Mohon tunggu...
Barriq Faiz
Barriq Faiz Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Bagi seorang penyair, sajak sajaknya adalah kejujuran yang tulus :)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Titipan Rindu

24 Juni 2015   21:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:26 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terjatuh

Didalam dekapan ibu bumi yang merangkulku dengan kedua tanganya

Jubah merahku tak tampak lagi sinarnya, hanya robekan dan cabikan dari hati yang tak berteriak tak mengungkap

Dalam dekapan ibu bumi sepotong hati digenggam hingga tak terasa luka-luka hitam tanpa senyuman

Rindu akan dia yang mengalahkan geliat nafsu dan dosa dosa pada diri insan yang menguatkan iman

Rindu akan dia yang mengubahku hingga tak terhingga puji-puji kupanjatkan kepada Tuhan langit dan Sang Nabi

Tapi tak bisa kurajut asa dalam balutan rasa rindu

Malaikat langit pun tertunduk, menangis meratapi diri yang telah bersimbah luka dalam genggaman ibu bumi

Dalam dekapan ibu bumi sang pengembara tersenyum dalam luka selagi berkata “Hamba hanya bisa menitipkan rindu ini padamu Wahai cahaya”

Sang Malaikat langit pun mengangguk, mengiyakan permintaan sang pengembara.

Namun tak disangka raut wajah pemilik semesta alam menampak hingga bintang-bintang pun bersujud menghadapnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun