Menulis adalah sebuah seni, ucap jurnalis senior Kompas, Budiarto Shambazy, yang menjadi pembicara pada acara workshop menulis yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik (9/11/2017).
Beliau adalah wartawan yang telah berkarir selama kurang lebih 35 tahun. Lima kali liputan piala dunia menjadi bukti kesaktian beliau pada artikel di bidang olahraga.
Selain itu, kita bisa membaca dan menulis ulang artikel tajuk utama di lembaran kertas. Â Besoknya, tulis ulang lagi tajuk utama. Menulis ulang tajuk utama akan memberikan stimulus ke otak untuk bekerja dan menjadikannya sebuah kebiasaan. Dengan begitu, pola pikir bisa terasah dan menuangkannya dalam bentuk tulisan.
Dalam penulisan artikel opini, seorang penulis wajib fokus ke satu ide. Paragraf pertama dengan angleyang menarik. Â Alinea pertama harus tegas. Â Tulisan bisa diperkaya dengan teknik dramatisasi sehingga lebih renyah untuk dibaca. Alinea berikutnya merupakan pengulangan dengan memberikan penegasan.
Pemilihan diksi bisa diperkaya dengan cara lebih sering membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Â Bahasa Indonesia sangat kaya persamaan kata atau sinonim. Sebaiknya artikel opini menggunakan sinonim untuk kata yang sering digunakan.Â
Menulis opini dapat dilakukan dengan showing not telling.Caranya adalah memperkuat opini dengan data akurat. Hal yang paling penting adalah isi tulisan tidak menggurui. Pembaca tidak suka dengan artikel yang terkesan menggurui.Â
Artikel juga harus berisi problem solving. Â Nada kritis diarahkan ke masalah kebijakan, Â bukan institusi pembuat kebijakan. Solusi pemecahan masalah wajib ada di artikel. Tidak semata kalimat berbau kritikan. Selain itu, tulisan wajib berisi hal-hal baru, belum pernah ditulis orang lain, dan merupakan tema yang lagi banyak dibicarakan oleh masyarakat. Tetapi tetap dengan sudut pandang yang berbeda.Â
Pemateri kedua juga berasal dari media Kompas. Seorang editor opini senior, Kenedi Nurhan. Menurut beliau, Langkah awal dari penulisan adalah dengan memilih topik yang sesuai dengan kompetensi. Kemudian mencari literatur pendukung. Setelah itu, membuat outline tulisan. Nah, ada tiga hal yang wajib menjadi perhatian dalam membuat outline, yaitu membatasi tulisan agar tidak bertele-tele, menjadi fokus pada satu ide, dan akurat. Langkah selanjutnya adalah menentukan substansi. Sebaiknya tulisan dilengkapi dengan data-data yang akurat untuk memperkuat opini yang dibangun.Â
Agar tulisan diterima, seorang penulis artikel opini sebaiknya menulis sesuai bidang kompetensinya. Dengan begitu, akan mudah dalam penguasaan materi.
Cara memilih topik atau isu agar menarik untuk dibaca adalah : topik tersebut dikuasai dengan baik, dan merupakan wacana yang aktual.
Semoga bermanfaat, tulisan ini hanya rangkuman dan merupakan bagian kecil dari ilmu yang disampaikan kedua pemateri hebat ini. Terima kasih kepada Bapak Budiarto Shambazy dan Kenedi Nurhan. Dan  BPS sebagai penyelenggara workshopmenulis. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H