Mohon tunggu...
Bart Mohamad
Bart Mohamad Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang 'backpacker' yang berkelana di bumi Eropa

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kota Lisbon yang Semakin Dilupakan

27 Januari 2012   18:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:22 2304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_166732" align="aligncenter" width="640" caption="King Jose Statute di hadapan Praca de Commersio Lisbon (Foto: BM)"][/caption] Dari kota Faro dengan nuansa Mediteranea, perjalanan dilanjutkan ke ibu kota Portugal yaitu Lisbon. Perjalanan dengan kereta api memakan waktu sekitar 3 jam melintasi tanah gersang. Jika memandang keluar dari jendela kereta hanya terlihat hamparan tanah berbatu dan pohon-pohon kecil. Banyak juga pepohonan zaitun yang sedang berbuah lebat tetapi permandangan diluar jendela sangat membosankan. Kata 'jendela' juga berasal dari kata Portugis yang ditulis 'jenela'. Tiket kereta api saya tertulis 'jenela' yang berarti kursi saya di tepi jendela. Tidak ada apa yang bisa dilakukan selama 3 jam diatas kereta, hanya mendengar lagu-lagu dari i-pod nano dan selainnya hanya memandang kosong ke luar jendela. Setelah 3 jam, kereta api bergerak laju mendekati kota Lisbon. Dari jauh sudah tampak kota yang berbukit dan jembatan gantung berwarna merah yang dikenal sebagi Jembatan 25 de Abril. Kereta api dari Faro melalui jembatan ini menyeberang Sungai Tagus memasuki kota Lisbon. Jembatan gantung sepanjang 2.27 km ini memiliki dua fungsi yaitu sebagai jalan kereta api dan juga untuk penggunaan kendaraan yang lain. Meskipun jembatan telah mulai digunakan sejak tahun 1966 tetapi jalan kereta api ditambahkan pada tahun 1999 bagian bawah jembatan yang sedia ada. Kereta api berakhir di Stasiun Oriente tetapi saya berhenti di Stasiun Entrecompas di pusat kota karena hotel yang saya pesan tidak jauh dari stasiun Entrecompas. Saat menginjakkan kaki di kota Lisbon saya dapat merasakan kelainan dari segi tata kota ini. Amat berbeda dengan kota lain di Eropa. Tidak banyak wisatawan dari luar Eropa yang saya temui. Hanya penduduk lokal dan wisatawan dari negara Eropa yang lain. Wajah-wajah Asia dan Afrika sangat asing dikota ini. Kadang-kadang saya berpikir mengapa kota secantik Lisbon tidak mendapat perhatian wisatawan Asia? Mungkin kota Lisbon terletak terlalu ke Barat menyebabkan ia keluar dari jalur kota wisata Eropa yang lain. Kebanyakan agen tur di Indonesia dan Malaysia hanya menawarkan paket wisata untuk ke beberapa negara Eropa saja. Tujuan Eropa yang populer adalah 4 negara yaitu Inggris, Perancis, Belanda dan Belgia. Ketika saya mengujungi Brussel baru-baru ini saya bertemu dengan 2 buah bus yang membawa wisatawan dari Indonesia. Rute biasa mereka adalah udara dari Jakarta ke London dan kemudian ke Paris, Brussel dan terus ke Amsterdam. Dari Amsterdam pulang ke Jakarta. Ada juga yang menawarkan paket yang lebih mahal dengan mamasukan Swiss dan Italy. Tetapi jarang paket wisata yang memasukan Lisbon sebagai tujuan utama. Oleh itu sangat sulit menemukan warga Asia di Lisbon dibandingkan kota lain seperti Barcelona, London dan Paris. Transporatsi umum di Lisbon mengintegrasikan layanan metro dan Carris (bas, tram dan elevators). Tiket 24 jam hanya berharga € 3.75 dan dapat digunakan tanpa batas disemua layanan Carris dan Metro. Periode 24 jam dihitung mulai dari kali pertama tiket itu digunakan. Harga tiket ini lumayan murah jika dibandingkan dengan kota Eropa yang lain. Oleh karena bentuk muka bumi Lisbon yang berbukit, maka tersedia layanan elevator. Elevator yang terkenal adalah Santa Justa Elevador yang terletak ditengah-tengah kota Lisbon. Bentuknya seakan-akan Eiffel Tower dan menggunakan besi baja sepenuhnya. Sebenarnya elevator ini di direkebentuk oleh siswa Gustav Eiffel yang mulai digunakan pada tahun 1902. Saya sangat tertarik dengan tram di kota Lisbon yang masih mempertahankan fitur-fitur asli. Tram pertama kali diperkenalkan di kota ini pada tahun 1873. Walaupunpun nampak tua, ia begitu kuat naik dan menuruni rute yang berbukit-bukit. Permandangan yang jarang Anda lihat dikota-kota Eropa yang lain. [caption id="attachment_166733" align="aligncenter" width="512" caption="Dari puncak Praça Marques de Pombal (Foto: BM)"]

1327686990379434138
1327686990379434138
[/caption] Terlalu banyak tempat menarik dikota Lisbon dan wisatawan membutuhkan setidaknya 3 sampai 4 hari untuk menikmati kota tua ini. Selain itu, stamina yang kuat juga harus ada karena kota ini yang berbukit membutuhkan energi yang banyak. Salah satu atraksi turis di atas puncak bukit adalah Parque Eduardo VIII. Nama ini diambil sempena nama Raja Inggris King Edward ke VII ketika kunjungan beliau ke Portugal pada tahun 1903. Anda dapat melihat Marques de Pombal dan Samudra Atlantik dari puncak bukit itu. Ada layanan metro kesini dari pusat kota dan Anda harus berhenti di stasium Marques de Pombal dan kemudian berjalan mendaki puncak ini dengan taman-taman yang cantik disepanjang jalan. Satu lagi tempat yang perlu dikunjungi adalah Feira da Ladra atau dikenal Pasar Perampok atau Thieves Market di daerah Alfama. Pasar ini disebut pasar para perampok karena kebanyakkanya barang yang dijual adalah hasil rampokan. Pasar ini telah ada sejak abad ke 12 dan lokasinya bersebelahan dengan Igreja de São Vicente de Fora berwarna putih dan Anda bisa melihat permandangan Sungai Tagus yang membiru dari sini. Dikatakan suatu waktu dulu tempat ini adalah pasar para perampok menjual hasil rampokan mereka tetapi sekarang ia adalah pasar legal menjual barang bekas yang terkenal. Ia beroperasi setiap hari Selasa dan Sabtu. Barang yang dijual adalah berbagai termasuk CD, VCD, barang palsu, antik, t-shirt, keramik, barang listrik dan bermacam-macam lagi. Tempat ini menjadi tujuan populer untuk pemburu barang antik. Saya membeli sehelai shaf klub sepakbola ternama Portugal yaitu Benfica dengan harga 5 Euro dan beberapa rantai kunci untuk sevounir. Layanan tram No 28 tersedia untuk para wisatawan yang bisa dinaiki dari stasiun Cais Sodre. Tidak jauh dari Feira de Ladra adalah Castelo de Sao Jorge yang juga terletak di puncak bukit di daerah Alfama. Kota ini pernah ditaklukkan oleh tentara Muslim terutama bangsa Barbar dan Arab dari Afrika Utara dan Timur Tengah pada 711. Ini berarti Islam bukan saja pernah berkuasa di selatan Portugal yaitu di daerah Argarve di Faro tetapi juga sampai ke bagian tengah. Masih ada arkeologi peradaban Islam dikota ini dan sejarahnya di pamerkan di dalam museum di dalam kota ini. Pada saat itu ada banyak masjid didirikan di kota Lisbon. Pemerintahan Islam bertahan sampai tahun 1108 dan kemudian kota ini ditawan oleh tentara Norwegia. Nama-nama yang bercirikan Arab masih ada di Lisbon. Misalnya, Alfama yang berarti Al-Hamma. Ketika saya mengantri untuk membeli tiket untuk memasuki kota ini, satu pasangan bule asyik memperhatikan saya. Saya pikir mereka mungkin aneh melihat saya orang Asia yang memang jarang ditemukan di kota Lisbon. Seolah-oleh orang Asia terlihat esotik untuk mereka. Setelah memasuki kota itu, saya betemu lagi dengan pasangan bule itu lalu si pria itu menyapa saya dengan kata 'Selamat Siang!'. Lalu saya terpikir bagaimana bule Jakarta bisa tersesat di Lisbon. Pasangan itu berasal dari Prancis dan memiliki bisnis diving dan snokerling di Menado. Mereka berdua sangat kenal dengan fitur orang Asia Tenggara dan dari awal sudah menebak saya orang Melayu yang mungkin dari Malaysia atau Indonesia. Tebakan beliau memang benar dan kami ngobrol sebentar dan ia bercerita tentang bisnis dan beliau datang ke Lisbon untuk liburan. Beliau mengajak saya datang ke Menado. Harap-harap saya bisa snokerling gratis di Bunaken Island yang dikatakan antara tercantik didunia. Kami hanya sempat bebicara sebentar dan kemudian membawa diri masing-masing untuk menikmati kota bersejarah ini. Kota ini masih kokoh seperti dulu dan ada sebagian dari benteng ini dapat di naiki oleh wisatawan. Dari pada benteng ini akan jelas kelihatan Samudra Atlantik disebelah selatan dan kota Lisbon yang berbukit-bukit di sebelah utara. Kota ini memang startegik dalam menghadapi musuh yang datang menyerang dari arah laut dan juga darat. [caption id="attachment_166734" align="aligncenter" width="512" caption="Castelo de Sao Jorge di Alfama (Foto: BM)"]
132768711651863634
132768711651863634
[/caption] Kemudian saya melanjutkan perjalanan di kota ini dengan tram ke tepi Sungai Tagus dengan melalui jalan-jalan sempit dan permandangan indah disepanjang perjalanan termasuk Jembatan 25 de Abril. Tujuan berikutnya adalah Belem dan Discoveries Monument. Belem adalah sebuah benteng yang dibangun pada tahun 1515 untuk mempertahankan kota Lisbon dari serangan musuh. Kini Belem diakui sebagai Unesco World Heritage Site. Sebelah Belem terletak Discoveries Monument yang dibangun pada tahun 1960 sempena memperingati 500 tahun kematian King Henry the Navigator. Aktivitas penjelajahan mendapat dukungan besar ketika pemeritahan King Henry. Tugu-tugu seperti King Manuel I, Poet Luis Camoes, Vasco de Gama, Magellan dan beberapa tokoh terkenal Portugis juga mengisi sebagian monument ini. Saya juga sempat mejejaki sebuah dataran kecil yang dibangun khusus untuk memperingati bekas jajahan Portugis yaitu Melaka. Dataran ini di beri nama Placa de Malaca terletak tidak jauh dari Discoveries Monument. Saya harus berjalan kaki hampir setengah kilometer untuk sampai ke sini. Sebenarnya terlalu banyak hal menarik yang bisa dilihat dikota Lisbon yang memiliki sejarah panjang. Kota ini pernah dijajah oleh orang-orang Roman, kemudian menjadi sebagian wilayah Islam dan berada dipuncak kegemilangan di zaman pertengahan melalui ekspedisi penjajahan dan perdagangan di timur dan barat. Kini, kota ini semakin dilupakan dan kalah bersaing dengan kota Eropa lainnya seperti London, Paris dan Roma. [caption id="attachment_166735" align="aligncenter" width="512" caption="Bendera kota Lisbon dan bendera Portugal di Castelo de Sao Jorge (Foto: BM)"]
1327687164756343944
1327687164756343944
[/caption] [caption id="attachment_166736" align="aligncenter" width="512" caption="Feira de Ladra (Pasar Perampok) bersebelahan Igreja São Vicente de Fora (Foto: BM)"]
132768722344938335
132768722344938335
[/caption] [caption id="attachment_166737" align="aligncenter" width="336" caption="Santa Justa Elevator di kota Lisbon (Foto: BM)"]
1327687345767906073
1327687345767906073
[/caption] [caption id="attachment_166739" align="aligncenter" width="512" caption="Tram mendaki bikit di Lisbon (Foto: BM)"]
1327687414371507245
1327687414371507245
[/caption] [caption id="attachment_166740" align="aligncenter" width="512" caption="Peninggalan Empayar Islam di Lisbon (Foto: BM)"]
1327687463722789637
1327687463722789637
[/caption] [caption id="attachment_166741" align="aligncenter" width="512" caption="Praca de Malaca di Lisbon (Foto: BM)"]
13276875151143413288
13276875151143413288
[/caption] [caption id="attachment_166743" align="aligncenter" width="512" caption="Kedatangan Portugis ke Melaka seawal 1509 dan menjajah pada 1511 (Foto: BM)"]
1327687562118155898
1327687562118155898
[/caption] [caption id="attachment_166744" align="aligncenter" width="512" caption="Castelo de São Jorge (Foto: BM)"]
1327687631311468584
1327687631311468584
[/caption] [caption id="attachment_166745" align="aligncenter" width="336" caption="Dari jendela Castelo de Sao Jorge yang mempunyai fitur Islam (Foto: BM)"]
13276877121921779109
13276877121921779109
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun