Didaerah tempat tinggal kami ada satu makanan ringan yang disebut dengan kue/roti bohong. Kue/roti bohong ini sangat enak kalau diminum dengan segelas teh manis. Kenapa disebut kue/roti bohong? Kue /roti Bohong bentuknya bundar dan besar, kalau dilihat sekilas kue/roti tersebut didalamnya pasti berisi,setelah kita belah menjadi dua bagian ternyata didalamnya kosong sama sekali,tidak berisi. Karena itulah disebut kue/roti bohong
BOhong artinya ketidak jujuraan, tidak jujur terhadap sesuatu hal. Sesuai dengan bahasanya BOhong dapat juga disebut dengan menipu diri sendiri (kita tahu benar tapi kita pungkiri).Menipu diri sendiri membuat kita menjadi tidak percaya pada diri sendiri,bahasa gaulnya tidak PD terhadap sesuatu yang dihadapi.
Terlambat menepati waktu dalam kehidupan bermasyarakat sudah jadi biasa, tanpa disadari ini merupakan bagian dari ketidak percayaan diri . Alasan(BOhong) yang kita buat untuk mencari pembenaran. Kenapa kita tidak Percaya diri untuk tepat waktu dalam bekerja, menghadiri suatu acara resmi maupun tidak resmi? Karena kita sudah sering Bohong, hati kita langsung berkata "terlambat pun tidak jadi masalah". BOhong pada diri sendiri sudah memasuki alam bawah sadar masyarakat pada umumnya.
Mulai dari jaman Orde Baru sampai sekarang,para pejabat sudah terjangkiti penyakit kurang percaya diri. Ini bisa di lihat dalam menghadiri suatu pertemuan dimana mereka menjadi peran utamanya, sengaja mereka terlambat datang , sehingga waktu yang sudah disepakati menjadi molor. Ada apa ini? Mungkin kah pejabat kita tidak Percaya diri..? ?Ya. Mereka tidak PD, karena ingin menunjukkan bahwa dia orang penting. Orang penting identik dengan ke sibukan, diburu oleh waktu.Dengan tepat waktu menghadiri acara tersebut berarti sudah membuka aibnya bahwa mereka tidak sibuk. Mereka tidak mau dikatakan tidak sibuk. Jadi untuk menunjukan bahwa mereka sibuk, alasan (BOhong) dibuat, untuk sengaja terlambat datang. Pejabat sudah BOhong atau menipu diri sendiri, takut dikatakan tidak sibuk. Atau dengan kata lain tidak percaya Diri kalau tidak dikatakan sebagai orang penting.
Sering kali singgah pertanyaan ini pada kita berapa penghasilan saudara satu bulannnya ? Tanpa kita sadari mulut kita langsung berkta "Yah cukup cukup makan". Mengapa kita tidak mengatakan yang sebenarnya? Malu dengan penghasilan kita atau takut dikatakan sombong. Tidak percaya diri yang membuat itu semua. Membuka yang sebenarnya berarti tidak sesuai dengan kehidupan kita. Dengan kata Lain kita sudah terlampau sering Bohong terhadap kehidupan kita, yang membuat kita tidak percaya diri mengatakan yang sebenarnya.
Tidak percaya diri menyebakan identitas diri hilang. Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki identitas diri sendiri. Jargon tersebut tidak berlaku bagi bangsa kita, dimana sebagian besar rakyat Indonesia sudah kehilangan Identitas diri, yang berakibat langsung dengan bangsa kita. KIta selalu merasa rendah diri/tidak percaya diri bila berhadapan dengan bangsa yang lebih besar sedikit dari bangsa kita. Budaya dari luar selalu jadi ikutan, budaya kita dianggap kampungan. Sehingga dalam sosialisai kehidupan bermasyarakat, kita sudah mengarah kepada kehidupan bangsa lain. Apakah ini di pengaruhi Globalisasi ? BOhong..Globalisasi hanyalah alasan untuk pembenaran.Bisa dilihat contoh, Hellowen party,gaya boy/girl band korea, jadi tiruan anak muda sekarang. Itu bukan karena pengaruh globalisai, tapi karena kita malu dengan tampilan budaya kita. Bagaiman ini bisa terjadi ? Tidak ada nya kepercayaan pada diri sendiri .
PemBOhongan Publik selalu dilakukan oleh pemerintah, kita bisa lihat bagaimana hasil bumi kita diambil / dikelola oleh bangsa lain. Alasan yang selalu dikemukakan kita tidak sanggup mengelolanya. Pada hal kita sudah sanggup untuk itu( Kalau benar tidak sanggup kenapa tidak ditunggu sampai kita sanggup). Dengan berkata begitu,secara tidak langsung sudah merendahkan diri kita sendiri/tidak percaya pada diri sendiri. Menunjukkan bahwa kita adalah bangsa yang lemah,sehingga menyebabkan bangsa kita dipandang sebelah mata oleh bangsa lain. Banyak kasus yang menunjukkan hal tersebut, nasib TKI yang tidak jelas sampai sekarang, batas negara dan budaya yang diakusisi negara tetangga dan banyak lagi.Terlampau seringnya berkata BOhong membuat pemerintah kita hilang kepercayan diirinya di hadapan masyarakat. Hal ini bisa kita lihat dari kehidupan sehari hari, mereka tidak berani berhadapan langsung dengan masyarakat, takut ditanya hasil kinerjanya. Sehingga hanya berBOhong yang bisa mereka lakukan. Pendiri Republik ini mengatakan semua hasil bumi dikelola oleh anak bangsa. Apa yang terjadi ? Anak bangsa hanya jadi penonton di negara sendiri tanpa bisa berbuat apapun. Tidak adakah anak bangsa yang dapat mengelolanya? Harus kah kebohongan-kebohongan terus terjadi di masyarakat? Sehingga BOhong menjadi budaya?
Dengan BOhong menjadi budaya kita akan lupa pada diri kita sendiri, karena terlampau sering berBOhong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H