Langit Gowa pada tanggal 16 November sore sedang mendung. Sebagian wilayah sudah turun hujan. Gemuruh suara petir terdengar di cakrawala. Sedikit syahdu mengiringi waktu jelang magrib. Jangan coba mencari senja. Mentari sedang bersembunyi di balik awan hitam. Mungkin sedang malu menampakkan diri. Â Atau sedang lelah dan ingin segera kembali ke peraduan.Â
Hujan sore ini adalah berkah. Mendinginkan suasana yang seharian panas. Mungkin menembus rongga dada dan membikin hati sedikit gundah. Semoga saja air yang turun membasahi bumi bermanfaat bagi semesta dan seluruh makhluk yang hidup di dalamnya.Â
Besok, tanggal 17 November 2024 bukan hari biasa bagi kami penduduk Kabupaten Gowa. Apalagi bagi orang-orang yang memang berdarah asli Gowa maupun hidup dan berkegiatan sehari-hari di atas tanah Gowa. Hari jadi Kabupaten Gowa jatuh tepat dan diperingati setiap tanggal 17 November.
Saya memaksa diri untuk sejenak duduk dan membuka gajet. Redmi Pad telah menunggu di atas meja belajar anak-anak. Meja kecil dengan tiang pendek. Meja yang terbuat dari bahan kayu. Ini dapat ditemui di banyak toko. Kebetulan keyboard dan mouse bluetooth belum pernah dipakai untuk membuat artikel. Meski saya sadar, mungkin tulisan ini tidak begitu penting. Maafkan.
Ada janji yang ingin ditunaikan. Yakni menulis tentang Kabupaten Gowa yang akan menyapa hari jadinya. Bertambah nominal usia eksistensinya sebagai suatu daerah di Indonesia. Yang dulu merupakan sebuah kerajaan besar dan ditakuti di wilayah timur Indonesia. Sampai bangsa penjajah memberikan gelar Ayam jantan dari timur kepada salah satu Raja saat itu. Siapa lagi kalau bukan Sultan Hasanuddin yang merupakan salah satu pahlawan asal Kabupaten Gowa.
Gowa telah bertransformasi menjadi wilayah penyangga Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar. Meski dulunya Makassar sendiri adalah wilayah dari Kerajaan Gowa yang kemudian menjadi Kerajaan Makassar setelah Gowa bersatu dengan kerajaan Tallo. Dua kerajaan ini memang bersaudara.
Gowa menjadi salah satu wilayah tujuan pemukiman favorit bagi masyarakat Sulsel. Entah itu yang bekerja di Makassar, maupun bagi mereka yang memiliki anak yang sedang kuliah di kampus-kampus Makassar dan Gowa. Ada pula yang membeli rumah di Gowa sekadar menjadi tempat persinggahan saat sedang ke Makassar.
Belakangan Gowa semakin ramai sebagai dampak adanya Perguruan Tinggi seperti Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin di bekas tanah Pabrik Kertas Gowa. Ada pula Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar yang memindahkan kampusnya ke wilayah Gowa. Selain itu, terdapat kampus Polbangtan milik Kementerian Pertanian, dan Perguruan Tinggi lainnya.
Bisa dibilang Gowa membuktikan eksistensinya sebagai salah satu Kabupaten Pendidikan di Indonesia. Sistem Kelas Tuntas Berkelanjutan telah digagas pada pemerintahan sebelumnya. Kebijakan ini membuat anak-anak sekolah di Gowa tidak mengenal tinggal kelas. Bagus atau tidak nilainya. Semuanya dianggap harus naik kelas.
Pemerintah Gowa saat ini memiliki program khusus di bidang pembangunan manusia. Ini dikenal dengan sebutan investasi SDM seperempat abad yang telah dicetuskan sejak tahun 2014. Investasi di bidang pembangunan manusia memang tidak langsung kelihatan hasilnya dalam waktu yang cepat. Namun, setidaknya butuh waktu hingga 25 tahun. Ini menyasar bidang pendidikan hingga menyelesaikan pendidikan tinggi. Sejalan dengan itu, beragam beasiswa dikucurkan dan berhak untuk menuntut ilmu di beberapa Perguruan Tinggi ternama di tanah air.
Tak hanya berhenti di situ, Gowa juga telah bekerja sama dengan Quantum Akhyar Institute milik Dai ternama, Adi Hidayat. Anda juga bisa menjumpai Lembaga Pendidikan Mahasantri di Gowa. Ini fokus di pendidikan agama.
