Pagi ini (20/7) saya sempat membaca berita online tentang perkelahian berujung tewasnya seorang warga di Gowa. Dugaan sementara, salah satu penyebabnya adalah jeriken lima liter alias mereka mungkin dalam pengaruh minuman alkohol (ballo'). Minuman ballo' adalah minuman khas yang bisa memabukkan.
.
Empat hari yang lalu, terjadi kecelakaan di depan masjid dekat rumah. Pengendara sempat tidak sadarkan diri dan tergeletak di jalan raya. Warga yang melihat kejadian tersebut mengangkat korban ke sebuah bangku warung makan. Korban tersebut terindikasi sedang mabuk. Kejadian ini bukan yang pertama kali terjadi di lingkungan sekitar rumah. Kecelakaan akibat mabuk telah banyak terjadi, bahkan telah memakan korban jiwa. Korban kecelakaan yang mabuk (dalam pengaruh miras), biasanya sulit ditangani di rumah sakit.
.
Dua kejadian di atas dapat menjadi "warning" bagi kita untuk menjauhi miras. Apalagi memang miras adalah minuman haram. Agama sudah melarang. Setumpuk kejadian yang membuat orang meregang nyawa karena diawali miras. Perkelahian antar warga (tawuran) biasanya hanya karena masalah sepele. Anehnya lagi, berawal dari sekumpulan orang yang lagi berpesta miras. Lucunya, perkelahian terjadi antar- mereka sendiri. Penyebabnya satu. Mereka sementara dalam pengaruh miras.
.
Minuman ballo' lazim terlihat saat ada acara hajatan warga. Biasanya mereka berkumpul di belakang rumah empunya hajatan ditemani beberapa ekor itik/bebek, ayam, dan makanan (bi'bikang) lainnya. Makanya, perkelahian sering terjadi di acara hajatan warga. Tak sedikit yang berujung kematian.
.
Peran aparat keamanan sangat dibutuhkan. Razia harus sering digalakkan. Namun tak cukup sampai di situ. Masyarakat juga berperan penting dalam mencegah peredaran atau industri miras ini. Setidaknya, ikut melaporkan setiap kejadian (berkaitan dengan miras) yang berpotensi mengganggu keamanan. Yuk jauhi miras. Sudah terbukti sangat merugikan. Barakallah. (*)
.
#basareng, (Makassar, 20072017)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H