Mohon tunggu...
Bart Mohamad
Bart Mohamad Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang 'backpacker' yang berkelana di bumi Eropa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Portugis Bangsa Imperialis yang Hampir Bangkrut

8 Agustus 2011   22:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:58 6263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_127734" align="aligncenter" width="640" caption="Bendera Portugal berkibar megah di Eduardo VII Park (Foto: BM)"][/caption] Portugis sebuah bangsa imperialis yang berhasil di awal abad ke 15 dan 16 dengan menaklukkan beberapa negara di Afrika, Amerika Selatan dan Asia. Ketika itu Portugal dianggap antara negara kuat di Eropa dengan menguasai jalan perdagangan ke timur. Portugal yang terletak di Semenanjung Iberia telah melakukan ekspedisi penaklukan seawal tahun 1415 dan negara-negara di Asia Tenggara mulai terasa kehadiran imperialis Portugis sejak tahun 1498 di Calicut, India. Vasco Da Gama adalah tokoh yang paling bertanggung jawab dalam misi penaklukan di timur dan tidak heran tokoh ini menjadi orang yang terkenal di Portugal sampai ke hari ini. Ada banyak nama tempat dan jembatan menggunakan nama Vasco Da Gama. Portugis telah menjadi Goa di India sebagai basis untuk usaha penaklukan ke Asia Tenggara. Melaka yang ketika itu menjadi pusat perdagangan rempah yang penting telah jatuh ke tangan tentara Portugis yang dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque pada tahun 1511. Kemudian Portugis melanjutkan misi penaklukan ke kepualuan rempah di Maluku pada tahun 1512 dan Ambon pada tahun 1514 dan seterusnya ke Macau. Efek penaklukan ini masih ada dalam bentuk monumen, budaya dan bahasa. Untuk menyambut 500 tahun kesuksesan misi penaklukan oleh bangsa Portugis, sebuah monumen yang disebut Discoveries Monument telah didirikan di tepi Sungai Tagus di Lisbon. Baru-baru ini saya berkesempatan bepergian ke Portugal dimulai daerah paling selatan yaitu Algarve kemudian ke ibu kota Lisbon dan seterusnya ke Porto di utara. Perjalanan yang memakan waktu selama 8 hari ini banyak memberikan pengalaman yang berharga dan memahami citra masyarakat lokal. Perjalanan dengan kereta dari Faro di wilayah Argarve ke Lisbon saya dapat melihat tanah yang gersang dan berbatu disepanjang perjalanan. Portugal adalah sebuah negara yang tidak subur untuk pertanian dan mungkin itu adalah antara alasan mereka menjajah negara yang subur. Selain melihat jejak-jejak sejarah bangsa di negara imperialis ini Portugal adalah antara negara Eropa yang patut dikunjungi. Kota Lisbon adalah kota yang menarik dan dia terdaftar sebagai 'Europe's most underrated city'. Lisbon bukan menjadi tujuan populer untuk kebanyakan wisatawan asing karena masalah 'connecting flight' dan kurang promosi. Jika dibandingkan dengan Barcelona di Spanyol, Lisbon berada di kelas yang tersendiri dan lebih unik. [caption id="attachment_127735" align="aligncenter" width="640" caption="Lisbon merupakan pelabuhan penting di Lautan Atlantik (Foto: BM)"][/caption] Kota Lisbon yang terletak di pesisir Laut Atlantik merupakan kota terbesar di Portugal dengan populasi penduduknya hampir 3 juta jiwa. Berjalan-jalan di kota Lisbon, kita akan dapat melihat berbagai monumen besar dan hebat didirikan. Semuanya untuk mengenang kejayaan masa silam kehebatan bangsa Portugis. Itu hanya nostalgia lampau tetapi sekarang ekonomi Portugal berada pada tingkat kritikal sama seperti yang di alami oleh Republik Irlandia, Greece, Spanyol dan Italia. Pada bulan April yang lalu, Portugal telah meminjam 80 miliar Euro dari IMF dan Uni Eropa untuk menangani krisis ekonomi yang mereka hadapi. Ketika kunjungan saya ke sana, saya dapat merasakan kondisi ekonomi negara yang tidak menentu. Ternyata kegemilangan masa lalu bukan ukuran untuk kemakmuran masa kini. Setelah mereka kehilangan kekuasaan atas Brasil pada tahun 1822 dan kemudian Mozambik dan Angola pada tahun 1890 peran bangsa Portugis sebagai bangsa penjajah di Eropa semakin dilupakan. Terakhir pada tahun 1999, koloni Portugal di Asia yaitu Macau telah diserahkan kembali kepada China. Sejak itu pengaruh Portugal terus tenggelam di arena internasional meskipun sejarah pernah mencatat bangsa ini adalah bangsa yang paling berhasil di Eropa suatu waktu dahulu. Ada beberapa hal positif yang dapat saya perhatikan pada masyarakat Portugis. Meraka adalah masyarakat yang ramah dan senang membantu para wisatawan meskipun mereka tidak fasih berbahasa Inggris. Sistem pendidikan di Portugal selain Portugis sebagai bahasa resmi, sekolah-sekolah mewajibkan pelajar mengambil bahasa Perancis atau bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Oleh itu, jika kita bertemu dengan orang yang mengambil bahasa Perancis sebagai bahasa kedua, maka agak sulit untuk berkomunikasi. Selain itu, biaya hidup di kota Lisbon lebih murah dibandingkan kota-kota lain di Eropa Barat. Jika dibandingkan dengan Barcelona, ​​harga barang di Lisbon jauh lebih murah dan terjangkau. Tranportasi umum dan akomodasi seperti hotel dan hostel juga relatif murah. Cukup dengan 10 euro untuk makan dan minum untuk satu hari di Lisbon. Kota tua ini masih mempertahankan tram lama dan melalui wilayah yang berbukit-bukit. Kota Lisbon terletak dikawasan yang berbukit-bukit dan adalah mustahil untuk wisatawan untuk berjalalan kaki dari satu tempat ke satu tempat. Oleh karena transportasi umumnya efisien maka wisatawan dapat menggunakan layanan tram atau metro untuk setiap tujuan. Sebenarnya, 3 hari tidak cukup untuk menikmati kota Lisbon. Ada banyak tempat menarik yang bisa dikujungi di Lisbon. Discoveries Monument antara tempat yang patut di kunjungi dan tidak jauh dari situ ada jembatan yang dinamakan 25 de Abril Bridge yang hampir sama dengan Golden Bridge di San Francisco. Di seberang sungai Tagus terdekat jembatan ini terdapat patung Christ the King yang hampir sama dengan Christ the Redemmer di Rio de Jeneiro, Brasil. Tempat lain yang menjadi atraksi pengujung adalah Alfama, Castello de Sao Jorge, Alcantara, Bairro Alto, Belem dan Statue of King Jose I di Placa do Comercio. Saya akan menceritakan tempat-tempat menarik ini di artikel berikutnya. [caption id="attachment_127736" align="aligncenter" width="640" caption="Discoveries Monument di tebing Sungai Tagus (Foto: BM)"][/caption] [caption id="attachment_127737" align="aligncenter" width="640" caption="25 de Abril Bridge melintang Sungai Tagus (Foto: BM)"][/caption] [caption id="attachment_127738" align="aligncenter" width="640" caption="Lukisan procelain Vasco da Gama di Stasiun Metro (Foto: BM)"][/caption] [caption id="attachment_127739" align="aligncenter" width="640" caption="Kapal tradisonal di Sungai Targus (Foto: BM)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun