Mohon tunggu...
Irham Bashori Hasba
Irham Bashori Hasba Mohon Tunggu... Lainnya - Sekilas Tentang Irham Bashori Hasba

Irham Bashori Hasba adalah pegiat sosial masyarakat, suka ngamati dan menuliskannya

Selanjutnya

Tutup

Diary

Rartu Shima: Singa Betina yang Ditakuti dan Dicintai - Catatan Dari Masa Lalu_1

30 Juni 2022   03:19 Diperbarui: 30 Juni 2022   04:01 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia kuat bukan karena dia tidak takut, tetapi karena dia terus maju dengan kuat, meski ada ketakutan." 

Atticus: The Dark Between Stars and The Truth About Magic (New York Times Best Sellers)

Aktifitas akademik belakangan ini saya lakukan dengan mempelajari sejarah kepemimpinan masa lalu. Saya begitu takjub dan berbangga diri sebab ternyata kita sebagai bangsa Indonesia memiliki latar belakang sejarah bangsa yang besar dan bahkan menjadi pemain kunci di wilayah kawasan Asia pada umumnya. 

Maka saya terinspirasi untuk juga menulis dalam catatan-catatan saya di kompasiana terkait tokoh-tokoh masa lalu yang begitu luar biasa membanggakan. Maka catatan itu saya mulai dengan sebuah judul Ratu Shima: Singa Betina Yang Ditakuti dan Disayangi ini.

Ratu Shima (674-695 Masehi) merupakan perempuan tangguh dimasanya. Perempuan yang memimpin kerajaan Kalingga (Holing -- Keling) dikenal dunia karena ketegasannya dalam membuat keputusan-keputusan atas nama rakyat dan negaranya sehingga menempatkan Kerajaan Kalingga sebagai salah satu negara yang besar dan menjadi simpul kekuatan pasifik kala itu, bersama China dan India. 

Dalam catatan Gunawan Sumodingrat, Shima atau Simo bermakna Singa yang identik dengan sebuah hewan yang berkelompok dan dipimpinn oleh induk betina, rasanya cocok jika disematkan pada Ratu Shima sebab beliau memang seorang perempuan pemimpin yang luar biasa dengan ketegasannya, meski tak jarang keputusannya begitu membuat gentar lawan dan kawannya, namun justru sangat dicintai seluruh rakyatnya ketika itu. 

Beliau merupakan putri seorang pemuka agama Hindu-Syiwa yang lahir di Sumatera Selatan pada 611 masehi, pindah ke Jepara dan menikah dengan Kartikeyasingga Raja Kalingga dan naik tahta setelah suaminya meninggal pada 648 Masehi hingga wafat pada 674 Masehi.https://tirto.id/f7Di

Sebuah kisah yang menapaki puncak ketegasan dan keadilannya terjadi ketika suatu ketika Ta-Shih, seorang raja hendak menyerang Kerajaan Kalingga dan Ratu Shima yang masyhur karena keadilan dan ketegasannya namun menggagalkan rencananya karena ketakutan akan kuatnya peran kepemimpinan dan ketegasannya atas rakyat Kalingga. Ratu Shima membuat kebijakan dilarang keras mengambil apapun yang bukan milik mereka dan menghukum keras pelakunya. 

Tanpa diketahui penduduk kalingga, Ta Shih meletakkan emas dalam jumlah besar di sebuah persimpangan jalan dekat alun-alun kerajaan kalingga. Berbulan-bulan tak ada yang berani menyentuh emas tersebut sampai akhirnya terjadi kesalahpahaman ketika Pangeran Narayana Putra Ratu Shima tanpa sengaja menyentuh kantung tersebut dengan kakinya. Meski puteranya, Ratu Shima tidak pandang bulu dan tetap menjatuhkan hukuman mati pada putra yang disayanginya. 

Melihat keputusan Ratu Shima, seluruh pejabat istana, keluarga dan rakyat memohon padanya untuk meringankan hukumannya sehingga Ratu Shima mengabulkannya. Pangeran Narayana tidak dihukum mati, namun kakinya dipotong sebagai hukuman karena kakinya menyentuh barang yang bukan miliknya. Melihat kejadian tersebut, Ta-Shih menjadi gemetar dan ketakutan sehingga menggagalkan niatnya untuk menyerang Kerajaan Kalingga.

Ketegasan dan keadilan dalam memimpin membuat Kerajaan Kalingga dibawah kepemimpinan Ratu Shima mencapai puncak kejayaannya. Ratu Shima mengembangkan pelabuhan yang sebelumnya dikuasai oleh Kerajaan Tarumanegara sebagai pusat perdagangan terbesar dikawasan itu. Disamping itu, Raja Shima mengembangkan sektor pertanian dan kerajinan tangan sebagai penopang perekonomiannya. Sebagai kerajaan besar yang berpengaruh dikawasan, Kerajaan Kalingga menjalin kerjasama yang kuat dengan kekaisaran Cina dan Kerajaan India sejak abad ke-5 Masehi. 

Ratu Shima memimpin Kerajaan Kalingga selama 21 tahun dan meninggal pada 695 Masehi. Setelah kepemimpinannya, Kerajaan Kalingga diwariskan kepada kedua puteranya sehingga menjadikan Kerajaan Kalingga terbagi menjadi dua bagian, Wilayah Kalingga Utara diwariskan kepada Dewi Parwati yang menikah dengan Rahyang Mandiminyak dan merupakan Raja Sunda Galuh, sementara bagian Kalingga Selatan diwariskan kepada Pangeran Narayana.

Mamat Ruhimat., Pustaka Rjya-Rjya i Bhumi Nusntara,  https://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/03/pustaka_rajya_rajya_i_bhumi_nusantara.pdf. Meski kemudian Kerajaan Kalingga Utara dan Kerajaan Kalingga Utara menjadi wilayah taklukkan Kerajaan Sriwijaya, keturunan Ratu Shima tetap berkuasa atas Jawa dan melahirkan Kerajaan Medang/Kerajaan Mataram Kuno dikemudian hari dan bahkan keturunannya tetap ada hingga kini melalui kekuasaan Kesultanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.

Mempelajari, memahami dan menjejaki sejarah kepemimpinan dimasa lalu sejatinya harus selalu ditanamkan kepada setiap generasi. Sebuah pepatah yang menyatakan "bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu mengingat dan menghargai sejarahnya" patut menjadi sandi perenungan kita bersama bahwa moyang kita adalah para penguasa dunia yang dikenal dengan keadilan dan ketegasannya. Kita perlu berbangga dan menapak-jejaki kepemimpinan dan ketegasan Ratu Shima penguasa Kerajaan Kalingga sehingga Indonesia dimasa depan menjadi bangsa yang besar dan benar-benar disegani bangsa lain. 

Saya termotifasi untuk menulis kisah para tokoh masa lalu dalam catatan-catatan menulis saya setidaknya menjadi pengingat bagi saya dan pihak pembaca bahwa kita patut berbanga atas kejayaan masa lalu bukan untuk euforia atas masa lalu, namun sebagai catatan pengingat perjalanan kedepan dalam rangka meneguhkan bahwa kita benar-benar bangsa yang besar dan melalui itu layak kita untuk bekerja keras untuk menjadi bangsa yang besar, bermartabat, dan mampu memainkan peranan penting dalam setiap sisi kehidupan dengan kebanggaan, ketegasan, keadilan sehingga generasi dan anak-anak jaman bangsa Indonesia di masa depan benar-benar menjadi bangsa yang besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun