Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Fakta dan Dugaan Seputar Penembakan Malaysian Airlines MH17

18 Juli 2014   13:28 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:00 4205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inalillahi Wa Inaillaihi Roji'un.

Pesawat Boeing 777 milik Maskapai Penerbangan Malaysian Airlines yang berangkat dari Bandara Internasional Schipol, Belanda pada 17 Juli 2014 dikonfirmasikan telah tertembak jatuh oleh missil yang diduga berasal kendaraan peluncur misil berjenis BUK buatan Rusia di wilayah zona penerbangan perbatasan Rusia dan Ukraina dan jatuh di Hrabove, wilayah utara Donetz, Ukraina

Rute penerbanganMH17/KL4103 dan lokasi tertembaknya pesawat : onlinewjs.com

Pihak intelijen Amerika Serikat mengkonfirmasi bahwa misil tersebut berasal dari peluncur misil darat yang diduga berasal dari alutista (alat utama sistem pertahanan) perang milik gerakan separatis Ukraina pro Rusia meskipun kabar tersebut belum berhasil dikonfirmasikan dengan jelas. Presiden Ukraina , Petro Poroshenko pun segera memberikan pernyataan bahwa serangan tersebut adalah "aksi terorisme" dan gerakan separatis Ukraina pun berada dibalik serangan tersebut.

Meski demikian, Aleksander Borodai, Kepala Gerakan Separatis Ukraina membantah telah melakukan serangan tersebut dan mengatakan bahwa mereka tidak mempunyai alutista jenis BUK missile launcher seperti tudingan dari Petro Poroshenko. Dia pun kembali menuding bahwa justru Ukraina yang terlibat dalam aksi ini.  Presiden Rusia Putin pun mengecam keras kejadian ini dan ikut menuding bahwa memang Ukraina yang berada di balik serangan tersebut.

Ada beberapa fakta seputar penembakan pesawat Malaysian Airlines MH 17 yang juga menyandang kode penerbangan  KLM Flight KL 4103 :

14056368671009463450
14056368671009463450
Tentara Separatis Ukraina berada di lokasi jatuhnya pesawat MH17/KL4103 - bbcnews


  • Ukraina pada saat ini adalah zona perang saudara yang dimulai dari penggulingan Presiden Ukraina yang pro kebijakan Moskow pada Februari 2014 lalu. Gerakan separatis menuntut kemerdekaan sendiri dan menamakan daerah Donetz ( dimana pesawat tersebut jatuh)  sebagai 'Republik Rakyat Donetz
  • Pihak Separatis Ukraina mengklaim bahwa mereka hanya memiliki peluncur misil berjenis shoulder manpad ( jenis peluncur misil yang menggunakan bahu sebagai tumpuan) dengan range ketinggian altitude yang terbatas, sehingga mustahil apabila mereka mampu menembak flight MH17/KLM 4103 yang pada saat itu dikabarkan terbang di atas 36 ribu kaki ( zona aman)
  • Meski demikian, Menteri Keamanan Ukraina ,Geraschchenko sebelum kejadian ini telah memberikan konfirmasi kepada Wall Street Journal bahwa pihak separatis telah berhasil mengambil alih prasarana militer Ukraina yang juga dikabarkan mempunyai alutista BUK missile launcher tersebut Juni lalu. Bahkan pihak separatis Ukraina pun mengabarkan 'keberhasilan' mengambil alih fasilitas militer dan alutista milik Ukraina tersebut kepada kantor berita Rusia, yang bisa dibilang merupakan 'sekutu' mereka.

1405637294340820384
1405637294340820384
BUK Missile Launcher buatan Rusia yang dikabarkan menembak jatuh pesawat. wikipedia.com


  • 2 Pesawat Ukraina, 1 pesawat militer cargo jenis AN 26  dan 1 pesawat tempur SU 25 pun sebelumnya dikabarkan ditembak jatuh oleh gerakan separatis tersebut, saat berada di daerah yang sama dengan kejadian MH 17/KL 4103 Hal ini menjadi satu kunci penentu yang menurut Presiden Ukraina Petro  bahwa ketiga kejadian ini pun saling berkaitan : bahwa memang gerakan separatis mempunyai BUK sebagai alutista mereka.
  • Tepat sebelum kejadian, pihak Federal AviationAdministration (FAA) mengabarkan bahwa Pemerintah Resmi Ukraina telah memberikan 'warning' dan anjuran kepada pilot komersial pada hari Senin, 14 Juli 2014 yang lalu supaya tidak terbang pada  zona konflik di ketinggian yang berkisar antara 26 dan 32 ribu kaki.  Apabila anjuran keras atau warning tersebut telah diberikan, mengapa pesawat komersial seperti MH17/KL4103 ini tetap masih mengambil resiko melewati zona penerbangan tidak aman ini ?
  • Pesawat Boeing 777 MH17/KL4103 dikabarkan ditembak jatuh pada ketinggian 32,800 ribu kaki, atau sekitar 10 ribu meter diatas permukaan laut.
  • Sebagai catatan tambahan, BUK Missile Launcher buatan Rusia mempunyai jarak tembak dengan ketinggian 65 m s/d 25 ribu meter.
  • Pada saat berita ini diturunkan, BBC memberikan konfirmasi jumlah penumpang dengan data sebagai berikut : 154 Penumpang berkebangsaan Belanda, 27 Australia, 23 Malaysia, 11 Indonesia, 6 Inggris, 4 Jerman,  4 Belgia, 3 Filipina dan 1 berkebangsaan Kanada.  Kebangsaan dari negara lain akan dikabarkan selanjutnya dari terduga 285 penumpang termasuk awak kabin. Belum ditemukan adanya korban selamat dalam tragedi ini.


Pihak Malaysian Airlines, KLM , Otoritas setempat bersama dengan FAA telah membuka conference centre di Bandara Internasional Schipol, Belanda dan juga di Kuala Lumpur , Malaysia. Dikabarkan bahwa keluarga para korban, telah berada di sana pada saat ini menunggu berita selanjutnya.

14056389111912621418
14056389111912621418
Menteri Hukum dan Pertahanan Belanda, Ivo Opstelten dalam konferensi pers resmi di Schiphol 17/7/14 nationmultimedia.com

Jalur penerbangan yang ditempuh oleh pesawat Boeing 777 MH 17/KL4103 tersebut merupakan jalur 'ramai' komersial dan perdagangan yang menghubungkan Eropa dan Asia melalui zona Eropa Timur. Meski demikian , ada satu pemberitahuan keras yang telah dilakukan sebelumnya bagi pesawat komersial untuk menghindari terbang diatas zona ini mengingat konflik yang sudah terjadi. Beberapa penerbangan lain seperti Air France, Lufthansa, British Airways, Aeroflot, Turkish Airways  pun mengambil rute yang memutar melewati Turki setelah berita jatuhnya pesawat MH17/KL4103 tersebut secara resmi diturunkan.

Pada saat ini kedua belah pihak yang bertikai, baik Pemerintah Ukraina dan gerakan Separatis Ukraina atau Gerakan Republik Rakyat Donetz tersebut telah sepakat untuk menghentikan aksi masing masing guna memberikan penghormatan kepada para korban jiwa dari insiden pesawat tersebut dan memberikan waktu tidak terbatas  bagi para pihak otoritas Internasional untuk melakukan penyelidikan secara lebih mendalam dan apabila memungkinkan, pencarian pada korban yang mungkin masih selamat.

Dugaan dan spekulasi pun timbul. Beberapa mengatakan bahwa Rusia bahkan berada di balik insiden ini.

Pihak Pemerintah Ukraina yang pro barat pun menimbulkan tanda tanya yang besar. Seperti halnya intelijen Amerika dan tindakan Amerika sendiri yang 'sedikit kedodoran' dalam mengatakan tidak akan tinggal diam dalam aksi terorisme seperti ini seperti yang dikatakan oleh juru bicara Gedung Putih pada wawancaranya terhadap CNN .

Apabila mereka memang sudah mengetahui sebelumnya pergerakan dan alutista berbahaya seperti BUK , mengapa tidak turut memberikan peringatan keras sebelumnya, dan bukan setelah kejadian?

Atau bahkan pada gerakan separatis pro Rusia yang mengaku tidak bertanggung jawab terhadap kejadian tersebut dan tidak mempunyai alutista seperti BUK namun beberapa minggu sebelumnya mengklaim 'kemenangan' mereka terhadap fasilitas militer dengan alutista seperti dugaan dan bahkan memparadekannya di pinggiran perbatasan Rusia.

Sengaja atau tidak, dan dilakukan oleh siapapun, ini adalah bukan kecelakaan biasa, namun sebuah kejahatan perang, yang mengambil nyawa warga sipil tak bersalah sehingga penyelidikan harus dilakukan secara mendalam.

Duka sedalam dalamnya bagi para korban pesawat Malaysian Airlines/ KLM MH17/KL4103 , dan keluarga mereka yang ditinggalkan.

Sumber

Reuters

Nation multimedia

Updates on BBC News

Wikipedia BUK Missile Launcher

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun