Mohon tunggu...
Muhammad Aliem
Muhammad Aliem Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Badan Pusat Statistik.

Alumni Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Program Magister Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Saya masih dalam tahap belajar menulis. Semoga bisa berbagi lewat tulisan. Laman facebook : Muhammad Aliem. Email: m. aliem@bps.go.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sensus dan Sistem Zonasi

20 Juni 2019   20:25 Diperbarui: 18 Februari 2020   21:21 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Badan Pusat Statistik 

Jadi kita lihat saja bagaimana sistem zonasi ini mampu menghapus kesenjangan pendidikan yang begitu nyata. Sehingga sekolah sebagai layanan publik mampu menciptakan pendidikan yang non excludable, non rivarly, dan tidak diskriminatif.

Sistem PPDB itu memang melihat jalur ini : jalur zonasi atau jarak rumah, jalur prestasi, dan jalur perpindahan orangtua/wali. Biasanya dan kebanyakan memang jalur zonasi itu punya porsi besar. Minimal 50 persen.

Kita harapkan para guru juga terus meningkatkan kompetensinya. Dari hasil uji kompetensi guru secara nasional itu menghasilkan angka rata-rata mencapai 53,02. Masih di bawah standar minimal yang ditetapkan yakni 55,0.

Data BPS menyebutkan belum tercapainya program wajib belajar 9 tahun itu. Mengutip buku publikasi Potret Pendidikan Indonesia (Statistik Pendidikan) hasil Data Survei Sosial Ekonomi Nasional 2018, rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas sebesar 8,58 tahun atau setara kelas 2 SMP/Sederajat.

Jadi, mari kita sukseskan Sensus Penduduk 2020. Datanya sangat banyak manfaatnya bagi masa depan bangsa. Masa depan kita. Masa depan anak cucu kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun