"Untuk mencapai kesuksesan jangan pernah ada kata menyerah. Gagal bukan cara terakhir untuk menyerah tetapi menjadi cambuk untuk lebih maju ke depannya." -- Sayed Jafar Alaydrus
Pesan penuh motivasi yang kerap diucapkan Bupati Kotabaru, Kalimantan Selatan itu begitu memberi makna yang dalam bagi saya yang menjadi orang "perantauan" di Surabaya, Jawa Timur.
Betapa tidak, saya yang berasal dari Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur dan menyelesaikan pendidikan Strata-1 di Universitas Dr. Soetomo, Surabaya begitu mengagumi kemajuan daerah-daerah di Jawa pada umumnya dan khususnya Jawa Timur.
Namun begitu mendapat kesempatan  mengunjungi Kotabaru, saya kembali "merevisi" pandangan saya yang terlanjur menjatuhkan hati kepada Jawa Timur. Nun di Kotabaru, salah satu kabupaten di selatan Kalimantan tersebut saya mendapat banyak kisah-kisah sukses.
Kotabaru selama kepemimpinan dua periode Sayed Jafar Alaydrus berhasil menghela kemajuan daerah melalui tumpuan strategi pengutan agribisnis serta pengembangan pariwisata.
Kotabaru yang selama ini dikenal sebagai daerah "tajir melintir" karena tambang batubara dan penghasil sawit, secara gradual di tangan Sayed menjadi daerah yang dikenal karena pariwisatanya.
"Awalnya ide saya tentang pengembangan pariwisata dianggap sebelah mata dan hanya dipandang sebagai bualan semata. Saya tidak menyerah dan ingin membuktikan jika tekad yang kuat akan bisa menjadi modal untuk mengajak warga bisa berpartisipasi aktif," jelas Sayed Jafar.
Bupati Kotabaru ini membuktikan ternyata pariwisata bisa menjadi andalan daerah mengingat hasil tambang suatu saat akan habis dan menyisahkan kerusakan lingkungan belaka.
Sebaliknya pariwisata jika dikembangkan dengan bertumpu pada kesadaran warga maka akan menjadi sektor penambah penghasilan daerah.
Guo Lowo contohnya. Wisata gua yang berada di wilayah Tegalrejo, Kecamatan Kelumpang Hilir, Kotabaru adalah bukti keberhasilan pariwisata yang melibatkan warga.