Mohon tunggu...
BASUKI TRI ANDAYANI
BASUKI TRI ANDAYANI Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi Komunikasi

Praktisi Humas (Public Relations) salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa keuangan sejak November 2013. Pemegang sertifikat kompetensi : 1. Expert Public Relations (BNSP-2015), 2 Executive Public Relations (BNSP-2021). Peraih penghargaan : 1. Best Presenter PR Indonesia Award 2021, 2. Tokoh PR Berpengaruh 2021 versi MAW Talks, 3. Tokoh Pemimpin PR Berpengaruh 2021 Kategori Korporasi, 4. Top Ten Corporate Communications of The Year 2022 BCOMSS Awards Kementerian BUMN, 5. Indonesian Most Prominent PR Persons Award 2022 versi The Iconomics 6. Indonesian Top PR Leader Award 2022 versi Warta Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kebaya Merah di Hari Pahlawan

10 November 2022   16:27 Diperbarui: 10 November 2022   16:39 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap tahun 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan. Ya, tanggal 10 November ditetapkan sebagai hari besar nasional untuk mengingat perjuangan Arek-arek Surabaya melawan tentara Inggris dan Belanda yang ingin kembali melakukan imperialisme di negara kita pasca kemerdekaan. Dalam perang tersebut, Bung Tomo tampil sebagai tokoh sentral yang mampu menggerakkan semangat patriotisme melawan imperialis.

Sejarah mencatat, perang 10 November 1945 merupakan perang besar yang dilakukan oleh para pemuda Surabaya untuk mengusir Belanda dan antek-anteknya. Salah satu peristiwa ikonik yang menjadi pemicu pertempuran itu adalah penyobekan bendera Belanda yang dipasang di hotel Yamato Jalan Tunjungan Surabaya. Bendera Belanda yang berwarna merah, putih dan biru disobek bagian birunya tinggal warna merah dan putih. Merah dimaknai sebagai sebuah simbol keberanian, sedangkan putih dimaknai sebagai kesucian.

Bagaimana kisah lengkapnya, silakan baca buku literatur sejarah.

------------

Berbicara tentang Pahlawan, selain Bung Tomo kita juga mengenal Raden Ajeng Kartini. Tokoh yang secara visual dikenal dengan gambar perempuan berkebaya tradisional namun memiliki pemikiran yang maju di zamannya. Ia menjadi pelopor perjuangan kesetaraan hak memperoleh pendidikan bagi perempuan, sosok yang saat itu dianggap sebagai kanca wingking, yang dibatasi hanya memiliki otoritas domestik masak, macak dan manak.

Raden Ajeng Kartini merupakan sosok yang terus menjaga tradisi dan budaya Indonesia salah satunya dengan pemakaian kebaya. Namun di sisi lain pemikirannya sangat modern dengan kepedulian dan perjuangannya mewujudkan kesetaraan gender khususnya dalam bidang pendidikan.

Sepak terjang Kartini yang gigih kini telah dirasakan oleh perempuan Indonesia dengan tampilnya perempuan di panggung kehidupan. Hampir di semua lini, perempuan menduduki posisi strategis sama dengan laki-laki.

-------------

Namun ada yang membuat miris menjelang hari Pahlawan tahun 2022 ini. Warna merah yang selama ini kita pahami sebagai simbol keberanian dan kebaya sebagai simbol tradisi dan budaya bangsa telah mengalami pergeseran makna. Kebaya merah yang melambangkan perempuan penjaga tradisi dan pejuang pemberani berganti perempuan pemuas syahwat laki-laki.

Tidak percaya? Frase kebaya merah menjadi frase yang menjadi pencarian tertinggi di jagad maya baik mesin pencarian Google, Twitter, maupun media lainnya dalam beberapa hari terakhir. Jika dibaca lebih lanjut, maka muncullah pemberitaan tentang peristiwa tindakan seksual yang terjadi di kota Surabaya. Apalagi tindakan itu dibuat sengaja, dijadikan komoditas yang diperdagangkan di dunia maya.

Miris memang, menjelang hari Pahlawan ketika para pemuda Surabaya hiruk-pikuk menyiapkan berbagai kegiatan memperingati perjuangan para pahlawan bangsa, kita justru dibanjiri oleh pemberitaan tentang kebaya merah yang jauh dari nilai-nilai kepahlawanan. Meskipun saya bukan Arek Surabaya, saya ikut prihatin.

Rek ayo rek, bareng-bareng kita hargai perjuangan para pahlawan dengan berprestasi. Branding Arek Surabaya yang pemberani melawan tirani, jangan sampai ternodai. Biarlah kebaya merah yang beritanya wira-wiri menjadi urusan polisi.

Surabaya, 10 November 2022

Catatan :

1* kanca wingking (Jawa) : teman belakang

2* masak, macak, manak (Jawa) : berdandan, memasak, beranak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun