Mohon tunggu...
Mohammad Basit
Mohammad Basit Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Jurusan Keperawatan Program Studi sarjana Keperawatan dan Profesi Ners Universitas Sari Mulia Banjarmasin

Dosen Jurusan Keperawatan Program Studi sarjana Keperawatan dan Profesi Ners Universitas Sari Mulia Banjarmasin

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengalaman Mendampingi Anak Usia 7 Tahun Ikut Vaksin Covid-19

21 Januari 2022   16:00 Diperbarui: 21 Januari 2022   16:02 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ketika seorang anak usia 7 tahun akan di ikutkan Vaksin Covid-19 di sekolah maka tugas orang tua harus memberikan pengetahuan tentang vaksin dengan baik agar anak mau di vaksin covid-19. kebanyakan anak tidak mau di vaksin karena takut, sedangkan orang tuanya juga ada yang takut kalo di vaksin nanti anak akan sakit. 

Percakapan sang ayah dengan anak perempuan yang berusia 7 tahun duduk di kelas 1 Tsanawiyah. 

Sang ayah "nanti ada kegiatan vaksin di sekolah, kamu ikut juga ya, 

Anak menjawab kenapa harus ikut?

Sang ayah "supaya kamu aman dari virus covid-19"

Anak "aku takut"

Sang ayah "kenapa harus takut" kamu kan sudah vaksin boster Campak di sekolah 2x"

Anak " tapi vaksin ini aku takut"

 Percakapan satu minggu sebelum kegiatan vaksin di sekolah dilaksanakan.

Ketika anak sekolah 

Anak" pah hari ini aku vaksin kah?"

Sang ayah " hari ini ga vaksin, masih lama"

Anak" esok harinya pergi lagi kesekolah" anak bertanya apakah hari ini aku vaksin?"

Sang ayah menjawab "belum, belum ada info dari sekolah.

 Dari percakapan anak yang sering bertanya maka anak terlihat sangat memikirkan vaksin tersebut, anak terlihat ketika turun sekolah tidak semangat, karena takut ikut vaksin. 

Akhirnya sang ayah dan ibunya sepakat tidak membahas vaksin dulu dengan anak di rumah, tapi nanti saja saat vaksin di lakukan, baru di kasih tau anaknya. dengan tujuan mengurangi tingkat stres anak terkait mau di Vaksin.

2 minggu setelah pembicaraan diatas, tepatnya hari senin dilakanakan kegiatan vaksin di sekolah, sang ayah tidak lagi memberitahukan bahwa hari ini akan di laksnakan vaksin. Jam 11 pagi hari senin anak diantar kesekolah dengan alasan masuk sekolah jam 11. sesampai di sekolah anak melihat.

Percakapan ayah dan anak: 

Anak "waaaah ada vaksin paah, aku takut, aku ga mau di vaksin

Sang ayah " ga papa, kamu harus berani, ayo kita daftar dulu.

Anak " iyaaa"

Setelah daftar dan masuk keruang tindakan 

Anak" aku ga mau vaksin, sakit pah

Sang ayah " ga pp nak, sakitnya cuman sebentar aja,

Anak " takut" tapi aku mau"

Sang ayah " ayo duduk di kursi, papah dampingi, jangan takut, jarumnya jangan di lihat.

Kurang lebih 30 menit untuk membujuk anak agar mau di vaksin dan akhirnya anak juga berani untuk di vaksin. 

Dari pengalaman di atas :

  1. orang tua mempunyai peran penting untuk keberhasilan membujuk anak agar mau di vaksin
  2. orang tua juga harus mendukung sang anak untuk di vaksin
  3. Perlunya edukasi kepada orang tua terkait hal-hal apa saja yang akan terjadi setelah vaksin. misal klo anak demam maka harus di apakan? perlu edukasi penanganan demam pada anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun