Mohon tunggu...
Barri Aryo
Barri Aryo Mohon Tunggu... Programmer - Data Engineering

Management Information System

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Durhaka kepada Orangtua: Memahami Konsekuensi dan Menemukan Solusi

3 Maret 2024   12:12 Diperbarui: 3 Maret 2024   12:22 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sering adanya konflik atau permasalahan dalam sebuah keluarga cukup menjadi  faktor serius. Konflik interpersonal dalam keluarga juga dapat menjadi pendorong utama sikap durhaka kepada orang tua. Konflik ini dapat berkembang karena berbagai alasan, termasuk ketidaksepahaman, perbedaan pendapat, atau ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah secara efektif. Anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang sering mengalami konflik cenderung lebih rentan terhadap perilaku durhaka.

  • Pengaruh Lingkungan Luar

    Pengaruh dari lingkungan luar, seperti teman sebaya, media sosial, atau budaya luar juga dapat menjadi faktor pendorong durhaka kepada orang tua. Anak-anak dan remaja seringkali terpapar pada nilai-nilai atau norma-norma yang bertentangan dengan otoritas orang tua mereka. Contohnya, tekanan dari teman sebaya untuk mengekspresikan sesuatu yang bertentangan terhadap aturan orang tuanya atau dengan melanggar aturan keluarga dapat memicu perilaku durhaka.

  • Permasalahan Psikologis dan Emosional

    Masalah psikologis atau emosional pada anak juga dapat menjadi faktor pendorong durhaka kepada orang tua. Anak yang mengalami stres, kecemasan, atau depresi mungkin menggunakan perilaku durhaka sebagai cara untuk mengungkapkan ketidakmampuannya dalam mengelola emosi atau untuk mencari perhatian.

  • Untuk mengatasi masalah durhaka kepada orang tua, penting untuk memahami akar penyebabnya. Komunikasi yang terbuka dan empati dari kedua belah pihak diperlukan untuk memecahkan konflik yang mungkin muncul. 

    Orang tua perlu mendengarkan dan memahami perspektif anak-anak mereka, sementara anak-anak perlu menghargai pengalaman dan otoritas orang tua Komunikasi yang baik dapat membantu memperbaiki hubungan, meningkatkan saling pengertian, dan menyelesaikan konflik dengan cara yang produktif. Selain itu, Pendidikan tentang pentingnya menghormati orang tua juga perlu diperkuat di berbagai tingkatan, baik di rumah, di sekolah, maupun di Masyarakat.

    Dengan menyadari faktor-faktor pendorong dan dampak dari fenomena durhaka kepada orang tua, serta mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi masalah ini, diharapkan hubungan antara orang tua dan anak dapat menjadi lebih harmonis dan sehat secara emosional.

    Durhaka kepada orang tua merupakan fenomena yang cukup kompleks dengan dampak yang signifikan terhadap hubungan antara generasi dalam keluarga. Memahami faktor-faktor pendorong durhaka kepada orang tua adalah langkah awal yang penting dalam mengatasi masalah ini.  Dengan mengakui akar masalah yang terjadi, kita dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif, baik di tingkat individu maupun masyarakat. 

    Upaya-upaya seperti meningkatkan komunikasi dalam keluarga, memperkuat nilai-nilai keluarga yang positif, dan menyediakan dukungan psikologis bagi anak-anak yang membutuhkan adalah beberapa contoh langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi fenomena durhaka kepada orang tua.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun