Mohon tunggu...
Very Barus
Very Barus Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Writer, Traveler, Runner, Photo/Videographer, Animal Lover

Mantan jurnalis yang masih cinta dengan dunia tulis menulis. Sudah menelurkan 7 buah buku. Suka traveling dan Mendaki Gunung dan hal-hal yang berbau petualangan. sejak 2021 menyukai dunia lari di usia setengah abad. target bisa Full Marathon. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan, maka berjalannya sejauh mana kaki melangkah. Kamu akan menemukan banyak hal yang membuat pikiran dan wawasanmu berbicara. Saya juga suka mengabadikan perjalan saya lewat visual. Anda bisa menyaksikannya di channel Youtube pribadi saya (www.youtube.com/verybarus). Saya menulis random, apa yang ingin saya tulis maka saya akan menulis. Tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ketika Para Oknum Ada Dimana-Mana

9 Agustus 2024   10:39 Diperbarui: 9 Agustus 2024   10:39 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

              Pasti kamu pernah dong mendengar kata "Oknum"? biasanya kata Oknum sering dipakai jika terjadi sesuatu kejadian yang mencoreng nama baik disebuah instansi, di Perusahaan, Lembaga, Agama, Kelompok, Grup atau apa saja yang bersinggungan dengan kelakuan tidak baik si oknum. Kenapa dijuluki si Okum? Karena orang-orang yang ada disekitarnya tidak mau ikut tercoreng nama baiknya akibat ulah si oknum tersebut. Jadi intinya, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata oknum adalah orang atau anasir (dengan arti yang kurang baik).

              Pengalaman saya ini masih berhubungan dengan oknum-oknum tersebut yang membuat saya sangat trauma berurusan dengan sebuah instasi yang erat hubungannya dengan slogan "Mengayomi Masyarakat"

Kejadiannya begini,

Waktu itu, saya kena tilang saat berada di kota Bandung. Meski saya dan teman mengendarai sepeda motor tanpa melanggar rambu-rambu. Tapi emang dasar apes, kami terjebak saat ada Razia. Ketika diberhentikan polisi, saya menyerahkan SIM dan STNK dengan tanpa ada rasa bersalah. Eh, setelah diperiksa bapak Polisi, ternyata SIM C saya sudah mati sejak bulan November 2023. Jujur, saya kaget banget kalau SIM saya sudah mati. Karena, saya paling anti memiliki sesuatu tanda bukti diri yangs udah matia tau kadaluarsa. Dan, sebelum jatuh tempo biasanya saya sudah membuat reminder di kalender atau di note hape saya agar segera memberbaharui yang sudah hampir expired. Tapi, kali ini saya kecolongan beberapa bulan.

              Sekembalinya dari Bandung, keesokan harinya saya langsung ke SAMSAT untuk memperpanjang SIM A & C (kebetulan keduanya mati berbarengan). Karena saya juga belum tahu syarat memperpanjang SIM di SAMSAT berjalan. Saya mendatangi SAMSAT berjalan alias yang ngurus perpanjang SiM. Ketika menghadap petugas, si petugas langsung meminta SIM A &C saya. Dia melihat dan bilang,

"Ini sudah jatuh tempo 5 bulan. Jadi harus buat SIM baru."

"Bisa dibuat disini?"

"Nggak bisa. Harus ke Polres. Tapi, kami bisa bantu kalau mau."

"Bantu gimana maksudnya?"

"Bantu ngurusinnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun