Mohon tunggu...
Bartolomeus Bryan Marcellino
Bartolomeus Bryan Marcellino Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Airlangga

Penulis Muda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Semangat Mudaku dalam Menyelamatkan Bumi dari Pemanasan Global

6 Juli 2022   00:56 Diperbarui: 6 Juli 2022   01:00 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Semangat Mudaku dalam Menyelamatkan Bumi dari Pemanasan Global

Keadaan yang ada saat ini telah menunjukkan betapa buruknya kondisi bumi kita. Berdasarkan dari data World Meteorological Organization ( WMO ), mulai dari tahun 1990 hingga sekarang, konsentrasi emisi CO2 dan gas lainnya di atmosfer bumi meningkat secara terus menerus. 

Tidak sampai disitu, bahkan menurut NOAA Climate.gov jumlah gas di atfoster yang awalnya dengan rata-rata kisaran 200 -- 250 ppm ( parts per million ), melunjak naik hingga titik tertinggi yaitu 400 ppm selama 800.000 tahun terakhir  Bahkan fakta lainnya yaitu bahwa tahun 2019 kemarin telah menjadi tahun terpanas kedua sepanjang sejarah.

Tentu saja manusia akan merasakan dampaknya jika keadaan bumi terus menerus memburuk. Mulai dari iklim yang makin tidak menentu mengakibatkan munculnya berbagai varian penyakit baik menular maupun tidak menular, matinya berbagai spesies hewan dan tumbuhan yang menjadi pasokan manusia, 

mencairnya kutub utara yang meningkatan volume laut yang dapat menenggelamkan banyak pulau termasuk Pulau Jawa, cuaca yang tidak menentu menggagalkan berbagai hasil panen, dan dampak lainnya.

Keadaan ini akan diperparah jika kita melihat keadaan bahwasannya kurangnya informasi dan rendahnya SDM yang ada, membuat pelaksanaan realisasi menghidupkan bumi tempat kita hidup dan menginjakkan kaki semakin jauh dari kata sempurna. 

Banyak manusia yang cenderung mengabaikan hal sepele seperti penggunaan listrik yang boros dan sembarangan, penerbangan dan pengundulan hutan liar demi kepentingan pribadi, penggunaan pupuk kimia dalam pertanian dan sebagainya.

 Tentu hal ini perlu dihentikan demi menjaga bumi yang kita cintai. Berbagai tindakan yang dapat dilakukan manusia untuk menahan atau bahkan mengurangi dampak pemanasan global.

Yang pertama, mengurangi atau menghemat penggunaan listrik. Arti hemat dan pengurangan disini bisa bermakna " tidak boros " yang artinya kita manusia  harus dapat bijak dalam menggunakan listrik. Sering sekali manusia menggunakan listrik secara percuma seperti tidak pernah mematikan lampu saat keluar dari kamar mandi, menghidupkan TV sepanjang hari padahal kita dalam keadaan tertidur pulas, menggunakan AC dan kipas bersamaan. 

Tanpa disadari kita berkontribusi dalam peningkatan permintaan pasokan listrik yang dimana kita tau penyumbang pasokan listrik terbanyak di Indonesia sendiri adalah PLTU ( Pembangkit Listrik Tenaga Uap ) dengan penggunaan kapasitas hingga 49,67%, 

dan kita ketahui PLTU menggunakan batu bara sebagai bahan bakar yang pastinya menyumbangkan karbon dioksida atau CO2 ke atfosmer bumi dalam jumlah yang besar, hal ini membuat pastinya membuat keadaan gas rumah kaca akan semakin menebal dan memperparah pemanasan global. 

Jadi, dapat disimpulakn bahwa menghemat listrik bukan berarti tidak menggunakan listrik, tetapi bijak dalam menggunakan listrik. Kita masih dapat menggunakan listrik dengan normal dan sesuai kebutuhan kita, dengan kuncinya adalah " dengan bijak ". 

Langkah kedua adalah reuse, reduce, dan recycle. Reuse berarti menggunakan kembali, reduce, berarti mengurangi dan recycle adalah mendaur ulang. Prinsip ini membuat kita semakin mencintai lingkungan dan mengurangi penggunaan barang baru yang bersifat merusak lingkungan seperti plastik dan lainnya. 

Jika kita terlalu menggunakan barang baru, maka akan terjadi penumpukan barang yang akhir dari barang tersebut adalah pembakaran yang dimana kita tahu pembakaran akan menghasilkan gas yang dapat mempertebal gas rumah kaca dan berakhir dengan peningkatan suhu bumi.

Langkah ketiga adalah menggunakan transportasi umum atau sepeda. Selain mencegah kemacetan, penggunaan transportasi umum dan sepeda juga dapat membantu kita mengurangi berbagai gas pemicu penebalan gas rumah kaca, karena kita ketahui bahwa sendiri gas buangan dari kendaraan berupa karbon monoksida, oksida nitrogen, sulfur, dan berbagai senyawa hidrokarbon. 

Menggunakan transportasi umum dan sepeda menghemat penggunaan energi tak terbarukan sehingga lebih ramah lingkungan.

Langkah yang terakhir adalah langkah yang mendasar dan terpenting, yaitu meningkatkan rasa kepedulian. Cara apapun kita lakukan jika tidak didasari dengan kepedulian maka hasilnya tidak akan sempurna. 

Untuk menjaga bumi yang kita gunakan bersama, maka diperlukan juga usaha bersama sehingga kepedulianlah kunci dari keberhasilan dalam menekankan pemanasan global ini. Dunia ini tidak akan habis dengan orang-orang pintar, tapi sering sekali kekurangan orang yang peduli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun