Oleh: Syamsul Yakin dan Barokah Meilany Putri
Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah JakartaÂ
Retorika mengatakan bahwa berbagai situasi dan kondisi mempengaruhi komunikasi verbal dan nonverbal. Pertama, perhatikan kepada siapa komunikator berbicara. Kedua, tujuan komunikator mengirim pesan (untuk tujuan apa ), ketiga, situasi di mana komunikator berbicara (dalam situasi apa ), dan keempat, konteks yang dibicarakan.Â
Kelima, komunikator artinya memberi komunikan ke mana (ke mana jalan). Keenam, komunikator menggunakan media apa, apakah itu konvensional, tradisional, atau baru (di mana media). Ketujuh, di mana proses komunikasi berlangsung, atau bahkan di mana acara itu berlangsung.
Komunikasi nonverbal dapat dibagi menjadi dua kategori berdasarkan media yang digunakan. Pertama, orang dapat berbicara satu sama lain secara langsung. Dalam tatap muka komunikasi , mereka dapat menggunakan ekspresi tubuh sebagai pengganti bicara. Begitu juga, kontak mata, seperti melotot, memejamkan mata, memutar ke kiri dan ke kanan, dan mengerlingkan mata, memiliki fungsi masing-masing sebagai pengganti komunikasi verbal tetapi tetap dapat dipahami.
Komunikasi nonverbal juga dapat menggunakan interaksi tubuh, baik bahasa tubuh maupun gerak tubuh. Dalam hal ini, bahasa tubuh adalah bahasa yang menggunakan gerakan anggota tubuh untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan. Gerakan tubuh adalah bahasa tubuh yang berbeda yang digunakan dalam proses komunikasi. Gerakan tubuh terjadi tanpa disadari dan tanpa diinginkan, namun tidak dapat dikontrol.
Kedua, komunikasi virtual, yang dilakukan melalui internet, atau tatap maya. Komunikasi virtual hampir sama dengan komunikasi tatap muka saat media sosial berkembang. Komunikasi bold, sebagai lawan dari komunikasi tatap muka, telah menjadi istilah baru untuk komunikasi tatap muka.
Dalam tatap komunikasi maya, komentar di room chat dapat digunakan untuk mengirim dan menerima pesan. Misalnya, orang yang mengirim dan menerima pesan dapat menggunakan emoticon yang ada pada keyboard, seperti koma, tanda hubung, dan tanda kurung. Komunikasi tatap maya berbasis visual, misalnya, akan dapat dipelajari lebih lanjut.
Komunikasi maya dianggap memiliki kelebihan daripada komunikasi tatap muka. Misalnya, tingkat kesalahan diminimalkan dan kemudian diperbaiki ketika terjadi kesalahan. Komunikasi tatap maya dapat dilihat berulang-ulang dan lebih mudah dipahami. Seseorang dapat dengan mudah mengungkapkan emosinya, seperti marah, bahagia, sedih, terkejut, dan lain-lain, selama komunikasi tatap maya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H