Lantas bagi penggemar film laga harus bagaimana?
Pasti akan merasa terganggu apabila terlalu banyak adegan yang disensor atau di-cut. Oleh karena itu, film headshot tetap disensor bagian adegan kekerasannya dan diminimalisir juga durasi adegan kekerasannya. Selain itu, pihak LSF juga membuat klasifikasi usia dewasa atau 21 tahun keatas dan diperketat ketika memasuki bioskop dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) agar anak -- anak dibawah umur tidak dapat menontonnya.
Menurut UU Perfilman pasal 57 ayat 2 UU nomor 33 tahun 2009 mengenai surat tanda lulus sensor diterbitkan setelah dilakukannya penyensoran yang meliputi:
- penelitian dan penilaian tema, gambar, adegan, suara, dan teks terjemahan suatu film yang akan diedarkan dan/atau dipertunjukkan kepada khalayak umum
- penentuan kelayakan film dan iklan film untuk diedarkan dan/atau dipertunjukkan kepada khalayak umum
- penentuan penggolongan usia penonton film
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa apakah film headshot dapat sebagai hiburan pada masyarakat itu tergantung dari masyarakatnya itu sendiri. Bagaimana persepsi masyarakat karena tidak semua orang tidak menyukai adegan -adegan kekerasan yang brutal tersebut. Namun tentu saja, pembuat film ini membuat adegan - adegannya terlalu ekstrim mungkin agar penggemar film laga akan menyukai film Headshot ini.
Menurut saya sendiri, kekerasan pada film laga memang dibutuhkan namun hanya sebagai 'pemanis' saja. Apabila terlalu ekstrim dan vulgar, tentu saja membuat filmnya tidak layak untuk ditonton. Terkesan pembuat film ingin mendahulukan adegan - adegan kekerasan yang dianggap keren. Padahal adegan -- adegan tersebut bisa saja mempengaruhi tingkah laku penontonnya. Apabila disensor juga akan membuat penonton terganggu. Jadi alangkah bagusnya kalau membuat film laga tidak perlu menonjolkan adegan -- adegan kekerasan yang ekstrim dan vulgar, hanya dengan alur cerita yang baik akan membuat film tersebut disukai masyarakat.
Jadi kesimpulan pada artikel kali ini, tontonlah sesuatu yang layak ditonton. Film laga yang bagus bukan dari ekstrim dan vulgarnya adegan -- adegan kekerasannya, namun dari alur cerita yang baik. Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI