Mata mu menatap dengan ceria, mengatakan bahwa dunia ini damai dan tentram.
Tawa mu lepas ke seantero cuaca, seakan tiada kesedihan hidup ini.
Hidup kau nikmati dengan cara mu sendiri......
Tangisan dan kesakitan hanya merupakan bagian dari hidup....
Kau beranggapan karena itu harus terjadi....
Anakku....
Aku tidak bisa mengikuti cara pandang mu..bahwa kehidupan itu hanya sebatas mata memandang...
Kehidupan itu sangat keras dan kejam.
Harus dijalani dan di taklukan.
Kalau kau kalah maka kau akan terseret gelombang ombak yang deras yang akan menyeret dan menghempaskan mu ke karang yang keras dan tajam yang akan mencabik-cabik tubuhmu, kemudian jadi santapan hiu-hiu yang buas tanpa mengenal kasihan.
Anakku....
Jadilah laki-laki tangguh yang tidak cengeng menghadapi kehidupan.Karena kehidupan bukan dihadapi dengan tangisan.Tangisan akan membuat mu menjadi lemah.
Apabila kau terjatuh,..bangkitlah dengan tertawa dan hati yang gembira,seakan menunjukan bahwa kau tidak akan jatuh lagi.Dengan begitu kau sudah mengalah kan rasa sakitmu.
Apapun yang kau kerjakan,lakukan lah dengan hati yang gembira.
Hati yang gembira akan memecah kan semua persoalan.
Anakku....
Bapak kalah..... ,kehidupan bapak tercabik-cabik dihantam oleh hiu-hiu kehidupan yang ganas dan rakus.
Tapi Bapak tidak mau itu akan berlanjut kepada mu.Karena Bapak yakin kau tidak akan kalah, kau anak yang tangguh.
Hantam semua apa yang menghambat jalan mu, tapi juga perlu kau lihat dan cermati alur ombak kehidupan itu. Karena dari situ kau bisa bermain selancar diatas ombak itu.
Anakku....
Tidur lah dengan tenang dan teruskan lah mimpi mu karena mimpi adalah iklan dalam tidur kita.
Dan percaya lah bahwa Tuhan mempunyai selera humor yang tinggi mengenai kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H