Mohon tunggu...
Barus
Barus Mohon Tunggu... wiraswasta -

Rock n Roll

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

BOhong

8 Desember 2011   07:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:41 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Didaerah tempat tinggal kami ada satu makanan  ringan yang disebut dengan kue/roti bohong. Kue/roti bohong ini sangat enak kalau diminum dengan segelas teh manis. Kenapa disebut kue/roti bohong? Kue /roti Bohong bentuknya bundar dan besar, kalau dilihat sekilas kue/roti tersebut didalamnya pasti berisi,setelah kita belah menjadi dua bagian ternyata didalamnya kosong sama sekali,tidak berisi. Karena itulah disebut  kue/roti bohong

BOhong artinya ketidak jujuraan, tidak jujur terhadap sesuatu hal. Sesuai dengan  bahasanya BOhong dapat juga disebut dengan menipu diri sendiri (kita tahu benar tapi kita pungkiri).Menipu diri sendiri membuat kita menjadi  tidak  percaya pada diri sendiri,bahasa gaulnya tidak PD terhadap sesuatu yang dihadapi.

Terlambat menepati waktu dalam kehidupan bermasyarakat sudah jadi biasa, tanpa disadari ini merupakan bagian dari ketidak percayaan diri . Alasan(BOhong) yang kita buat untuk mencari pembenaran. Kenapa kita tidak Percaya diri untuk tepat waktu dalam bekerja, menghadiri suatu acara  resmi maupun tidak resmi? Karena kita sudah sering Bohong, hati kita langsung berkata "terlambat pun tidak jadi masalah". BOhong pada diri sendiri  sudah memasuki alam bawah sadar masyarakat pada umumnya.

Mulai dari jaman Orde Baru sampai sekarang,para pejabat sudah terjangkiti penyakit kurang percaya diri. Ini bisa di lihat dalam menghadiri suatu pertemuan dimana mereka menjadi peran utamanya, sengaja mereka terlambat  datang , sehingga waktu yang sudah  disepakati menjadi molor. Ada apa ini? Mungkin kah pejabat kita tidak Percaya diri..? ?Ya. Mereka tidak PD, karena ingin menunjukkan bahwa dia orang penting. Orang penting  identik dengan ke sibukan, diburu  oleh waktu.Dengan tepat waktu menghadiri acara tersebut berarti sudah membuka aibnya bahwa mereka tidak sibuk. Mereka tidak mau dikatakan  tidak sibuk. Jadi untuk menunjukan bahwa mereka sibuk, alasan (BOhong) dibuat, untuk sengaja terlambat datang. Pejabat sudah BOhong atau menipu diri sendiri, takut dikatakan tidak sibuk. Atau dengan kata lain tidak percaya Diri kalau tidak dikatakan sebagai orang penting.

Sering kali singgah pertanyaan ini  pada kita berapa penghasilan saudara satu bulannnya ? Tanpa kita sadari  mulut kita langsung berkta  "Yah cukup cukup makan". Mengapa kita tidak mengatakan yang sebenarnya? Malu  dengan penghasilan kita atau takut dikatakan sombong. Tidak percaya diri yang membuat itu semua. Membuka yang sebenarnya berarti tidak  sesuai dengan kehidupan kita. Dengan kata Lain kita sudah terlampau sering Bohong terhadap kehidupan kita, yang membuat kita tidak percaya diri mengatakan yang sebenarnya.

Tidak percaya diri menyebakan identitas diri hilang. Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki identitas diri sendiri. Jargon tersebut tidak berlaku bagi bangsa kita, dimana  sebagian besar rakyat Indonesia sudah kehilangan Identitas diri, yang berakibat langsung dengan  bangsa kita. KIta selalu merasa rendah diri/tidak percaya diri  bila berhadapan dengan bangsa yang lebih besar sedikit dari bangsa kita. Budaya dari luar selalu jadi ikutan, budaya kita dianggap kampungan. Sehingga dalam sosialisai kehidupan bermasyarakat, kita sudah mengarah kepada kehidupan bangsa lain. Apakah ini di pengaruhi Globalisasi ? BOhong..Globalisasi hanyalah alasan untuk pembenaran.Bisa dilihat contoh, Hellowen party,gaya boy/girl band korea, jadi tiruan anak muda sekarang. Itu bukan karena pengaruh globalisai, tapi karena  kita malu dengan tampilan budaya kita. Bagaiman ini bisa terjadi ? Tidak ada nya kepercayaan pada diri sendiri .

PemBOhongan Publik selalu dilakukan oleh pemerintah, kita bisa lihat bagaimana hasil bumi kita diambil / dikelola oleh bangsa lain. Alasan yang selalu dikemukakan kita tidak sanggup mengelolanya. Pada hal kita sudah sanggup untuk itu( Kalau benar tidak sanggup kenapa tidak ditunggu sampai kita sanggup). Dengan berkata begitu,secara tidak langsung sudah merendahkan diri kita sendiri/tidak percaya pada diri sendiri. Menunjukkan bahwa kita adalah bangsa yang lemah,sehingga menyebabkan bangsa kita dipandang sebelah mata oleh bangsa lain. Banyak kasus yang menunjukkan hal tersebut, nasib TKI yang tidak jelas sampai sekarang, batas negara dan budaya yang diakusisi negara tetangga dan banyak lagi.Terlampau seringnya berkata BOhong membuat pemerintah kita hilang kepercayan diirinya di hadapan masyarakat. Hal ini bisa kita lihat dari kehidupan sehari hari, mereka tidak berani berhadapan langsung dengan masyarakat, takut ditanya hasil kinerjanya. Sehingga hanya berBOhong yang bisa mereka lakukan. Pendiri Republik ini mengatakan semua hasil bumi dikelola oleh anak bangsa. Apa yang terjadi ? Anak bangsa hanya jadi penonton di negara sendiri tanpa bisa berbuat apapun. Tidak adakah anak bangsa yang dapat mengelolanya? Harus kah kebohongan-kebohongan terus terjadi di masyarakat? Sehingga BOhong menjadi budaya?

Dengan BOhong menjadi budaya kita akan lupa pada diri kita sendiri, karena terlampau sering berBOhong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun