Ketika hampir sampai menuju puncak, jalan yang kami lalui semakin becek karena tetesan air dan lingkungan yang lembab. Untungnya kami menggunakan sepatu khusus untuk mendaki yang memudahkan kami selama perjalanan.Â
Kami menyempatkan diri untuk beristirahat dengan makan cemilan dan minum air yang kami bawa dari rumah, sembari duduk menikmati suasana hutan ditemani bunyi beragam hewan seperti burung dan serangga.
Puncak berhasil kami capai dalam waktu dua jam. Kami langsung dihadang oleh seekor monyet yang entah mengapa terpisah dari kawanannya, meskipun sempat ingin menyerang kami untungnya dapat langsung teratasi setelah kami beri makanan yang kami bawa.
Hanya ada satu spot untuk berfoto pada puncak Gunung Tapak karena Gunung ini memang sejatinya adalah lokasi dari Makam Wali Pitu yang berlokasi tepat di puncaknya, yang ada Pura juga bagi Umat Hindu bersembahyang. Sayangnya kami kurang mengetahui informasi soal sejarah atau informasi makam tersebut karena tidak ada papan informasi atau orang yang dapat kami tanyai di puncak.
Kami beristirahat di puncak selama kurang lebih satu jam sembari berfoto. Â Tidak lupa kami juga bersembahyang di pura untuk memohon keselamatan, lalu melanjutkan perjalanan turun selama kurang lebih dua jam tiga puluh menit. Perjalanan turun lebih lama karena medan yang kami lalui terbilang licin dan jika terburu-buru agak berisiko terpeleset dan cidera.
Himbauan soal pacet pada awal perjalanan baru kami rasakan ketika turun. Ukuran pacet bisa dibilang kecil, kira-kira seukuran cacing, tetapi cukup mengganggu dan agak geli rasanya ketika mereka menempel di tangan kami. Belum lagi badan mereka yang licin makin menyulitkan kami melepaskan gigitannya.
Perjalanan turun ternyata lebih banyak menguras tenaga, mungkin karena kami harus memasang kuda-kuda kaki agar tidak terpeleset atau karena sudah kehabisan tenaga saat perjalanan naik.
Saat sampai bawah kami langsung mengganti pakaian kami dan segera mencari tempat untuk mengisi perut kami yang sudah keroncongan.Â
Senang rasanya bisa bereuni kembali dengan teman lama, bertemu sembari bercerita bagaimana perkembangan diri masing-masing dan membuat cerita baru yang mungkin dapat kami ceritakan kembali ketika reuni lagi nanti.