Untuk mengetahui sejauh mana pembangunan manusia di Kabupaten Gowa, kita dapat melihat indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dihitung oleh Badan Pusat Statistik (BPS). IPM Kabupaten Gowa hasil LF SP2020 mencapai 73,71 dengan kategori tinggi. Range angka IPM antara 0 hingga 100. Capaian IPM Gowa memang berada di bawah rata-rata IPM Sulawesi Selatan yang mencapai 75,18. Dan masih jauh dari capaian IPM Kota Makassar yang berada di kisaran 85,23. Meski begitu angka IPM Gowa memiliki akselerasi yang cukup baik dari tahun sebelumnya. IPM Gowa bertambah 0,70 poin atau tumbuh sebesar 0,96 persen poin dari tahun 2023.
Jika ditelisik lebih dalam, komponen di bidang pendidikan yakni indikator Harapan Lama Sekolah (HLS) memiliki akselerasi yang paling lambat. Indikator ini hanya bertambah 0,01 poin atau tumbuh sebesar 0,073 persen poin dari tahun sebelumnya. Sementara capaian indikator Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) bertambah 0,12 poin. Â RLS menunjukkan akselerasi yang cukup bagus dan dapat tumbuh sebesar 1,43 persen dibandingkan tahun sebelumnya
Pada komponen standar hidup layak yang diproksi dari angka pengeluaran perkapita penduduk yang disesuaikan, ini menunjukkan akselerasi yang sangat baik. Indikator ini mampu tumbuh sebesar 4,56 persen dari tahun sebelumnya.Â
Pada indikator kemiskinan, persentase tingkat kemiskinan di Gowa mengalami penurunan pada Maret 2024 dibandingkan periode maret 2023. Sementara pada indikator Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang baru dirilis oleh BPS, angka pengangguran di Gowa kembali merangkak naik menjadi 3,91 persen dari 3,43 persen pada 2023. Pekerja pada sektor pertanian memang masih yang terbesar dibandingkan sektor lainnya. Sementara akselerasi sektor ini kurang baik pada tahun 2024.
Pada data pertumbuhan ekonomi, Gowa bercokol pada peringkat kedua di Sulsel pada tahun 2023 dengan pertumbuhan mencapai 5,82 persen. Pertumbuhan pendapatan perkapita pun tumbuh lebih baik yakni mencapai 9,3 persen dari yang sebelumnya hanya 7,03 persen pada 2023. Indikator perdapatan perkapita Kabupaten Gowa diperoleh dari pembagian antara nilai PDRB Atas Dasar harga Berlaku (ADHB) dengan jumlah penduduk.
Di sisi lain, Kabupaten Gowa masih menjadi wilayah migrasi primadona dengan banyaknya pembangunan perumahan sejak beberapa tahun terakhir. Bahkan menurut data Disdukcapil  Gowa, laju pertumbuhan penduduk pada salah satu kecamatan yakni Kecamatan Pattalassang mencapai 4 persen lebih.
Hasil survei komuter tahun 2023 juga menunjukkan bahwa penduduk komuter Gowa adalah yang tertinggi diantara kabupaten/Kota di kawasan Mamminasata. Penduduk komuter Gowa mencapai 13,01 persen atau sekitar 96 ribu orang. Sekitar 84 ribu lebih diantaranya adalah komuter ke arah Kota Makassar. Mereka ini merupakan pekerja maupun peserta didik yang beraktifitas di Kota Makassar.
Baiklah. Mari kita kembali ke laptop, heheh. Sepertinya ini sudah panjang dikali lebar. Membahas Gowa yang notabene sudah bertransformasi menjadi daerah yang terus bersolek di berbagai bidang. Sebagai orang Gowa tentu berharap daerah ini akan menjadi lebih maju dan masyarakatnya semakin sejahtera.
Meski begitu terbersit sebuah harapan. Sejauh apapun sudah berlayar, semoga Gowa tidak lupa akan sejarah kebesarannya di masa lalu. Yang mampu menjadi gerbang perdagangan di kawasan Indonesia Timur. Dari struktur ekonomi, sektor perdagangan punya peranan yang cukup besar setelah sektor pertanian. Pekerja di sektor ini juga lumayan besar.
Gowa akan selalu menjadi tujuan untuk pulang. Gowa adalah rumah kita bersama. Silakan datang ke Gowa dan rasakan pesona keindahan pariwisata yang membentang di sepanjang Jalan malino. Tahun ini dibangun beberapa destinasi pariwisata baru. Adapula kawasan wisata Chimory Land yang kabarnya akan sepenuhnya beroperasi pada Januari mendatang.Â
Gowa tak akan bisa dipisahkan dari sejarah kebesaran masa lalu. Dengan beberapa tokoh nasional yang tiga diantaranya telah dianugerahi sebagai pahlawan nasional.
Jangan lupa berkunjung ke Gowa. Udara sejuk Malino menunggumu.Â
Selamat Hari Jadi Gowa yang ke-704. Rewako Gowa!
Â
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H