Mohon tunggu...
Basilius K. M. Nadur
Basilius K. M. Nadur Mohon Tunggu... Insinyur - Universitas Dr. Soetomo Surabaya

Hanya sekedar orang biasa yang senang membaca, menulis tentang hal baru dan sharing.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kejarlah Ilmu hingga ke Kotabaru...

8 Mei 2023   21:19 Diperbarui: 14 Mei 2023   11:22 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bupati Kotabaru Sayed Jafar Alaydrus diskusi bersama wisatawan (Dok. @rizqymello)

"Untuk mencapai kesuksesan jangan pernah ada kata menyerah. Gagal bukan cara terakhir untuk menyerah tetapi menjadi cambuk untuk lebih maju ke depannya." -- Sayed Jafar Alaydrus

Pesan penuh motivasi yang kerap diucapkan Bupati Kotabaru, Kalimantan Selatan itu begitu memberi makna yang dalam bagi saya yang menjadi orang "perantauan" di Surabaya, Jawa Timur.

Betapa tidak, saya yang berasal dari Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur dan menyelesaikan pendidikan Strata-1 di Universitas Dr. Soetomo, Surabaya begitu mengagumi kemajuan daerah-daerah di Jawa pada umumnya dan khususnya Jawa Timur.

Namun begitu mendapat kesempatan  mengunjungi Kotabaru, saya kembali "merevisi" pandangan saya yang terlanjur menjatuhkan hati kepada Jawa Timur. Nun di Kotabaru, salah satu kabupaten di selatan Kalimantan tersebut saya mendapat banyak kisah-kisah sukses.

Kotabaru selama kepemimpinan dua periode Sayed Jafar Alaydrus berhasil menghela kemajuan daerah melalui tumpuan strategi pengutan agribisnis serta pengembangan pariwisata.

Kotabaru yang selama ini dikenal sebagai daerah "tajir melintir" karena tambang batubara dan penghasil sawit, secara gradual di tangan Sayed menjadi daerah yang dikenal karena pariwisatanya.

"Awalnya ide saya tentang pengembangan pariwisata dianggap sebelah mata dan hanya dipandang sebagai bualan semata. Saya tidak menyerah dan ingin membuktikan jika tekad yang kuat akan bisa menjadi modal untuk mengajak warga bisa berpartisipasi aktif," jelas Sayed Jafar.

Bupati Kotabaru ini membuktikan ternyata pariwisata bisa menjadi andalan daerah mengingat hasil tambang suatu saat akan habis dan menyisahkan kerusakan lingkungan belaka.

Sebaliknya pariwisata jika dikembangkan dengan bertumpu pada kesadaran warga maka akan menjadi sektor penambah penghasilan daerah.

Guo Lowo contohnya. Wisata gua yang berada di wilayah Tegalrejo, Kecamatan Kelumpang Hilir, Kotabaru adalah bukti keberhasilan pariwisata yang melibatkan warga.

Wisata Goa Lowo di Wilayah Tegalrejo (Dok. @patricktjahyo)
Wisata Goa Lowo di Wilayah Tegalrejo (Dok. @patricktjahyo)

Cerita Widodo yang menjadi Direktur BUMDES Tegalrejo menjadi penguat bahwa semangat tidak pantang menyerah ternyata di dunia pariwisata memang menjadi syarat mutlak.

Guo Lowo yang sebelumnya hanya menjadi sarang kelelawar berbiak diubah menjadi spot wisata yang menarik. Kini Guo Lowo memiliki beragam tempat wisata seperti kolam renang, areal outbond, taman buah, tempat pengolahan sampah, lokasi gathering sampai outlet-outlet penjualan makanan dan minuman serta home stay.

Wisatawan sedang menikmati indahnya Goa Lowo (Dok. poetra.lily)
Wisatawan sedang menikmati indahnya Goa Lowo (Dok. poetra.lily)

Setiap bulan, lokasi yang dikelola pemuda Tegalrejo berhasil meraup pendapatan minimal Rp 30 juta saban bulannya. Selain itu, warga juga terlibat dalam arus pergerakan ekonomi "ikutan" akibat dampak kehadiran pariwisata Guo Lowo.

Kotabaru Bukan Sekedar Wisata "Biasa"

Mengapa saya jatuh cinta dengan Kotabaru? Akhirnya saya menemukan jawabannya. Elan kepemimpinan Bupati Sayed Jafar ternyata berada di balik kesuksesan pengembangan pariwisata.

Widodo yang awalnya kerap menemukan kendala dalam mengembangkan pariwisata Guo Lowo selalu mendapat dukungan dari Bupati Sayed Jafar.

Kekaguman penulis dengan ukiran tangan Tuhan (Dok. @patricktjahyo)
Kekaguman penulis dengan ukiran tangan Tuhan (Dok. @patricktjahyo)

Kesuksesan Guo Lowo yang mendapat "serangan" dari oknum-oknum yang ingin mengambil keuntungan pribadi, dibela Bupati hingga ke ranah hukum.

Tidak itu saja, Bupati Sayed selalu memberi perhatian penuh kepada alokasi pendanaan di Anggaran Pendapatan Belanja Daerah.

Kemajuan pariwisata di Kotabaru tidak saja identik dengan cerita sukses Guo Lowo tetapi juga menyebar ke destinasi wisata lainnya seperti Pantai Gedambaan, Pantai Siring Laut, Bukit Mamake SJA, Kawasan Hutan Meranti, Teluk Tamiang dan lain-lain.

Andai saja potensi-potensi wisata di tanah kelahiran saya di Manggarai Timur seperti Pantai Cepi Watu, Danau Rana Mese, dan Nanga Lok bisa dikelola seperti di Kotabaru, saya sangat yakin akan bisa memberikan kontribusi bagi peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).

Hanya sekedar membandingkan, PAD Kabupaten Manggarai Timur di tahun 2022 mencapai Rp 77,43 miliar sementara di tahun yang sama PAD Kabupaten Kotabaru mencapai Rp 1,7 triliun.

Penulis bersama Bupati Kotabaru : silaturahim sekaligus penyambutan di kediaman Bupati (Dok. @poetra.lily)
Penulis bersama Bupati Kotabaru : silaturahim sekaligus penyambutan di kediaman Bupati (Dok. @poetra.lily)

Warga Kotabaru kini begitu optimis dengan limpahan rezeki dari kehadiran pariwisata di daerahnya. Pusat oleh-oleh khas Kotabaru yang bernama "Katojoe" di Jalan Agus Salim kini menjadi pusat ekonomi baru mengingat ramainya penjualan cindera mata khas.

Menguraikan kemajuan pariwisata di Kotabaru ibaratnya mengikuti serial drama Korea yang tidak akan ada habisnya.

Kejarlah ilmu hingga ke Kotabaru....memang ada benarnya

*Basilius K. M. Nadur*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun