Semangat Mudaku dalam Menyelamatkan Bumi dari Pemanasan Global
Keadaan yang ada saat ini telah menunjukkan betapa buruknya kondisi bumi kita. Berdasarkan dari data World Meteorological Organization ( WMO ), mulai dari tahun 1990 hingga sekarang, konsentrasi emisi CO2 dan gas lainnya di atmosfer bumi meningkat secara terus menerus.Â
Tidak sampai disitu, bahkan menurut NOAA Climate.gov jumlah gas di atfoster yang awalnya dengan rata-rata kisaran 200 -- 250 ppm ( parts per million ), melunjak naik hingga titik tertinggi yaitu 400 ppm selama 800.000 tahun terakhir  Bahkan fakta lainnya yaitu bahwa tahun 2019 kemarin telah menjadi tahun terpanas kedua sepanjang sejarah.
Tentu saja manusia akan merasakan dampaknya jika keadaan bumi terus menerus memburuk. Mulai dari iklim yang makin tidak menentu mengakibatkan munculnya berbagai varian penyakit baik menular maupun tidak menular, matinya berbagai spesies hewan dan tumbuhan yang menjadi pasokan manusia,Â
mencairnya kutub utara yang meningkatan volume laut yang dapat menenggelamkan banyak pulau termasuk Pulau Jawa, cuaca yang tidak menentu menggagalkan berbagai hasil panen, dan dampak lainnya.
Keadaan ini akan diperparah jika kita melihat keadaan bahwasannya kurangnya informasi dan rendahnya SDM yang ada, membuat pelaksanaan realisasi menghidupkan bumi tempat kita hidup dan menginjakkan kaki semakin jauh dari kata sempurna.Â
Banyak manusia yang cenderung mengabaikan hal sepele seperti penggunaan listrik yang boros dan sembarangan, penerbangan dan pengundulan hutan liar demi kepentingan pribadi, penggunaan pupuk kimia dalam pertanian dan sebagainya.
 Tentu hal ini perlu dihentikan demi menjaga bumi yang kita cintai. Berbagai tindakan yang dapat dilakukan manusia untuk menahan atau bahkan mengurangi dampak pemanasan global.
Yang pertama, mengurangi atau menghemat penggunaan listrik. Arti hemat dan pengurangan disini bisa bermakna " tidak boros " yang artinya kita manusia  harus dapat bijak dalam menggunakan listrik. Sering sekali manusia menggunakan listrik secara percuma seperti tidak pernah mematikan lampu saat keluar dari kamar mandi, menghidupkan TV sepanjang hari padahal kita dalam keadaan tertidur pulas, menggunakan AC dan kipas bersamaan.Â
Tanpa disadari kita berkontribusi dalam peningkatan permintaan pasokan listrik yang dimana kita tau penyumbang pasokan listrik terbanyak di Indonesia sendiri adalah PLTU ( Pembangkit Listrik Tenaga Uap ) dengan penggunaan kapasitas hingga 49,67%,Â
dan kita ketahui PLTU menggunakan batu bara sebagai bahan bakar yang pastinya menyumbangkan karbon dioksida atau CO2 ke atfosmer bumi dalam jumlah yang besar, hal ini membuat pastinya membuat keadaan gas rumah kaca akan semakin menebal dan memperparah pemanasan global.Â