelaskan di Surah Al Maidah.

Yang belakangan ini lagi lagi secara 'kebetulan'  ditanam secara besar besaran di Israel. Dan bahkan ada sebagian dari kita merasa perlu belajar sistem irigasi yang maju dan canggih di Israel, sementara air bersih pun sulit didapatkan di Palestina. Itupun secara 'kebetulan'.

1405358029330951967
1405358029330951967
gambar : www.jnf.org.

Tidak ada satupun yang menjadikan satu alasan, untuk membela Palestina.

Kita bicara akan asal usul konflik, kita bicara tentang politik. Kita bicara tentang sejarah- baik bangsa ini maupun Palestina. Tentang Soekarno. Kita bicara banyak tentang secara 'kebetulan' saja banyak korban yang meninggal adalah kaum muslimin. Kita bicara tentang sedikit bantuan Palestina untuk Indonesia. Bencana Tsunami Atjeh salah satunya. Kita bahkan ngrasani Ratu Inggris dan memuja Adolf Hitler disini. Kita bahkan berusaha membaca tanda tanda yang ada didalam surah surah di Al Qur'an. Toh tetap tidak menemukan satu alasanpun untuk membela Palestina.

Kita bahkan perlu  membela Israel yang lagi lagi secara 'kebetulan' self defence dari serangan Hamas.

Rasulullah Shallallahu' Alaihi Wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya semua hati manusia berada di antara dua jari dari jari jari Ar- Rahman (Allah Ta' ala ) seperti hati yang satu, yang Dia akan membolak - balikkan hati tersebut sesuai kehendak-Nya ". Kemudian Rasulullah Shallallahu' Alaihi Wa Sallam berdoa :

"Wahai Allah Yang membolak balikan hati ( manusia), palingkanlah hatimu untuk ( selalu) taat kepada-Mu " Seperti yang dijelaskan dalam Hadist Riwayat Muslim 2654.

Sudah jelaskan tentang Hadist diatas?  Ya ini adalah perkara hati. Perkara keimanan. Saya tidak sedang mengatakan bahwa mereka yang peduli lebih punya hati daripada yang tidak. Atau lagi lebih 'beriman' daripada yang tidak. Urusan hati hanya kita sendiri dan Ya Rabb yang tahu. Apalagi urusan keimanan seseorang.  Rahasia mengapa hati tergerak ataupun tidak ada disana.

Saat tidak dibuka hatinya, ya tidak akan menemukan satu alasanpun untuk ( lagi lagi) membela Palestina. Wilayah kita terbatas pada ranah logis dan tidak logis saja. Dan apabila ranah logis kanak kanak yang ingin dipakai, mungkin sedikit animasi dibawah ini bisa membantu untuk sedikit mengerti,  Insya Allah.

Sumber :

Nama Nama Korban

Profil Demografis Palestina

Mengapa Rumah Sakit Disana Butuh Bantuan Kita?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun