Pengumpulan data harga punya keseruan tersendiri. Responden sudah sangat familiar, didatanya kan tiap bulan selama beberapa tahun terakhir. Makanya mereka sudah bersahabat dalam memberikan data.
Saya kebagian enam sampel. Lokasinya berada di dua kecamatan berbeda. Lumayan berjauhan sih, tapi bisa dijangkau dalam sehari. Syukur kalau responden berada di tempat. Empat responden cukup mudah ditemui, tokonya buka hingga sore hari, bahkan dua diantaranya buka hingga malam hari.
Pedagang bahan bangunan sebagai sampel pertama. Fakta untuk bulan ini ada kenaikan harga pada beberapa komoditas. Seng, semen, besi dan beberapa bahan bangunan lainnya juga naik harganya. Sang pemilik toko sempat melontarkan pertanyaan tentang keadaan ekonomi negara. Saya jelaskan saja tentang pertumbuhan ekonomi yang melambat pada triwulan tiga tahun ini.
Terus dia bertanya lagi, "emang ada penurunan daya beli ya?".
Saya jawab "dilihat dari komponen pembentuk pertumbuhan ekonomi, konsumsi rumah tangga masih tinggi sekitar 55, 68 persen. Belanja pulsa meningkat tajam. Mungkin paket data sudah bergeser menjadi  kebutuhan primer. Makan tanpa paket data, rasanya hambar bukan? Hehehe. Makannya saja sambil pegang hp, browsing internet, buka sosmed. "
Laju pertumbuhan PDB menurut lapangan usaha tertinggi kedua adalah lapangan usaha informasi dan komunikasi. Triwulan III - 2017 Â dibandingkan Triwulan III-2016 sebesar 9,35 persen.
Responden berikutnya, toko pakaian. Tidak  ada kenaikan harga Menurut keterangan  pemiliknya. Responden lainnya, penjual sayuran. Menurut informasi dari mereka, terjadi penurunan harga sayuran. Tidak tanggung-tanggung, setengah harga turunnya. Kangkung, bayam, kacang panjang, terong, sawi, mmmmm apa lagi ya, pokoknya turun harga deh. Harga sayuran memang fluktuatif. Minggu ini terjadi kelebihan pasokan. Makanya harganya turun.
Untuk harga obat-obatan, beberapa diantaranya mengalami penurunan harga. Diantaranya Obat batuk dan obat mag. Lain lagi dengan industri pembuatan bakso dan mie. Harganya tetap, tidak ada perubahan.
***
Keadaan perekonomian tahun ini memang membuat bingung banyak pihak. Termasuk pemerintah sendiri. Jika dilihat dari indikator makro, sebenarnya masih aman saja. Penutupan gerai beberapa toko swalayan tidak terlalu berpengaruh besar. Toh, dua minimarket yang kini hampir berada di semua perempatan jalan inisial A... Mart dan I... mar.. Â masih lumayan pembelinya.
Saya nggak tahu, apakah pasar tumpah di hari sabtu-minggu saat car free day cukup memengaruhi pasar atau tidak. Yang pasti, saya yang dulunya sering ke mall untuk berbelanja, balakangan ini sudah beralih ke pasar tradisional dan minimarket. Sekali-kali belanja di pasar tumpah yang hari minggu itu. Saya lihatnya sih pedagang di sana tambah banyak. Terus, istri saya beralih ke toko online. Beli baju cukup pesan via sosmed, transfer, nggak lama barangnya nongol di rumah. Entahlah, semua butuh penelitian lebih lanjut.
Penumpang pesawat juga bertambah banyak. Jamaah umroh yang biayanya lumayan mahal juga bertambah dari waktu ke waktu. Lebih sering lihat kan rombongan berbaju kemeja batik di bandara. Tujuan mereka ke tanah suci untuk beribadah umroh. Biayanya nggak sedikit loh. Jadi, daya beli menurun atau tidak? (*)
Gowa, 21.11.2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H