Konsumsi masyarakat masih tumbuh tertinggi dibandingkan komponen lainnya yakni sebesar 9,08 persen.
Begitu pun jika dilihat dari struktur sumber pertumbuhan, PK-RT masih menjadi penyumbang tertinggi angka pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran yaitu sebesar 2, 74 persen, PMTB sebesar 2, 17 persen, dan lainnya hanya 0, 26 persen. Sehingga membentuk angka pertumbuhan ekonomi sebesar 5, 17 persen.
Selain karena pengaruh perlambatan ekonomi secara global, pertumbuhan ekonomi Indonesia turut dipengaruhi oleh terjadinya penurunan harga komoditas nonmigas di pasar internasional pada triwulan keempat tahun 2018. Inflasi sepanjang tahun 2018 cenderung terkendali yakni sebesar 3,13 persen.
Dalam catatan BPS, penjualan mobil secara wholesale (penjualan sampai tingkat dealer) pada triwulan IV/2018 mencapai 294.657 unit, turun sebesar 2,75 persen jika dibandingkan kuartal sebelumnya (q-to-q) tapi naik sebesar 9,37 persen jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya (y-o-y).Â
Penjualan sepeda motor secara wholesale mencapai 1.660.866 unit pada triwulan IV/2018. Turun sebesar 3,41 persen (q-to-q) dan naik 7,44 persen (y-on-y).
Jika ditelisik lebih jauh, industri pengolahan masih dapat tumbuh positif. Â Diantaranya, industri tekstil dan pakaian jadi tumbuh positif karena didukung oleh peningkatan produksi di daerah-daerah kantong produksi. Industri logam dasar juga tumbuh positif, didorong oleh permintaan aktivitas konstruksi serta permintaan luar negeri yang meningkat.Â
Selain itu, industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki juga tumbuh, didorong oleh peningkatan permintaan dari luar negeri terutama produk sepatu. Sedangkan industri makanan dan minuman tumbuh melambat, salah satu penyebabnya yakni perlambatan produksi CPO.
Di sektor pertanian juga masih bisa tumbuh positif. Beberapa fenomena yang terjadi yaitu kondisi cuaca yang cukup mendukung dan berkurangnya serangan hama. Peningkatan produksi perikanan tangkap dan pengembangan teknologi budidaya, serta optimalisasi lahan dan penggunaan benih unggul dalam produksi buah dan sayur.
Dari segi pengeluaran/konsumsi, komponen konsumsi rumah tangga tumbuh positif dapat dilihat dari beberapa fenomena. Yakni penjualan eceran tumbuh 4,74 persen menguat dibanding triwulan IV/2017 yang hanya tumbuh 1,77 persen. Nilai transaksi uang elektronik, kartu debit, dan kartu kredit tumbuh 13,77 persen, menguat dibandingkan triwulan IV/2017 yang tumbuh 9,06 persen. Pada kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga, kelompok restoran dan hotel tumbuh tertinggi.
Untuk pengeluaran konsumsi pemerintah yang tumbuh positif karena kenaikan belanja barang dan jasa, belanja bantuan sosial, serta belanja pegawai. Sedangkan untuk Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), pertumbuhan didorong oleh peningkatan barang modal jenis mesin dan perlengkapan; kendaraan; serta peralatan lainnya. Selain itu, pertumbuhan impor barang lebih tinggi dibanding ekspor.Â
Beberapa penyebabnya antara lain terjadinya perlambatan pertumbuhan volume perdagangan dan ekonomi global, serta perlambatan pertumbuhan ekonomi negara-negara mitra dagang utama. Permintaan domestik terhadap barang-barang impor pun mengalami peningkatan yang mendorong tingginya impor.